RajaDaud memahami karunia ini, sehingga dengan penuh pengharapan ia berkata, "Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati." (Mzm 119:34) Karunia pengertian memberikan kedalaman pengertian akan Kitab Suci, kehidupan rahmat, pertumbuhan dalam sakramen-sakramen, dan juga kejelasan akan
KATA PENGANTAR Segala Puja dan Puji bagi Allah swt, Tuhan semesta alam, atas limpahan rahmat, hidayat, karunia, serta inayah-Nya kepada semua makhluk tanpa ada perbedaan. Shalawat serta salam semoga senantiasa dicurahkan kepada Rasul pilihan, Nabi besar Muhammad saw, berkat perjuangan beliau menenggelamkan kegelapan demi menumbuhkan pancaran Ilahi, sehingga kedamaian cinta dan kasih sayang dapat tersebar keseluruh penjuru dunia. Selain itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada segenap pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih secara khusus kepada 1. Bapak Dr. Bustamin, selaku ketua Jurusan Tafsir-Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Rifqi Muhammad Fathi, Selaku Sekretaris Jurusan Tafsir-Hadis Fakultas Ushuluddin Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibunda Ali Sibromalisi. yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan ketelitian, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik penulis berharap mendapatkan keberkahan dari ilmu yang telah diberikan beliau kepada penulis amin. 4. Bapak Eva Nugraha Selaku dosen penasehat Akademik yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi. 5. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ushuluddin yang telah mencurahkan ilmunya kepada penulis yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu namun tidak mengurangi hormat penulis kepada beliau. iii 6. Segenap keluarga, ibu Dimroh serta ayah H. Muhammad Nur, kakak-kakak tercinta dan kedua adik penulis Nurlela dan Ahmad Fitroh yang selalu menghibur penulis dan menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. keponakan-keponakan yang selalu menghibur dengan canda tawa sehingga penulis selalu merasakan ketenangan dan kebahagiaan, meskipun tidak penulis sebutkan namanya satu persatu namun tidak mengurangi rasa cinta dan sayang penulis kepada mereka,. 8. Kawan-kawan seperjuangan THB Itoh zalianty, nenenk, B’dah el-sarkam, andre.., U’vah, Layli, Venti, Faizah, K’fai, Ghoffar, Salman, Asep, Labib, Haris, Alvin, fitroh, Amar, syarif, Rosyid, teman-teman KKS 08 Sie, Mba’ lel, Ika, Eka, Ainul, Sensi, Indra2, Zulfan, Asif, Syahru, Aqiq, Rudi. Walaupun skripsi ini telah mendapat dukungan serta bimbingan yang cukup banyak dari berbagai pihak, namun kekurangan tidak mustahil masih akan ditemukan. Penulis secara pribadi bertanggungjawab sepenuhnya terhadap segala kekurangan itu semua. Demikianlah ucapan terima kasih penulis sampaikan teriring do’a “Jazakumullah ahsanal Jaza’. Semoga Allah memberikan ganjaran yang setimpal atas segal amal baiknya. Jakarta, 1, juni 2010 Penulis Lili nurlia iv DAFTAR ISI Kata Pengantar .............................................................................................. i Daftar Isi ........................................................................................................ iii Pedoman Transliterasi................................................................................... vii BAB I BAB II PENDAHULUAN........................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 6 C. Kajian Pustaka ......................................................................... 6 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7 E. Metodologi Penelitian ............................................................. 7 F. Sistematika Penulisan .............................................................. 8 SEKILAS TENTANG TAFSIR IBNU KATSIR DAN SURAT AL-MULK A. Tafsir Ibnu Katsir .............. ..................................................... 10 1. Riwayat hidup Ibn Katsir ................................................ 10 2. Karakteristik Tafsir Ibn Katsir......................................... 11 a. Metodologi Tafsir Ibn Katsir.................................... 11 b. Corak Tafsir Ibn Katsir ............................................ 13 c. Sistematika Tafsir Ibn Katsir .................................. 13 d. Sumber Tafsir Ibn Katsir ......................................... 13 Karya-karya Ibn Katsir ................................................... 15 B. Sekilas Surat al-Mulk ............................................................. 16 3. v BAB III. 1. Nama-nama Lain dari Surat al-Mulk................................ 16 2. Jumlah Ayat...................................................................... 16 3. Makiyah/Madaniah .......................................................... 16 4. Tujuan Sûrat al-Mulk....................................................... 21 RIWAYAT DALAM SURAT AL-MULK DAN TAKHRIJNYA A. Keutamaan Sûrat al-Mulk Menurut Pendapat Ulama dan Takhrij .................................................................................. 25 B. Riwayat-riwayat dan Takhrijnya .......................................... 35 1. Derajat Kesahihan Sanad Hadis ........................................ 35 a. Hadis I . ...................................................................... 35 b. Hadis II ...................................................................... 42 c. Hadis III ..................................................................... 44 d. Hadis IV ..................................................................... 48 e. Hadis V ....................................................................... 51 f. Hadis VI ..................................................................... 53 g. Hadis VII ................................................................... 58 2. Hikmah Adanya Fado’il .................................................... 66 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ...................... ..................................................... 69 B. Saran-saran ............................................................................ 69 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... . 71 LAMPIRAN-LAMPIRAN SKEMA................................................. ............ 74 vi PEDOMAN TRANSLITERASI Huruf Arab ‫ا‬ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ث‬ ‫ج‬ ‫ح‬ ‫خ‬ Huruf Latin B T Ts J H Kh Keterangan Tidak dilambangkan be te Te dan es je h dengan garis bawah Ka dan ha ‫د‬ D de ‫ذ‬ Dz De dan zet ‫ر‬ R er ‫ز‬ Z zet ‫س‬ S es ‫ش‬ Sy Es dan ye ‫ص‬ S es dengan garis di bawah ‫ض‬ D de dengan garis di bawah ‫ط‬ T te dengan garis di bawah ‫ظ‬ Z zet dengan garis di bawah ‫ع‬ koma terbalik di atas hadap kanan ‫غ‬ Gh Ge dan ha ‫ف‬ F ef ‫ق‬ Q ki ‫ك‬ K ka ‫ل‬ L el ‫م‬ M em ‫ن‬ N en ‫و‬ W we ‫هـ‬ H ha ‫ء‬ ' apostrof ‫ي‬ Y ye vii Vokal Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monofrog atau vokal rangkap diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan __َ__ A fathah -ِ- I kasrah __ُ__ U dammah Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan ‫__َ__ ي‬ Ai a dan i ‫__َ__ و‬ Au a dan u Vokal panjang Ketentuan alih aksara vokal panjang madd, yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan ‫ــَﺎ‬ Â a dengan topi di atas ْ‫ـِـﻲ‬ Î i dengan topi di atas ْ‫ـُـﻮ‬ Û u dengan topi di atas viii Kata sandang Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu ‫ال‬, dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyyah maupun qamariyyah. Contoh al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad-dîwân. Untuk pedoman transliterasi, yang digunakan adalah pedoman transliterasi CeQDa tahun 2007. ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah swt menurunkan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan menyampaikan jalan termudah dan terbaik untuk menuntun kehidupan manusia. Ayat-ayatnya memberikan kabar gembira bagi umat Islam bahwa sesunguhnya Islam mudah diterapkan, al-Qur’an berisi nasihat yang sangat jelas untuk segala zaman dan budaya. Namun demikian, masih terdapat orang-orang yang mengacu pada sumber-sumber yang tidak dapat diandalkan, tidak memilih al-Qur’an, membuat mereka salah memahami bahwa Islam adalah agama yang sulit. Alasan utama dari sikap mereka tersebut adalah pengetahuan mereka yang tidak lengkap tentang Islam. 1 Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi manusia dari jalan kesesatan kepada jalan yang terang, jalan itu adalah jalan yang diperintahkan Allah kepada manusia 2 Pernyataan al-Qur’an di atas bersifat jelas, tegas dan umum. Sifat umum petunjuk al-Qur’an tidak dikaitkan dengan kondisi, keadaan ataupun pada bidang tertentu. Sebab petunjuk al-Qur’an berlaku dalam semua keadaan, waktu, tempat, dan dalam semua bidang, baik akidah, akhlak, ekonomi, politik, budaya, maupun sosial. Tegasnya, al-Qur’an adalah petunjuk terbaik bagi manusia, dalam segala gerak dan diamnya petunjuk terbaik ialah petunjuk yang paling lurus, sempurna, agung, adil, dan sesuai dengan segala kehidupan manusia untuk kepentingannya 1 Harun Yahya, .Memilih al-Qur’an Sebagai Pembimbing SurabayaRisalah Gusti , 2004, cet, 2 QS Al-Isra, 179, hal. 425. 1 2 di dunia dan di akhirat. Di dalam bidang akidah, petunjuk al-Qur’an merupakan yang paling bermanfaat dan terbaik untuk menghidupkan, mengembangkan, dan menyembuhkan jiwa manusia. Akidah yang dicanangkannya, antara lain, memberikan kekuatan bagi jiwa manusia, sehingga manusia tidak merasa derajatnya lebih rendah ketika berhadapan dengan manusia. 3 Bahwa manusia di ciptakan Allah dari sari pati tanah yang kemudian melalui berbagai proses jadilah berbentuk manusia yang di mata Allah sama. 4 Pada orang-orang yang menjalankan ajaran Islam sebenarnya nampak pancaran keimanan dari wajahnya, di samping itu ia bersikap tenang, tentram, dan tidak menunjukkan kegelisahan dalam dirinya, sebaliknya akan terlihat wajah orang yang tidak menjalankan ajaran Islam sesungguhnya dengan wajah yang resah karena hatinya tidak tentram dan selalu menunjukan sikap tidak puas dengan nikmat yang telah di berikan oleh Allah. Dalam kehidupan di dunia ini pasti kita menemukan ciri kedua orang tersebut. Kemudian kita dapat merasakan betapa manisnya jika ketenangan dan ketentraman jiwa itu dapat dimiliki sebaliknya betapa gelisahnya jika kegoncangan jiwa itu menempuh kehidupan umat Islam, kedamaian dan ketentraman jiwa itu lebih bermakna dari segala-galanya. Untuk mencapai tingkat kedamaian jiwa itu hanya Islam yang mampu membimbing manusia 5 . Kedamaian dan ketentraman jiwa itu akan membuat diri umat Islam tenang dalam beribadah kepada Allah karena dengan sering mengingat Allah, 3 Abd Rahman Dahlan,Kaidah-kaidah Penafsiran Al-qur’an Bandung Mizan,1998, 4 2945, hal. 635. 5 Muhammad Isa Selamat. Penawar Jiwa dan Pikiran JakartaKalam Mulia, 2001, cet, 3 membaca ayat al-Qur’an hati umat Islam menjadi tentram dan merasakan kedamaian dalam menjalani kehidupan ini QS. Ar-Ra’ad, 1328, Setiap manusia terlahir dan tumbuh dewasa karena kehendak Allah dan membutuhkan perlindungannya pada setiap tahap kehidupannya. Allah adalah satu-satunya pelindung, penuntun dan penyokong hidup manusia. Dialah yang maha hidup, pencipta segalanya, Allah pencipta alam semesta dan seluruh makhluk, yang bernyawa dan tidak bernyawa, telah menurunkan al-Qur’an sebagai rahmat bagi umat manusia. Namun sejumlah orang membuat beragam alasan untuk dapat hidup tanpa nilai-nilai al-Qur’an. Salah satunya adalah pemikiran yang salah bahwa nilai moral Islam akan membatasi cara hidup yang mereka jalani. Ini adalah tipu daya belaka, karena masyarakat tidak mengikuti nilai moral dalam al-Qur’an akan menemui penderitaan besar, kesulitan, serta pengekangan, sedangkan nilai-nilai moral al-Qur’an memberikan kehidupan yang penuh ketenangan, kedamaian, dan keamanan. Satu-satunya patokan seorang muslim menyandarkan hidupnya adalah al-Qur’an dan sunah Rasulullah saw. maka mereka menaati dengan cermat perintah-perintah Allah, hanya takut pada Allah, hanya meminta pertolongannya dan tidak pernah merasa takut, panik ataupun menderita hingga akhir hidupnya. Mereka tidak takut disalahkan oleh siapa pun ketika menghadapi kejadian yang tidak diinginkan, mereka selalu bertindak mengikuti al-Qur’an dan sunnah Rasulullah saw. Mereka selalu menunjukkan akhlak yang sama, baik disaat sulit dan menghadapi masalah, ataupun mereka mendapat limpahan rahmat karena mereka sadar bahwa hanya Allah yang mengaruniakan rahmat ataupun keterbatasan pada mereka, karena 4 Allah mengetahui apa yang terbaik bagi hambanya dan hambanya sadar bahwa Allah memberikan kesulitan agar manusia menjadi lebih baik. 7 Al-Qur’an adalah penawar bagi orang-orang muslim dan bagi orang yang tidak beriman seperti di kuping mereka ada sumbatan oleh karena itu mereka tidak mendengarkan. 8 Al-Quran mempersembahkan fakta-fakta tertentu dan juga banyak hal termasuk juga informasi paling akurat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw, karena itu mereka mengambil al-Quran dan as-Sunnah sebagai tuntunan tunggal hidupnya berarti dituntun kepada rahmat Allah. Sifat al-Qur’an di jelaskan sebagai berikut ⌧ ☺ ☺ QS. Al-Isra’ 9 ⌧ “Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. Mereka menggunakan al-Qur’an serta cara hidup Rasulullah saw sebagai tuntunan hidup, memiliki gaya hidup yang jauh berbeda dengan orang yang tidak menggunakannya. Sebagai contoh, mereka tidak merasa putus asa, gelisah, kehilangan harapan, sedih, serta tidak merasa tersiksa ketika mendapat masalah ataupun panik ketika menghadapi keadaan yang tidak diinginkan, karena alQur’an dan sunnah Rasulullah selalu menuntun mereka setiap waktu. 9 6 Harun Yahya, Memilih al-Qur’an Sebagai Pembimbing SurabayaRisalah Gusti, 2004, cet, 7 QS. 4144, hal 779. 8 Harun Yahya, Memilih al-Qur’an Sebagai Pembimbing, 5 Al-Quran sebagai kitab suci adalah merupakan pegangan hidup untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat, juga sebagai sumber hukum Islam yang pokok dan pertama untuk dipelajari, dihayati dan diamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari. Ia pun merupakan sumber mata air dari syariat Islam, yang telah mengatur segala aspek kehidupan manusia, termasuk aspek sosial dan ekonomi. Berdasarkan hadis-hadis Rasulullah bahwa al-Qur’an itu banyak mempunyai keutamaan bagi siapa yang mempermahir, membaca dan mengamalkan isinya. Para ulama menjelaskan bahwa al-Qur’an itu mengandung banyak berkat dan khasiatnya bagi siapa saja yang menjadikannya sebagai aûrad setiap hari dan malam. Baik berkat dan khasiat sebagai ikhtiar rohani untuk urusan kemuliaan, pangkat dan kedudukan, kekebalan, kekuatan dan untuk pengobatan, urusan rezeki dan kekayaan, al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar dari sekian banyak mukjizat, supaya yang membacanya adalah ibadah dan mengingkarinya adalah kufur, maka perlu sekali al-Qur’an dijadikan sebagai bacaan setiap pagi dan malam sebagai aûrad, agar kurnia rezeki dan kekayaan yang berkat lantaran barokah dan khasiatnya yang besar 10 Di masyarakat mereka melazimkan membaca surat-surat tertentu di antaranya adalah surat Yâsĭn, Ar-Rahman, Al-Wāqiah, dan Al-Mulk kebiasaan tersebut dilandasi oleh riwayat-riwayat yang menjelaskan keutamaan dari surat tersebut dan mereka mempercayai akan keutamaan dari surat tersebut, dari sekian banyaknya keutamaan surat-surat yang ada dalam Al-Qur’an penulis tertarik 9 Umar Hasan, Amalan Murah Rezeki Kekayaan Kuala LumpurDarul Nu’man, 1996, cet,1. 6 untuk membahas keutamaan surat al-Mulk dari segi periwayatan sebagaimana masyarakat banyak ketahui mengenai keutamaan surat al-Mulk tersebut salah satu dari keutamaan surat al-Mulk yaitu meringankan dosa si mayat dan meringankan siksa kubur. Surat al-Mulk ini merupakan surat yang penuh barokah terbukti bahwa surat ini diawali dengan sebutan barokah, yaitu Tabārakalladzi. Surat ini terdiri dari 30 ayat, yang berisi 1313 huruf mengandung 335 kalimat. Dan di dalamnya terhimpun beberapa khasiat. Nabi saw mengamalkan surat ini bahwa Nabi tidak akan tidur sebelum membaca surat al-Mulk dan dianjurkan membaca surat al-Mulk saat melihat bulan sabit dan Nabi juga menganjurkan untuk membaca surat ini pada malam jum’at. Surat ini hendaknya dibaca siang maupun malam hari baik berada di rumah maupun dalam sedang bepergian. Yang lebih tertarik lagi bahwa surat ini mampu menyembuhkan orang yang sedang sakit gigi yaitu dengan membaca surat al-Mulk ayat 23 kemudian letakkan tangan di atas gigi yang sakit tersebut maka gigi tersebut akan sembuh. Khasiat surat al-Mulk tersebut bukan hanya bermanfaat untuk di dunia maupun di akhirat bahwa khasiat surat ini juga bermanfaat di alam barzakh, di hari kiamat serta bagi pengingkar, maupun bagi yang lemah latar belakang tafsir al-Qur’an al-Azim yang di susun oleh Ismail bin Umar bin Katsir ad-Dimasyki. Penulis mencoba membahasnya dalam bentuk skripsi yang berjudul Riwayat-Riwayat Keutamaan Surat al-Mulk Dalam Tafsir ”al-Qur’an al-Azim” B. Pembatasan dan perumusan masalah Mengkaji hadis-hadis yang terdapat dalam tafsir al-Qur’an al-Azim berarti tidak lepas dari pentakhrijan hadis-hadis yang terkandung di dalamnya, untuk 7 lebih mengarahkan, penulis perlu memberikan pembatasan masalah dalam penelitian, yaitu A. Melakukan pengkajian terhadap riwayat-riwayat yang berhubungan dengan keutamaan surat al-Mulk dalam tafsir al-Qur’an al-Azim yang disusun oleh Ibn Katsir dan penulis membahasnya dari segi tafsir yang kemudian penulis kaitkan dengan keadaan sekarang yang kenyataannya mereka melazimkan membaca surat al-Mulk sebagai bacaan rutinitas sehari-hari B. Takhrij hadis yang penulis teliti adalah dari segi sanad hadis. Namun penulis hanya melakukan pengkajian terhadap riwayat-riwayat yang berhubungan dengan keutamaan surat al-Mulk yang terdapat dalam tafsir tersebut. Dengan adanya pembatasan masalah tersebut, penulis mengarahkan pembahasan ini dengan rumusan masalah, Yang akan menjadi bahasan dalam skripsi ini adalah Bagaimana kualitas Hadis-Hadis Keutamaan Surat al-Mulk Dalam Tafsir al-Qur’an al-Azim. C. Kajian Pustaka Sampai sejauh ini setelah penulis melakukan penelitian di perpustakaan yang ada di lingkungan Universitas UIN Syarif Hidayatullah khususnya di fakultas Ushuluddin dan Filsafat penulis belum menemukan karya ilmiah yang mengkaji riwayat-riwayat keutamaan surat al-Mulk yang terdapat dalam tafsir alQur’an al-Azim, namun kali ini penulis mencoba melakukan pengkajian riwayat- 8 riwayat yang berkaitan bengan dengan keutamaan surat al-Mulk dan penulis akan melakukan pengkajian terhadap riwayat-riwayat tersebut. D. Tujuan dan manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini terdapat tiga macam, di antaranya adalah 1. Memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu [S1] pada jurusan Tafsir–Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Mengharapkan untuk mengetahui kekuatan riwayat-riwayat keutamaan dari surat al-Mulk yang terdapat dalam tafsir al-Qur’an al-Azim. 3. Memberikan sumbangsih kepada perpustakaan fakultas maupun umum Berbentuk karya ilmiah. E. Metodologi Penelitian 1. Metode Pengumpulan Data Dalam penulisan ini, penulis menggunakan penelitian kepustakaan library research yaitu mengumpulkan data-data yang memiliki relevansi dengan masalah yang dibahas, baik itu yang bersumber dari buku atau sumber tertulis lainnya dengan langkah-langkah penelitian kepustakaan seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Setelah data terkumpul kemudian penulis klasifikasi menjadi dua jenis sumber data yaitu a. Sumber data primer yang terdiri dari kitab tafsir, kitab tersebut adalah kitab tafsir al-Qur’an al-Azim karya Ismail bin Umar bin Katsir adDimasyki, 9 b. Sumber data sekunder yang terdiri dari buku dan tulisan lainnya yang memiliki relevansi dengan pokok masalah yang dikaji dalam penelitian ini 2. Metode Pembahasan Adapun metode pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif–analisis 12 , artinya pembahasan ini berupaya menggambarkan sedemikian rupa keutamaan surat al-Mulk, kemudian mengemukakan riwayatriwayat yang berkaitan dengan keutamaan surat al-Mulk, setelah itu baru mengkaji riwayat-riwayat keutamaan surat al-Mulk dalam tafsir tersebut. 3. Metode Penulisan Secara teknis, skripsi ini mengacu pada buku pedoman penulisan karya ilmiah; Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh Center For Quality Development and Accurance CEQDA Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. F. Sistematika penulisan Dalam menyusun karya ilmiah ini penulis menyusun sistematika sebagai berikut Bab pertama, berupa pendahuluan yang merangkap latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, kajian pustaka, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. 10 Penelitian deskriptif adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan gejala sosial, politik, ekonomi dan budaya. Dalam penelitian agama, penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala keagamaan. Lihat Sayuthi Ali, Metodologi Penelitian Agama Jakarta Rajawali Pers, 2002, hal. 22. sedangkan Metode Analitis adalah sebuah metode yang berusaha mengurai sesuatu dengan tepat dan terarah. Lihat Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Yogyakarta pus Penelitian deskriptif adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan gejala sosial, politik, ekonomi dan budaya. Dalam penelitian agama, penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala keagamaan. Lihat Sayuthi Ali, Metodologi Penelitian Agama Jakarta Rajawali Pers, 2002, hal. 22 10 Bab kedua, sekilas tentang biografi Tafsir Ibnu Katsir, sekilas surat alMulk, Jumlah ayat, makiyah atau madaniyah, nama-nama lain dari surat al-Mulk, tujuan surat al-Mulk. Bab ketiga, riwayat-riwayat keutamaan surat al-Mulk menurut pendapat ulama dan takhrij, riwayat dan takhrijnya, derajat kesahihan sanad hadis, hikmah adanya . Bab keempat, penutup yang di dalamnya terdapat kesimpulan dan saransaran. BAB II BIOGRAFI IBN KATSIR DAN SEKILAS TENTANG SURAT AL-MULK A. Ibn Katsir 1. Riwayat Hidup Pada masa kanak-kanak, Ibn Katsir dipanggil dengan sebutan Isma’il. Nama lengkapnya adalah ’Imad al-Din Abu al-Fida’ Isma’il ibn ’Amr Ibn Katsir ibn Zara al-Busyra al-Dimasqi. Ia lahir di desa Mijdal dalam wilayah BusraBasrah, tahun 701 h./1301 m. Ayahnya bernama al-Khotib Syihab al-Din Amr Ibn Katsir, beliau adalah pemuka agama dalam bidang fiqih. 1 Ibn Katsir berasal dari keluarga terhormat, ayahnya seorang ulama terkemuka di masanya, Syihab al-Din Abu Hafs Amr Ibn Katsir Ibnu Dhaw Ibn Zara al-Quraisy, pernah mendalami mazhab hanafi, kendatipun menganut mazhab Syafi’i setelah menjadi khotib di Basrah2. Dalam usia kanak-kanaknya ketika ayahnya meninggal beliau pergi ke Damasyik bersama saudaranya untuk belajar ke beberapa ulama di sana, di sanalah ia mulai belajar. Guru pertamanya adalah Bahr al-Din al-Farazi 660-729 h./1261-1328 m. tidak lama setelah itu ia mulai berada di bawah pengaruh Ibn Taimiyah w. 728 h./1328 m. Untuk jangka waktu cukup panjang, ia hidup di Suriah sebagai seorang yang sederhana dan tidak populer. Sebagian ulama menganggap beliau sebagai salah seorang murid Ibn Taimiyah yang paling setia 1 Nur Faizin Maswan, Tafsir Ibn Katsir, Membedah Khazanah Klasik, Yogyakarta Menara Kudus,2002, cet. Ke-1, 11 12 dan paling gigih mengikuti pandangan gurunya dalam masalah fiqih dan tafsir, sampai-sampai beliau mengidentikkan diri dengan gurunya dalam masalah talak tiga dengan satu lapaz. 3 Pada usia sebelas tahun, beliau menyelesaikan hafalan al-Qur’an, dilanjutkan memperdalam qira’at, dari studi tafsir dan ilmu tafsir dari Syaikh alIslam Ibn Taimiyah 661-728 h di samping ulama lain, metode penafsiran Ibn Taimiyah menjadi bahan acuan pada penulisan tafsir Ibn Katsir. Dalam bidang tafsir ia diangkat menjadi guru besar oleh gubernur Mankali Bugha di masjid Ummayah Selama hidupnya Ibn Katsir didampingi seorang istri yang dicintainya, bernama Zainab, putri al-Mizzi, salah seorang gurunya. Setelah mengarungi bahtera hidup yang panjang, dengan penuh perhatian yang besar dalam berbagai disiplin dunia keilmuan, akhirnya pada tanggal 26 sya’ban 744 h/ februari 1373 m. Ibn Katsir meninggal dunia di Damaskus dan dimakamkan di pemakaman sufi, di samping gurunya Ibn Taimiyah. 5 2. Karakteristik Tafsir Ibn Katsir a. Metodologi Tafsir Ibn Katsir Keberadaan metode analisis tahlili telah memberikan sumbangan yang sangat besar dalam melestarikan dan mengembangkan khazanah intelektual Islam khususnya dalam bidang tafsir al-Qur’an. Berkat metode inilah, maka lahirlah karya-karya tafsir yang besar, diantaranya kitab tafsir al-Tabari, tafsir Ruh alMa’ani, tafsir al-Maraghi dan lain-lain. Metode tafsir Ibn Katsir di pandang dari 3 Mahmud Basuni Faudah, Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Ensiklopedia Islam, Jakarta Pt Ichtiar Van Hoeve, 1994, 5 13 segi tafsirnya termasuk dalam kategori tahlili, suatu metode analisis yang menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu serta menerangkan maknamakna yang tercakup di dalamnya sesuai dengan keahlian dan kecendrungan mufasir yang menafsirkan ayat-ayat tersebut. 6 Ibn Katsir dalam metode penafsiran yang terbaik dalam mukadimah tafsirnya yaitu Jika ada orang yang menanyakan, bagaimana metode penafsiran yang terbaik, maka jawabannya adalah penafsiran al-Qur’an dengan al-Qur’an. Yang mujmal pada suatu ayat diuraikan maksudnya pada ayat lain. Apabila metode ini tidak dapat engkau lakukan, maka tafsirkanlah dengan al-sunnah, karena sunnah merupakan penjelasan al-Qur’an. 7 Dalam metode ini biasanya mufasir menguraikan makna yang terkandung dalam al-Qur’an ayat demi ayat dan surat demi surat sesuai dengan urutannya di dalam mushaf atau disebut juga tartib mushafi. 8 Uraian tersebut menyangkut berbagai aspek yang dikandung ayat yang ditafsirkan, seperti pengertian kosakata, konotasi kalimatnya, latar belakang turunnya ayat, kaitannya kolerasi dengan ayat-ayat lain, baik sebelum maupun sesudahnya munasabah, dan tidak ketinggalan pula pendapat-pendapat yang telah diberikan berkenaan dengan tafsiran ayat-ayat tersebut, baik yang disampaikan oleh nabi, sahabat, para tabi’in maupun ahli tafsir lainnya. 6 Nasiruddin Baidan, Metodologi Penafsiran al-Qur’an, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2000, 7 Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Adzim, BeirutDar al-Fikr, 1997, jilid 1, 8 Tartib mushafi yaitu menyusun ayat demi ayat, surat demi suat dimulai denagn surat alFatihah dan di akhiri dengan surat Nur Faizin Maswan, Kajian Deskriptif Ibn Katsir, Tafsir Yogyakarata Menara Kudus, 2002, 14 b. Corak tafsir Ibn Katsir Tafsir Ibn Katsir disepakati oleh para ahli termasuk dalam kategori tafsir al-Ma’tsur. Kategori atau corak ma’tsur yaitu penafsiran ayat dengan ayat, penafsiran ayat dengan hadis nabi yang menjelaskan makna sebagian ayat yang dirasakan sulit atau penafsiran dengan hasil ijtihad para sahabat, atau penafsiran ayat dengan hasil ijtihad para tabi’in. 9 a. Sistematika tafsir ibn katsir Sistematika yang ditempuh Ibn Katsir dalam tafsirnya yaitu, menafsirkan seluruh ayat-ayat al-Qur’an sesuai susunannya dalam mushaf al-Qur’an, ayat demi ayat dan surat demi surat, dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas. Maka, secara sistematis, tafsir ini menempuh tartib mushafi. b. Sumber Tafsir Ibn Katsir Secara garis besar sumber-sumbernya dapat dibagi dua, yakni 1 Sumber Riwayah Sumber ini antara lain meliputi al-Qur’an, Sunnah, pendapat sahabat, pendapat tabi’in. Sumber-sumber tersebut merupakan sumber primer dalam Ibn Katsir. Sebenarnya dapat dikatakan bahwa materi sumber ini berasal dari sumber kedua dirayah, karena walawpun Ibn Katsir hafiz dan muhadis yang mempunyai periwayatan hadis dan menguasai periwayat tentang hadis tafsir, dia cenderung mengutip riwayat-riwayat penafsiran dari kitab-kitab kodifikasi dari pada menyampaikan hasil periwayatannya. Namun, karena materi tersebut identik dengan riwayat, maka sumber-sumber tersebut adalah sumber riwayah. Sebagai 9 Abd al-Hayy al-Farmawi, Metode Tafsir al-Mawdhu’iy, Penterjemah Suryana. Jamrah, Jakarta Rajawali Pers, 1994, h,13 15 ulama Mutaakhirin yang sudah jauh rentang masanya dengan pemilik sumber riwayah adalah suatu sikap yang berhati-hati dan menjaga diri apabila dia merujukan riwayat tafsir dengan kitab kodifikasi, sekalipun menguasai periwayatan. 2 Sumber Dirayah Yang dimaksud dengan sumber dirayah adalah pendapat yang telah dikutip oleh Ibn Katsir dalam penafsirannya. Sumber ini selain dari kitab-kitab kodifikasi dari sumber riwayah juga kitab-kitab tafsir dan bidang selainnya dari para Mutaakhirin sebelum atau seangkatan dengannya. Terdapat pula pada sumber ini karya ulama Mutaqoddimin. Hal ini merupakan bukti keterbukaan Ibn Katsir terhadap karya-karya dari ulama muataakhirin yang berorientasi ra’yi. Maksudnya dia tidak membatasi pada kutipan karya tafsir ma’tsur saja, namun juga memasukkan pendapat para ulama tafsir yang lahir dari pengaruh perkembangan dan kemajuan perkembangan ilmu dalam Islam, namun tafsirnya lebih condong atau dominan ke dalam riwayat. 10 3 Karya-karyanya Ibn Katsir adalah sosok ulama yang terkenal. Kontribusi beliau dalam berbagai disiplin ilmu begitu besar, sehingga beliau dijuluki al-hafiz, hujjah almuhaddist, al-mu’arrikh, al-mufassir dan lain sebagainya. Hal ini dapat dilihat dari begitu banyaknya karya-karya beliau yang dijadikan referensi bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam bidang tafsir antara lain 10 abd Al-hayy al-Farmawi, Metode Tafsir 16 a Tafir al-Qur’an al-Azim, lebih dikenal dengan nama tafsir Ibn Katsir yang diterbitkan pertama kalinya di Kairo pada 1342 h./1923 m. b Fadail al-Qur’an, yang berisikan ringkasan sejarah al-Qur’an, kitab ini di terbitkan pada halaman akhir tafsir Ibn Katsir sebagai penyempurna. 11 Dalam bidang hadis antara lain a Kitab Jami al-Masanid wa al-Sunnah kitab penghimpun musnad dan assunnah. b Takhrij al-hadis Adillah al-Tanbih lî Ulum al-Hadits, dikenal dengan al-Bait al-Hadits. c Al-Kutub al-Sittah d Al-Takmilah fi Ma’rifat al-Sighot wa al-Duafa wa al-Mujahil, merupakan perpaduan dari kitab Tahdzib al-Kamal karya al-Mizzi dan Mizan al-I’tidal Karya al-Dzahabi, berisi riwayat perawi-perawi hadis, a Ikhtisar Ulum al-Hadis, merupakan ringkasan dari kitab Muqoddimah Ibn Salah h./1246 m. b Syarh Sahih al-Bukhari, merupakan kitab penjelasan terhadap hadis-hadis al-Bukhari. Dalam bidang sejarah antara lain a Al-Bidayah wa al-Nihayah, merupakan rujukan bagi sejarawan yang memaparkan berbagai peristiwa sejak awal penciptaan sampai peristiwaperistiwa yang terjadi pada tahun 768 H. 11 Nur Faizin Maswan, Kajian Deskriptif Ibn Katsir, Yogyakarta Menara Kudus, 2002, cet. Ke-1, 17 b Al-Kawakib al-Darari, cuplikan dari al-Bidayah wa al-Nihayah. c Manaqib al-Imam al-Syafi’i. d Tabaqah al-Syafi’iyyah. e Al-Fusul fi Sirat al-Rasul atau Sirah al-Nabawiyyah. B. Sekilas Tentang Surat Al-Mulk Surat al-Mulk adalah surat yang yang diturunkan setelah surat at-Tûr surat al-Mulk ini berjumlah 30 ayat, 1313 huruf, mengandung 335 kalimat. Surat ini termasuk ke dalam surat makiyyah, dalam mushaf sekarang surat ini ada pada nomer urut ke-67. Surat al-Mulk mempunyai beberapa nama diantaranya adalah Tabārak, al-Manjiyah, al-Mâni’ah, al-Mujâdalah, al-Wâqi’ah. Dalam al-Qur’an ada beberapa surat yang diawali dengan ungkapan Tabâraka yakni, dalam surat al-Furqân 25 dan al-Mulk 67. 12 Surat ini dinamakan surat al-Mulk karena isinya banyak meliputi tentang kerajaan yang hanya layak jadi milik Allah swt antara lain kebaikannya yang banyak, takdirnya yang menyeluruh dalam hidup dan mati, memberitahukan tentang berbagai perbuatan manusia, mendedahkan tentang kutukan, siksa Allah swt, menceritakan tentang penghancuran sebuah negeri berikut penduduknya tanpa membedakan manusia selaku hambanya, menghiasi alam semesta dengan berbagai keindahan, Maha mengalahkan musuh, Maha kasih sayang terhadap para hamba yang bertaqwa, memberi keamanan, murah sandang pangan, dan seorang 12 Rahmat Taufiq Hidayat, Khazanah Istilah al-Qur’an, Bandung Mizan,1999h,176 18 pun tidak mampu menolong atas siapa yang dimusuhinya, maupun memberi rizki pada siapa yang dicegahnya. Surat ini juga dinamakan sebagai surat Tabârak karena surat ini mengandung nilai keimanan. Surat ini diwahyukan di Makkah, yaitu kejadiannya berkisar di sekitar masalah penerimaan ajaran Islam dan penjelasan Theologinya. Surat ini ada hubungannya dengan surat sebelumnya yang mana pada ayat terakhirnya diberi contoh bagi orang-orang kafir mengenai adanya dua wanita yang ditakdirkan menjadi orang celaka dan dua wanita di takdirkan menjadi orang bahagia; kendati kedua wanita celaka itu berada di bawah pimpinan dua orang yang soleh dicontohkan kepada orang-orang mu’min dengan ’Aisyah binti Muzahim isri fir’aun dan Maryam binti Imron, ibu Nabi Isa al-masih kedua wanita ini ditakdirkan Allah swt jadi orang bahagia sekalipun kebanyakan kaumnya merupakan manusia kafir, dan kedua wanita tersebut hidup dalam suasana kekafiran. 13 Lantaran itulah maka pada bagian surat Tabârak ini Allah swt berfirman”Dia yang menjadikan mati dan hidup” 2 yang di maksud dengan mati dan hidup pada ayat tersebut menurut salah seorang ahli tafsir ialah, ’kafir’ dan ’iman’, mengingat dialah yang menciptakan dan menguasai segalanya. Salah satu bukti kekuasaanya adalah dia yang menciptakan hidup dan mati untuk menguji kamu, penyebutan kata mati dan hidup dari sekian banyak kodrat dan kuasa agaknya disebabkan karena dua hal ini merupakan bukti yang paling jelas tentang kuasanya dalam konteks manusia, hidup tidak dapat 13 Yusuf al-Badri, Sûrat Tabârak Pendinding Dari Siksa Kubur, Surabayapt. Bungkul Indah, 1994 cet, 1, 19 diwujudkan oleh selainnya dan mati tidak dapat ditampik oleh siapapun, ujian menyangkut hidup dan mati dipahami oleh sementara ulama dalam arti musibah kematian yang menimpa keluarga atau teman seseorang, demikian juga anugerah kehidupan serta kelahiran, merupakan bahan ujian Allah swt kepada manusia, apakah dia tabah dan sabar serta bersyukur dan berterima kasih. Ada juga yang memahaminya dalam arti”Allah swt menciptakan kematian untuk membangkitkan dan memberi kamu balasan dan menciptakan kehidupan untuk menguji kamu.” atau Allah swt menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu siapa yang lebih mempersiapkan diri menghadapi kematian, dan siapa yang lebih bergegas memenuhi ketaatan kepada Allah swt, Ibn Asyur memahami ayat di atas dalam arti Allah swt menciptakan kematian dan kehidupan agar kamu hidup lalu menguji kamu siapakah yang terbaik amalnya lalu kamu mati maka kamu diberi balasan sesuai dengan hasil ujian tersebut, oleh karena itu dalam ayat ini di dahului kata al-maut karena yang terpenting dari tujuan penggalan ayat ini adalah pembalasan. 14 Allah swt menciptakan pengalaman hidup dan mati dalam hidup ini, manusia dilemparkan ke dalam berbagai situasi agar ia bisa tersucikan dari segala pengaruh jahat. Cobaan atau bala adalah suatu ujian penting yang menggerakkan manusia, dengan ilmu dan pengetahuan menuju tingkatan kemurnian yang lebih tinggi. Ujian balwa adalah sarana manusia untuk menghilangkan hasrat dan pamrih yang ada antara dirinya dan sang pencipta. Ujian mengajari untuk hidup bebas, mengetahui anugerah hidup yang telah diberikan kepadanya. Amal-amal 14 Quraisy Shihab, Tafsir al-Misbah, Jakarta Lentera Hati, 2002 cet1 20 paling baik adalah yang dilakukan tanpa pamrih semuanya itu dilakukan sematamata dan secara tulus demi kepentingan Allah swt. Pengalaman kehidupan bermakna bila ada lawannya, pengalaman kematian. Pengalaman ini pasti dialami oleh setiap orang. Selain ada kematian lahiriah ada juga kehidupan dan kematian batiniyah. Ketika hati sudah mengeras, maka ia sama saja mati. Jika hati itu mengalir, maka sama saja ia hidup, kehidupan dan kematian sama- sama ada, baik secara inderawi maupun maknawi. 15 Surat Tabârak juga mempunyai hubungan yang erat dengan surat at-Talaq pada bagian akhir dari surat at-Talaq ini membicarakan tentang penciptaan tujuh lapis langit dan direntangkan oleh ayat-ayat permulaan surat tabārak yang juga membicarakan tentang penciptaan tujuh lapis langit. Adapun keterpisahan antara kedua surat tersebut oleh surat at-Tahrim disebabkan keberadaan surat at-Tahrim yang tampak bagai pelengkap surat at-Talaq. 16 Surat Tabârak adalah surat agung, merupakan surat yang isinya lebih besar dari yang dapat dihimpun, baik dari segi ukurannya maupun jumlah ayatayatnya. Dia seakan-akan anak panah yang mengarah pada sasaran jauh. Nyaris pada tiap-tiap anak panahnya mampu membuka tabir rahasia alam baru. Dari surat Tabârak ini terambillah fondasi gambaran masa depan umat Islam dari segi yang menentukan, paling penting sekali. Dialah surat yang mampu memberi ketetapan, kemantapan di hati manusia atas kekuasaaan mutlak dari yang maha kuasa Allah swt. Antara lain hakikat kekuasaannya yang abadi, hakikat pancaroba mati, hidup 15 Fadhlullah Haeri, Pelita al-Qur’an, Jakarta Ilmu Semesta, 2001 hal 172, 16 Jalaluddin as-Suyuthi, Asrar Tartibil Qur’an, JakartaPustaka Amani,1996 cet. 1, 21 yang berupakan permulaan bagi persiapan hari kebangkitan, hari pembalasan, hakikat keagungan, kesempurnaan sifat Allah swt. Hakikat ilmu batin, realita, hakikat tempat keluarnya rezeki, hakikat pemeliharaan Allah terhadap segenap makhluk serta hadirnya Allah swt. Dalam menyertai setiap makhluknya. Surat ini mengetengahkan tentang maha rajanya Allah swt. Berikut alam muluk dan alam malakutnya. Serta menetapkan akan layaknya Allah swt. Tuhan maha satu yang memiliki segala kerajaan, dan sifat-sifatnya penuh julukan raja. Diantara sifat layaknya bagi Allah swt. Bahwa di tangannyalah segala kerajaan, dia maha kuasa atas segala sesuatu. Segenap apa yang ada di langit, di bumi tidak bisa melemahkannya. Surat Tabârak adalah salah satu surat yang mendahulukan sebutan mati, selain surat al-Furqân. Sedang makhluk diumpamakan seperti kehidupan, dan di akhiri dengan ancaman kekuasaan mati atas manusia pembangkang, mereka yang suka mendurhakai perintah Allah swt. Mati merupakan kata-kata bagi manusia kebanyakan karena Dialah yang mencabut hidup, sekaligus mencabut segala atributnya dan kekuatannya. Juga mencabut rasa air yang darinya segala makhluk hidup tentu merasakan. Surat Tabârak mengemukakan berbagai kemajuan berfikir tentang hukum ketuhanan, baik dari aspek ketinggiannya, keagungannya, kegagahannya, maupun belas kasihnya. Demikian pula surat Tabârak mengajukan ilmunya akan adanya makhluk yang tercipta dari cahaya. Mereka itulah hamba-hamba yang di muliakan, senantiasa mematuhi tuhan mereka serta berbelas kasih terhadap orangorang mu’min mereka diutus untuk memantapkan serta menambahkan pandangan 22 indra, bersifat rahmat bagi orang-orang mu’min, dan sangat kasar, keras terhadap orang-orang kafir. Dalam surat Tabārak yang penuh barokah ini terdapat ayat hukum yang tarkandung di dalamnya, memang merupakan undang-undang Allah swt. Yang di perbolehkan bagi hamba-hambanya untuk di jalankan. Yaitu, ada dua hukum 1 Hukum bepergian belayar 2 Hukum mubah boleh, hukum hazhar haram. 17 Surat ini menurut Sayyid Qutub bertujuan menciptakan pandangan baru bagi masyarakat muslim tentang wujud dan hubungannya dengan tuhan pencipta wujud. Gambaran menyeluruh, melampaui alam bumi yang sempit dan ruang dunia yang terbatas menuju alam langit bahkan menuju alam akhirat. Menuju kepada makhluk lain selain manusia baik yang hidup di dunia seperti jin dan burung maupun di alam akhirat seperti neraka jahanam dan penjaga-penjaganya hingga mencapai alam-alam gaib yang berbeda dengan alam nyata yakni yang berkaitan dengan hati manusia dan perasaan demikian secara singkat Sayyid Quthub. Tema dan tujuan utama surat ini menurut Tabataba’i adalah penjelasan tentang ketercakupan segala sesuatu oleh rububiyyah pemeliharaan, pengendalian dan pengaturan Allah swt. Bertolak belakang dengan pandangan kaum musyrikin yang beranggapan bahwa setiap bagian dari alam raya ada Tuhan pengatur dan pengendalinya, apakah pengatur malaikat atau selainnya. Karena Tuhan menurut mereka hanya berfungsi sebagai Tuhannya segala Tuhan. Wewenang pengaturan 17 Yusuf Al-badri, Sŭrat Tabărak Pendinding dari Siksa Kubur, Surabayapt. Bungkul Indah, 1994 cet, 1, 23 telah beralih kepada Tuhan-Tuhan yang lain. Atas dasar tujuan itu, maka dalam surat ini disebut aneka nikmat Allah termasuk penciptaan dan pengaturan yang merupakan salah satu argumentasinya tentang rububah. Menurut al-Biqâ’i bahwa tujuan utama surat ini adalah ketundukan mutlak kepada Allah yang maha sempurna kekuasaannya. Namanya surat al-Mulk membuktikan hal tersebut karena kekuasaan mengantar kepada ketundukan, demikian juga namanya Tabāraka karena yang demikian itu halnya tentulah mantap dan berkesinambung keadaanya lagi melimpah anugerahnya yang kesemuanya mengantar kepada ketundukan. 18 Surat pertama ini membicarakan tentang tasawwur pandangan, pemikiran baru terhadap alam dan hubungannya dengan pencipta alam ini. Tasawwur yang luas dan komprehensif yang melampaui alam ardi yang sempit dan alam dunia yang terbatas, surat ini juga mengusik dan menggerakkan di dalam jiwa semua gambaran, watak, serta endapan-endapan yang beku, padam dan kolot dari pola pikir jahiliyyah dengan segala kotorannya. Juga membukakan jendela di sana-sini, menyapu debu-debu, serta melepaskan perasaan, pikiran dan pandangan untuk melihat dan memperhatikan alam semesta, lubuk dan relung jiwa, lapisanlapisan udara, sumber-sumber air, dan hal-hal yang tersembunyi dalam kegaiban. Jika demikian, niscaya dia akan melihat di sana ada tangan Allah swt yang berbuat. juga akan merasakan gerak alam semesta yang bersumber dari kekuasaan Allah swt. dia jiwa manusia akan kembali dari perjalannya disertai perasaan bahwa urusan ini sangat agung, dan lapangannya sangat luas. Kemudian dia 18 Quraisy Shihab, Tafsir al-Misbah, JakartaLentera Hati, 2002 24 19 Sayyid Qutub, Tafsir Zilalil Qur’an, JakartaGema Insani, 2004hal, 220 BAB III RIWAYAT DALAM SURAT AL-MULK DAN TAKHRIJNYA. A. Keutamaan Sûrat al-Mulk Menurut Pendapat Ulama dan Takhrij Hadis 1 ْ‫ﻋﻦ‬ َ ، ‫ﻋﻦْ َﻗ َﺘﺎ َد ٍة‬ َ ، ٌ‫ﺷﻌْﺒَﺔ‬ ُ ‫ﻦ‬ َ ‫ﺣ َﺪ َﺛ‬ َ ‫ل‬ َ ‫ ﻗَﺎ‬،‫ﺟﻌْ َﻔ ٍﺮ‬ َ ‫ﻦ‬ ُ ْ‫ﺤ َﻤ ٍﺪ َو ِاﺑ‬ َ ‫ج ِﺑﻦْ ُﻣ‬ ُ ‫ﺣﺠَﺎ‬ َ ‫ﺣ َﺪ َﺛﻨَﺎ‬ َ َ ‫ل َاﺣْ َﻤ ُﺪ‬ َ ‫ﻗَﺎ‬ ‫ن‬ ‫ ِا ﱠ‬ ‫ل‬ َ ‫ َﻗﺎ‬، ‫ﺳﱠﻠ َﻢ‬ َ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو‬ َ ‫ﷲ‬ ُ ‫ﻰا‬ ‫ﺻﻠ ﱠ‬ َ ‫ﺳﻮِْﻟﱠﻠ ِﻪ‬ ُ ‫ﻋﻦْ َر‬ َ ، ‫ﻋﻦْ َا ِﺑﻰ ُه َﺮﻳْ َﺮ َة‬ َ ، ‫ﺸ ِﻤﻰ‬ َ‫ﺠ‬ ُ ‫س اﻟ‬ ٍ ‫ﻋ ﱠﺒﺎ‬ َ ‫ﻚ‬ ُ ْ‫ك َاﱠﻟِﺬيْ ِﺑ َﻴ ِﺪ ِﻩ اَﻟ ُﻤﻠ‬ َ ‫ َﺗﺒَﺎ َر‬ ‫ﻏ ِﻔ َﺮ َﻟ ُﻪ‬ ُ ‫ﻰ‬ ‫ﺣ َِﺒﻬَﺎ ﺣَﺘ ﱠ‬ ِ ‫ﺷ َﻔ َﻌﺖْ ِﻟﺼَﺎ‬ َ ‫ﻦ ﺁ َﻳ َﺔ‬ َ ْ‫ﻼ ِﺛﻴ‬ َ ‫ﻰ اَﻟْ ُﻘﺮْﺁنِ َﺛ‬ ِ ‫ﺳﻮْ َر ًة ﻓ‬ ُ ”Ahmad berkata meriwayatkan Hajjaj bin Muhammad dan Ibnu Ja’far, keduanya berkata Syu’bah meriwayatkan, dari Qatadah dari Abbas al-Jusyami dari Abi Hurairah, bahwa Rasulullah saw, bersabda sesungguhnya dalam al-Qur’an ada satu surat, mengandung tiga puluh ayat yang dapat memberi bantuan pada seseorang, sehingga ia diampuni oleh Allah swt. yaitu surat Tabārak.” 1 Ibn Katsir menyebutkan bahwa hadis tersebut terdapat dalam a Kitab Ahmad ibn Hanbal, karya ahmad ibn hanbal, juz 3, hal 159. Dalam kitab Musnad Ahmad ibn Hanbal hadis tersebut dipaparkan dengan sanad dan matan yang sama, hanya penambahan perawi pada awal sanad yaitu perawi Abdullah dan ayahnya Ahmad ibn Hanbal, Hajjaj bin Muhammad di gantikan oleh ayahnya Abdullah Ahmad ibn Hanbal. 2 1 Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Azhim, Beirut Dar al-Kutub, h. 46. asy-Syaibani,al-Imam Ahmad bin Hanbal bin Jalal bin Asad. Al- Musnad Ahmad Ibn Hanbal, Beirut Dar al-Fikr 2 25 26 b Sunan Abî Daud, karya Abi Daud, juz 2, hal 59, dengan Dalam Sunan Abi Daud hadis tersebut dipaparkan dengan sanad dan matan yang sama, hanya penambahan perawi pada awal sanad saja yaitu perawi Umaru bin Marzuk sebagai ganti dari Muhammad bin Ja’far. 3 c Sunan at-Tirmidzi, karya at-Tirmizi, juz 4, hal 408, dengan Dalam Sunan at-Tirmizi tersebut dipaparkan dengan sanad dan matan yang sama, hanya penambahan perawi pada awal sanad saja yaitu perawi Muhammad bin Basyar sebagai ganti perawi Hajjaj bin Muhammad 4 . d Sunan Ibn Majah, karya ibn Majah, dengan bab Pahala Membaca alQur’an Dalam Sunan Ibn Majah tersebut dipaparkan dengan sanad dan matan yang sama, hanya penambahan perawi pada awal sanad saja yaitu Abu Bakar Bin Abi Syaibah sebagai ganti Hajjaj bin Muhammad, dan Abu Usamah sebagai ganti Muhammad bin Ja’far. 5 e Kitab al-Mustadrok ala as-Sahihaini, karya al-Hakim, dengan Dalam kitab al-Mustadrok hadis tersebut dipaparkan dengan sanad dan matan yang sama, hanya penambahan perawi pada awal sanad saja yaitu perawi Abu Walid Muhammad bin Ya’kub, Bakar bin Qutaibah al-Qodi sebagai ganti Hajjaj bin Muhammad, Abu Daud at-Toyalisi sebagai ganti Muhammad bin Ja’far, I’mron al-Qatan sebagai ganti Syu’bah. 6 3 Abu Daud Sulaiman bin Asy’ast, Sunan Abi Daud, KairoDar al-Hadis, h. 58. Abi Isa Muhammad bin Isa, Sunan at-Tirmidzi, BeirutDar al-Fikr, h. 75. 5 Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, BeirutDar al-Ihya al-Turast, h. 62. 6 al-Hakim, al-Mustadrok, BeirutDar al-Fikr, h. 59. 4 27 f Kitab an-Nasa’i fi al-Kubra, karya an-Nasa’i, juz 1, hal 496 kitab tafsir, bab surat al-Mulk dan hal 176 , Bab. Keutamaan surat al-Mulk. Dalam kitab an-Nasa’i fi al-Kubro ke-2 hadis tersebut dipaparkan dengan sanad dan matan yang sama, hanya terdapat penambahan perawi pada awal sanad saja yaitu perawi Ishak bin Ibrohim sebagai ganti Hajjaj bin Muhammad, dan Abi Usamah sebagai ganti Muhammad bin Ja’far. 7 g Kitab ad-Durr al-Mantsur, karya Jalaludin as-Suyuti, juz 8, Dalam kitab al-Durr al-Mantsur hadis tersebut dipaparkan dengan sanad dan matan yang sama, hanya terdapat penambahan perawi pada awal sanad saja yaitu perawi Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibn Majah sebagai ganti Hajjaj bin Muhammad, Ibn Daris sebagai ganti Muhammad bin Ja’far, al-Hakim sebagai ganti Syu’bah, Ibn Mardawaih sebagai ganti Qotadah, dan Baihaqi dalam kitab Syu’bul Iman sebagai ganti Abbas al-Jusyami 8 . Hadis II ْ‫ﻋﻦ‬ َ ،‫ﻦ‬ ٍ ْ‫ﻦ ِﻣﺴْ ِﻜﻴ‬ ِ ْ‫ﻼ ٍم ﺑ‬ َ‫ﺳ‬ َ ‫ﻖ‬ ٍ ْ‫ﻃ ِﺮﻳ‬ َ ْ‫ ِﻣﻦ‬، ْ‫ﺳﻲ‬ ِ ‫ﺿ َﻴﺎ ُء اﻟْ َﻤﻘْ ِﺪ‬ ِ ‫ﻆا‬ ً ‫ﺤﺎ ِﻓ‬ َ ْ‫ﻄﺒْ َﺮ ِﻧﻲ َواﻟ‬ َ ‫َِو َﻗﺪْ َر َوى اَﻟ‬ ‫ﺖ‬ ُ ْ‫ﺻﻤ‬ َ ‫ن ﺧَﺎ‬ ِ ‫ﻲ َاﻟْ ُﻘﺮْﺁ‬ ِْ ‫ﺳﻮْرَةٌ ﻓ‬ ُ ‫ﺳﱠﻠ َﻢ‬ َ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو‬ َ ‫ﷲ‬ ُ ‫ﺻﱠﻠﻰ ا‬ َ ‫ﷲ‬ ِ ‫لا‬ ُ ْ‫ﺳﻮ‬ َ ‫ل َر‬ َ ‫ َﻗﺎ‬، ‫ﺲ‬ ٍ ‫ﻋﻦْ َا َﻧ‬ َ ،‫ﺚ‬ ٍ ‫َﺛﺎ ِﺑ‬ ‫ﻚ‬ ُ ْ‫ك َاﱠﻟ ِﺬيْ ِﺑ َﻴ ِﺪ ِﻩ َاﻟْ ُﻤﻠ‬ َ ‫ ﺗَﺒَﺎ َر‬ ‫ﺠ ﱠﻨ َﺔ‬ َ ْ‫ﺧﻠْ َﺘ ُﻪ َاﻟ‬ َ ْ‫ﻰ َاد‬ ‫ﺣ ِﺒﻬَﺎ ﺣَﺘ ﱠ‬ ِ ‫ﻋﻦْ ﺻَﺎ‬ َ "Imam Ath-Thabrani dan al-Hafizh adh-Dhiya’ al-Maqdisi keduanya meriwayatkan dari jalan Salam bin Miskin dari Tsabit dari Anas, Rasulullah bersabda ada satu surat dalam al-Qur’an yang membela orang yang senantiasa mengamalkannya, sehingga ia dimasukkan surga."9 7 8 138. 9 an-Nasâ’î, Nasâ’î Fil Kubra, BeirutDar al-Fikr, h. 39 Abdurrahman Jalaluddin as-Suyuti, Tafsir ad-Dur al-Mansur, Beirut Dar al-Fikr, h. Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Azim,Beirut Dar al-Kutub, h. 59 28 Ibn katsir menyebutkan bahwa hadis tersebut terdapat dalam kitab a Kitab Mu’jam Ausath, karya at-Tabrani, juz 4, hal. 230 Dalam kitab Mu’jam Ausath hadis tersebut dipaparkan dengan sanad dan matan yang sama, hanya penambahan perawi pada awal saja yaitu perawi Sulaiman bin Daud bin Yahya sebagai ganti at-Tabrani, dan perawi Syaiban bin Furukh sebagai ganti al-Hafiz Diya’ al-Maqdisi. 10 b Kitab Majma az-Zawa’id, karya al-Haytsmi, juz 7, hal. 128 Dalam kitab Majma az-Zawa’id tidak menyebutkan perawi-perawi yang meriwayatkan hadis tersebut, namun Abu al-Haytsami pengarang kitab Majma azZawa’id tersebut memberikan penilaian bahwa at-Tabrani meriwayatkan hadis tersebut di dalam kitab Mu’jam Sagir dan Mu’jam Ausat, bahwa perawinya adalah Sahih. 11 c Kitab Mu’jam Saghir, karya at-Tabrani, juz 1, hal 176. Dalam kitab Mu’jam Saghir hadis tersebut dipaparkan dengan sanad dan matan yang sama, hanya penambahan pada awal sanad saja yaitu perawi Sulaiman bin Daud bin Yahya, dan Syaiban bin Furukh. 12 Hadis III ْ‫ﻋ َﻤ ُﺮو‬ ُ ‫ﻦ‬ ِ ْ‫ﻲ ﺑ‬ َ ْ‫ﺣ ﱠﺪ َﺛ َﻨﺎ َﻳﺤ‬ َ ،‫ب‬ ُ ‫ﺸ َﻮا ِر‬ ‫ﻦ َا ِﺑﻲْ اﻟ ﱠ‬ ِ ْ‫ﻚ ﺑ‬ ِ ْ‫ﻋﺒْ ِﺪ اﻟْ ُﻤﻠ‬ َ ‫ﻦ‬ ِ ْ‫ﺤ ﱠﻤ ُﺪ ﺑ‬ َ ‫ﺣ ﱠﺪ َﺛ َﻨﺎ ُﻣ‬ َ ْ‫ل اﻟْ ﱢﺘﺮْ ِﻣ ِﺬي‬ َ ‫ﻗَﺎ‬ ‫ﺾ‬ َ ْ‫ب َﺑﻌ‬ َ ‫ﺿ َﺮ‬ َ ‫ل‬ َ ‫ َﻗﺎ‬، ‫س‬ ٍ ‫ﻋ ﱠﺒﺎ‬ َ ‫ﻦ‬ ِ ْ‫ﻋﻦْ ِاﺑ‬ َ ، ‫ﺠﻮْ َزا ِء‬ َ ‫ﻋﻦْ َا ِﺑﻲْ اﻟ‬ َ ، ‫ﻋﻦْ َا ِﺑﻴْ ِﻪ‬ َ ، ‫ﻚ اﻟْ ُﻨﻜْ ِﺮي‬ ِ ‫ﻦ َﻣﺎِﻟ‬ ِ ْ‫ﺑ‬ ‫ﺐ َاﻧﱠ ُﻪ ﻗَﺒْﺮٌ َﻓﺎِذَا‬ ُ ‫ﺴ‬ َ ْ‫ َو ُه َﻮ ﻟَﺎ َﻳﺤ‬، ‫ﻋﻠَﻲ َﻗﺒْ ٍﺮ‬ َ ‫ﺟﺒَﺎ َُء ُﻩ‬ ِ ‫ﺳﱠﻠ َﻢ‬ َ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو‬ َ ‫ﷲ‬ ُ ‫ﻰا‬ ‫ﻲ ﺻَﻠ ﱠ‬ ‫ب اَﻟ ﱠﻨ ِﺒ ﱢ‬ ِ ‫َاﺻْﺤَﺎ‬ 10 at-Tabrani, Mu’jam al-Awsat, Kairo Dar al-Hadis, h. 61. al-Haytsami, Majma’ az-Zawaid, BeirutDar al-Fikr, h. 84. 12 ath-Thabrani, Mu’jam as-Sagir, BeirutDar al-Fikr, h. 79. 11 29 "Imam At-Tirmizi berkata, Muhammad bin Abdil Malik bin Abi Syawarib bercerita kepadaku, ia berkata telah menceritakan kepadaku Yahya bin Umar bin Malik an-Nukri dari ayahnya dari Abul Jauza dari Ibnu Abbas, berkatasuatu ketika di antara para sahabat Nabi ada yang memasang tendanya dia atas kuburan, sedang ia tidak tahu kalau itu kuburan. Tiba-tiba di dengar dari kuburan itu seseorang tengah membaca al-Qur’an surat al-Mulk sampai akhir ayat. Kemudian ia datang melapor pada Nabi saw, katanya ya Rasulullah?aku pasang kemahku di sebuah tanah sedang sangkaanku waktu itu tidak tahu bahwa itu kuburan. Setelah aku sadari tiba-tiba dari dalam situ seseorang sedang membaca surat Tabārak sampai khatam. Jawab Nabi saw itulah surat pendinding dan penyelamat yang menyelamatkannya dari siksa " Ibn Katsir menyebutkan bahwa hadis tersebut terdapat dalam kitab a Sunan at-Tirmizi, karya at-Tirmizi, juz 4, Dalam kitab Sunan at-Tirmizi hadis tersebut dipaparkan dengan sanad dan matan yang sama karena baik hadis yang terdapat dalam kitab tafsir Ibn Katsir maupun dalam sunan Tirmizi masing-masing telah ditakhrij oleh muhaqiq kitab Syarh at-Tirmizi Abdurrahman Muhammad Utsman. 14 b Kitab Dalail an-Nubuwah, karya al-Baihaqi, juz 7, hal 41. Dalam kitab Dalâil an-Nubuwah hadis tersebut dipaparkan dengan sanad dan matan yang sama, hanya terdapat penambahan perawi pada awal sanad saja 13 14 Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Azim,Beirût Dar al-Kutub, h. 77 Abi Isa Muhammad bin Isa, Sunan at-Tirmdizi, BeirûtDar al-Fikr, h. 127. 30 yaitu perawi Abu Sa’id al-Alani, Abu Ahmad bin Adi, dan Ali ibn Sa’id arRazi. 15 c Kitab Hadis Da’if Sunan at-Tirmidzi, karya at-Tirmidzi, juz 1, Dalam kitab hadis Da’if Sunan at-Tirmidzi hadis tersebut dipaparkan dengan sanad dan matan yang sama, hanya tidak mencantumkan perawi Muhammad bin Abdul Mâlik bin Abi Syawarib. 16 Hadis IV ،‫ﺟﺎ ِﺑ ٍﺮ‬ َ ْ‫ﻋﻦ‬ َ ، ‫ﻋﻦْ َا ِﺑﻲْ اﻟ ﱡﺰ َﺑﻴْ ِﺮ‬ َ ، ‫ﺳَﻠﻴْ ٍﻢ‬ ُ ْ‫ﻦ َا ِﺑﻲ‬ ِ ْ‫ﺚ ﺑ‬ ُ ْ‫ﻖ َﻟﻴ‬ ٍ ْ‫ﻃ ِﺮﻳ‬ َ ْ‫ﻀﺎ ِﻣﻦ‬ ً ْ‫ُﺛ ﱠﻢ َر َوى اﻟْ ِﺘﺮْ ِﻣ ِﺬي َاﻳ‬ ‫ك‬ َ ‫ َو ﺗَﺒَﺎ َر‬، ٌ‫ﻻ َﻳﻨَﺎ ُم ﺣَﺘﱠﻰ َﻳﻘْ َﺮ َء َاَﻟﻢْ َﺗﻨْ ِﺰﻳْﻞ‬ َ ‫ن‬ َ ‫ﺳﱠﻠ َﻢ آَﺎ‬ ِ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو‬ َ ‫ﺻﻠﱠﻰ‬ َ ‫ﷲ‬ ِ ‫لا‬ َ َْ‫ﺳﻮ‬ ُ ‫ن َر‬ ‫ِا ﱠ‬ .‫ﻚ‬ ُ ْ‫َاﻟﱠﺬِيْ َِﺑﻴ ِﺪ ِﻩ ِاﻟْ ُﻤﻠ‬ “At-Tirmidzi meriwayatkan dari jalan Lais bin Abi Salim, dari Abi Zubair, dari Jabir, sesungguhnya Rasulullah bersabda sesungguhnya Rasulullah tidak tidur hingga ia membaca surat asSajdah dan al-Mulk.” 17 Ibn Katsir menyebutkan bahwa hadis tersebut terdapat dalam kitab a Sunan at-Tirmidzi, karya at-Tirmidzi, juz 4, hal 408. Dalam kitab Sunan at-Tirmidzi hadis tersebut dipaparkan dengan sanad dan matan yang sama, hanya terdapat penambahan perawi pada awal sanad saja yaitu perawi Huraim bin Mis’ar Tirmidzi dan Fuda’il bin Iyad 18 . 15 Kitab 16 Abu Bakar Ahmad bin Husain al-Baihaqi, Dalâil al-Nubuwwah BeirutDar al- Muhammad Nasiruddin, Da’if Sunan at-Tirmidzi, Beirutal-Maktabah Islamicet. Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Azim,Beirut Dar al-Kutub 18 Abi Isa Muhammad bin Isa, Sunan at-Tirmidzi, BeirutDar al-Fikr 17 31 Hadis V .ٍ‫ﻦ ﺣَﺴَﻨَﺔ‬ َ ْ‫ﺴﺒْ ِﻌﻴ‬ َ ‫ن َِﺑ‬ ِ ‫ﺳﻮْرِةٌ ِﻓﻲْ َاﻟْ ُﻘﺮْﺁ‬ ُ ‫ن ُآﻞﱡ‬ ِ ‫ﻀﻠَﺎ‬ ِ ْ‫ َﻳﻔ‬‫س‬ ٍ ‫ﻃﺎ ُو‬ َ ْ‫ﻋﻦ‬ َ ”Huraim bin Mis’ar meriwayatkan,Fudail meriwayatkan dari Lais dari Tawus, ia berkata kedua surat ini surat as-sajdah dan surat al-mulk lebih utama tujuh puluh derajat dibandingkan dengan semua surat yang terdapat dalam al-Qur’an.” 19 Ibn Katsir menunjukan bahwa hadis tersebut terdapat dalam kitab hadis Da’if Sunan Abi Daud no 547-3068, namun setelah penulis telusuri dalam kitab tersebut penulis tidak menemukan hadis tersebut, namun penulis menemukan hadis tersebut terdapat dalam a Kitab Sunan at-Tirmidzi karya at-Tirmidzi, juz 4, Dalam sunan at-Tirmidzi tersebut dipaparkan dengan sanad dan matan yang sama, hanya terdapat penambahan perawi pada awal sanad saja yaitu perawi Huraim bin Mis’ar, Fuda’il bin Iyad, dan Lais bin Abi Sulaim 20 . Hadis VI ْ‫ﺳَﻠ َﻤ َﺔ ِﺑﻦ‬ َ ‫ﺣ ﱠﺪ َﺛ َﻨﺎ‬ َ ، ‫ﻷﺻْ َﺒﺎ َهﺎ ِﻧﻲ‬ َ ‫ف َا‬ ٍ ‫ﻋﱠﻠﺎ‬ َ ‫ﻦ‬ ِ ْ‫ﻦ ﺑ‬ ِ‫ﺴ‬ َ‫ﺤ‬ َ ْ‫ﻦ اﻟ‬ ِ ْ‫ﺤ ﱠﻤ ٍﺪ ﺑ‬ َ ‫ﺣ ﱠﺪ َﺛ َﻨﺎ ُﻣ‬ َ ْ‫ﻄﺒْ َﺮا ِﻧﻲ‬ َ ْ‫ل اﻟ‬ َ ‫َوﻗَﺎ‬ ‫ل‬ َ ‫س َﻗﺎ‬ ٍ ‫ﻋ ﱠﺒﺎ‬ َ ‫ﻦ‬ ِ ْ‫ﻋﻦْ ِاﺑ‬ َ ‫ﻋﻜْ ِﺮ َﻣ َﺔ‬ ِ ْ‫ﻋﻦ‬ َ ، ‫ﻋﻦْ َا ِﺑﻴْ ِﻪ‬ َ ‫ن‬ ُ ‫ﻦ َا َﺑﺎ‬ ِ ْ‫ﺤ َﻜ ُﻢ ﺑ‬ َ ‫ﻦ اﻟ‬ ِ ْ‫ﺣ َﺪ َﺛ َﻨﺎ ِإﺑْ َﺮا ِهﻴْ ُﻢ ﺑ‬ َ ،‫ﺐ‬ ٍ ْ‫ﺷ ِﺒﻴ‬ َ . ‫ﻲ‬ ِْ ‫ن ِﻣﻦْ أ ُﻣﱡﺘ‬ ٍ ‫ﺐ ُآﻞﱡ ِإ ﻧْﺴَﺎ‬ ٍ ْ‫ت َا ﱠﻧﻬَﺎ ِﻓﻲْ َﻗﻠ‬ ُ ْ‫ َﻟ َﻮ َدد‬ ‫ﷲ ﺻﱠﻠﻰ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬ ِ ‫لا‬ ُ ْ‫ﺳﻮ‬ ُ ‫ل َر‬ َ ‫ َﻗﺎ‬ ‫ﻚ‬ ُ ْ‫ك َاﱠﻟ ِﺬيْ ِﺑ َﻴ ِﺪ ِﻩ َﻟ ُﻤْﻠ‬ َ ‫ ﺗَﺒَﺎ َر‬ ْ‫َﻳﻌْ ِﻨﻲ‬ ”At-Tabrani berkata Muhammad bin Husein bin Allaf al-Ashbahani bercerita kepadaku, ia berkata Salamah bin Syabib telah bercerita kepadaku, ia berkata Ibrohim bin Hakam bercerita kepadaku dari Aban dari bapaknya dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, berkataRasulullah 19 20 Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Azim Beirût Dar al-Kutub Abi Isa Muhammad bin Isa, Sunan at-Tirmidzi, BeirûtDar al-Fikr 32 bersabda sesungguhnya aku senang jika sûrat ini berada dalam hati setiap umatku yaitu surat Tabārak.” 21 Ibn Katsir menyebutkan bahwa hadis tersebut dalam kitab a Kitab Mu’jam al-Kabîr, karya at-Tabrani, juz 11, hal 242. Dalam kitab Mu’jam al-Kabîir hadis tersebut dipaparkan dengan sanad dan matan yang sama, hanya hadis tersebut tidak menyebutkan perawi Muhammad bin Hasan bin ’Alaf al-Asbahani dan Salamah bin Syabib. 22 b Kitab Majma az-Zawa’id, karya al-Haytsami, juz 7, Dalam kitab Majma az-Zawa’id tidak disebutkan perawi-perawi yang meriwayatkan hadis tersebut, namun abu al-Haytsami penulis kitab Majma azZawa’id tersebut hanya memberikan penilaian, bahwa at-Tabrani meriwayatkan hadis tersebut dengan perawi Ibrahim bin Hakam bin Aban adalah da’if. 23 Hadis VII ْ‫ َأ ِﺑﻲ‬,‫ﻦ ِز َﻳﺎ ُد‬ ِ ْ‫ﻦ َﻧﺼْ ُﺮ ﺑ‬ ِ ْ‫ﺟ َﻤ ِﺔ َأﺣْ َﻤ ُﺪ ﺑ‬ َ ْ‫ ِﻓﻲْ َﺗﺮ‬, ‫ﺧﻴْ ِﻪ‬ ِ ‫ﺴﺎ ِآ ُﺮ ِﻓﻲْ َﺗﺎ ِر‬ َ‫ﻋ‬ َ ‫ﻦ‬ ِ ْ‫ﻆ ِاﺑ‬ ُ ‫ﺤﺎ ِﻓ‬ َ ‫َو َﻗﺪْ َر َوى اﻟ‬ ْ‫ﻋﻨْ ُﻬﻢ‬ َ ‫ي‬ َ ‫ﻦ ُر ِو‬ َ ْ‫ت اﱠﻟ ِﺬﻳ‬ ِ ‫ﺣ ُﺪ اﻟ ﱢﺜ َﻘَﺎ‬ َ ‫ َأ‬, ‫ اﻟ ُﻤﻘْ ِﺮئ ُاﻟ ﱠﺰا ِه ُﺪ اﻟ َﻔ ِﻘﻴْ ِﻪ‬,ْ‫ﺴﺎ ُﺑﻮْ ِري‬ َ ْ‫ﻲ اﻟ ﱠﻨﻴ‬ ‫ﺷﱢ‬ ِ ‫ﷲ اﻟ ُﻘ َﺮ‬ ِ ‫ﻋﺒْ ُﺪ ا‬ َ ‫ َو‬, ‫ﺧ َﺰﻳْ َﻤ ُﺔ‬ ُ ‫ﻦ‬ ِ ْ‫ي َوِاﺑ‬ ‫ﻋﻨْ ُﻪ اﻟ ﱢﺘﺮْ ِﻣ ِﺬ ﱡ‬ َ ‫ي‬ َ ‫ َو ُر ِو‬, ‫ﻦ‬ ِ ْ‫ﺤﻴ‬ َ ْ‫ﺤﻴ‬ ِ‫ﺻ‬ َ ‫ﻏﻴْ ِﺮ‬ َ ْ‫ َﻟ ِﻜﻦْ ِﻓﻲ‬, ‫ﺨﺎ ِريْ َو ُﻣﺴِْﻠ ُﻢ‬ َ ‫اﻟ ُﺒ‬ ‫ﺣ ِﺪﻳْ ِﺜ ِﻪ‬ َ ْ‫ﺴ َﻨ ِﺪ ِﻩ ِﻣﻦ‬ َ ‫ق ِﺑ‬ َ ‫ﺳﺎ‬ َ , ْ‫ﺳ َﻮا ُهﻢ‬ ِ ‫ﻖ‬ َ ‫ﺧَﻠ‬ َ ‫ َِو‬, ‫ﺣﺮْ َﺑ ِﻮ ﱠﻳ ُﺔ‬ َ ‫ﻦ‬ ِ ْ‫ﻋ َﺒﻴْ ِﺪ ﺑ‬ ُ ْ‫ﺐ َأ ِﺑﻲ‬ ٍ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َﺗ َﻔ ﱠَﻘ ُﻪ ِﻓﻲْ َﻣﺬْ َه‬ َ ‫ﷲ ﺻﱠﻠﻰ‬ ِ ‫لا‬ ُ ْ‫ﺳﻮ‬ ُ ‫ل َر‬ َ ‫ َﻗﺎ‬ ‫ل‬ َ ‫ َﻗﺎ‬,‫ﻚ‬ ُ ‫ﻦ َﻣﺎِﻟ‬ ِ ْ‫ﺲ ﺑ‬ ِ ‫ﻋﻦْ َأ َﻧ‬ َ , ْ‫ﻋﻦْ اﻟ ﱡﺰهْ ِﺮي‬ َ ,‫ﺐ‬ ُ ‫ﺴﺎ ِﺋ‬ ‫ﻦ اﻟ ﱠ‬ ِ ْ‫ت ﺑ‬ ِ ‫ﻋﻦْ ُﻓ َﺮا‬ َ ‫ﻻ‬ ‫ﷲ ِإ ﱠ‬ ِ ‫با‬ ِ ‫ﺲ َﻣ َﻌ ُﻪ ﺷَﻲْءٌ ِﻣﻦْ ِآﺘَﺎ‬ َ ْ‫ت َو َﻟﻴ‬ َ ‫ن َﻗﺒَْﻠ ُﻜﻢْ ﻣَﺎ‬ َ ‫ﺟًﻠﺎ ِﻣ ﱠﻤﻦْ آَﺎ‬ ُ ‫ن َر‬ ‫ ِإ ﱠ‬ ‫ﺳﱠﻠ َﻢ‬ َ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو‬ َ 21 Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Azim,Beirûtdar al-Kutub. Sulaiman, mu’jam al-kabir, KairoMaktabah Ibn Taimiyah. 23 al-Haytsami, Majma’ az-Zawaid, BeirutDar al-Fikr. 22 33 “Imam al-Hafiz Ibnu Asakir meriwayatkan dalam kitab tarikhnya saat menceritakan biografi Ahmad bin Nasr bin Ziyad Abu Abdillah alQurasyi an-Naisaburi al-Muqri, seorang ahli zuhud dan faqih salah seorang tsiqoh yang di pakai riwayatnya oleh imam al-Bukhari dan Muslim namun tidak dalam kitab sahihain, juga meriwayatkan darinya imam at-Tirmizi, ibnu Majah, ibnu Khuzaimah dan darinyalah beliau belajar fiqih mazhab abu U’baid bin Harbawaih beliau meriwayatkan dengan sanadnya, dari Furat bin Sâ’ib dari Zuhri dari Anas bin Malik, ia berkata Rasulullah bersabda dahulu sebelum kalian, ada seorang pria yang meninggal dunia, saat itu tidak ada amal salih yang menyertainya selain sedikit dari kitab Allah swt. yaitu sûrat Tabārak. Ketika jenazahnya diletakkan dalam lobang kubur, maka ia didatangi malaikat. Tiba-tiba sûrat tersebut berkobar membentengi wajahnya, maka malaikat berkata sungguh engkau adalah termasuk al-Qur’an dan saya tidak ingin untuk menyakitimu, namun saya tidak dapat memberikan mudhorot juga manfaat baik bagimu, dia ataupun diri saya sendiri. Kalau engkau ingin menyelamatkannya maka pergilah menghadap Allah dan mintakanlah syafaat baginya. Lalu surat alMulk itu pun berangkat menuju Allah dan berkata, ”ya Allah, sesungguhnya si fulan sengaja memilihku di antara surat-surat dalam kitabmu, dia mempelajariku dan membacaku. Apakah engkau akan 34 membakarnya dan mengadzabnya dengan api neraka sedangkan saya berada dalam dirinya? Jika engkau melakukan itu, maka hapuslah saya dari kitabmu, maka Allah pun berfirman, ’ apakah engkau ini sedang marah?’ maka surat al-Mulk itu berkata,’ dan memang saya berhak untuk marah.’ Lalu Allah berkata,’ pergilah, saya telah berikannya padamu dan menjadikan engkau sebagai syafaat baginya. Rasulullah saw kembali melanjutkan”maka datanglah surat tersebut dan keluarlah malaikat dalam keadaan yang jelek karena tidak bisa berbuat apa-apa terhadapnya, lalu surat al-Mulk datang dan meletakkan mulutnya pada mulut orang yang menghafalnya tadi sambil berkata,’ bergembiralah mulut ini, betapa banyak ia telah membacaku. Bergembiralah dada ini, betapa banyak dia telah berdiri membawaku.’ Lalu surat itu menemaninya dalam kuburan disebabkan kekhawatiran akan kesepian. Tatkala Rasulullah saw menceritakan hadis ini, maka tidak ada seorang pun baik kecil, besar, merdeka ataupun budak kecuali mempelajarinya. Dan Rasulullah saw, menamakannya sebagai surat al-Munjiah penyelamat.” 24 Ibn Katsir menyebutkan bahwa hadis tersebut terdapat dalam kitab a Tarikh Ibn ’Asâkir, karya Ibn Asakir, juz 6, hal 46. Dalam kitab Tarikh Ibn ’Asâkir hadis tersebut dipaparkan dengan sanad dan matan yang sama, hanya terdapat penambahan perawi pada awal sanad yaitu Abu Qasim as-Syahami, Abu Usman al-Bahiri, Abu Husein Ahmad bin Muhammad bin Ja’far al-Bahiri, dan Abu Muhammad Zanjawiyah bin Muhammad bin Hasan bin al-Libad. 25 24 25 Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Azim BeirûtDar al-Kutub Ibn ’Asâkir, Tarikh Dimasyki, BeirûtDar al-Fikr 35 B. Riwayat-riwayat dan Takhrijnya 1. Derajat Kesahihan Sanad Hadis. a. Hadis I ْ‫ﻋﻦ‬ َ ، ‫ ﻋﻦ َﻗ َﺘﺎ َد ٍة‬، ْ‫ﺷﻌْ َﺒﺔ‬ ُ ‫ﻦ‬ َ ‫ﺣ َﺪ َﺛ‬ َ ‫ ﻗَﺎﻟَﺎ‬،‫ﺟﻌْ َﻔ ٌﺮ‬ َ ‫ﻦ‬ ُ ْ‫ﺤ َﻤ ٌﺪ َو ِاﺑ‬ َ ‫ج ِﺑْﻦ ُﻣ‬ ُ ‫ﺠﺎ‬ َ‫ﺣ ﱠ‬ َ ‫ﺣ َﺪ َﺛﻨَﺎ‬ َ َ ‫ل َاﺣْ َﻤ ُﺪ‬ َ ‫ﻗَﺎ‬ ‫ﺳﻮْ َر ًة‬ ُ ‫ن‬ ‫ ِا ﱠ‬ ‫ل‬ َ ‫ َﻗﺎ‬، ‫ﺳﱠﻠ َﻢ‬ َ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو‬ َ ‫ﷲ‬ ُ ‫ﷲ ﺻﱠﻠﻰ ا‬ ِ ْ‫ﺳﻮ‬ ُ ‫ﻋﻦْ َر‬ َ ، ‫ﻋﻦْ َا ِﺑﻰْ ُه َﺮﻳْ َﺮ َة‬ َ ، ‫ﺸ ِﻤﻲ‬ ‫ﺠﱠ‬ ُ ‫س اﻟ‬ ٍ ‫ﻋ ﱠﺒﺎ‬ َ 26 ‫ﻚ‬ ُ ْ‫ك َاﱠﻟِﺬيْ ِﺑ َﻴ ِﺪ ِﻩ اَﻟ ُﻤﻠ‬ َ ‫ َﺗﺒَﺎ َر‬ ‫ﻏ ِﻔ َﺮ َﻟ ُﻪ‬ ُ ‫ﻰ‬ ‫ﺣ ِﺒﻬَﺎ ﺣَﺘ ﱠ‬ ِ ‫ﺷ َﻔ َﻌﺖْ ِﻟﺼَﺎ‬ َ ‫ﻦ ﺁ َﻳ ًﺔ‬ َ ْ‫ﻼ ِﺛﻴ‬ َ ‫ن َﺛ‬ ِ ‫ﻰ َاﻟْ ُﻘﺮْﺁ‬ ِ‫ﻓ‬ ”Ahmad berkata Hajjaj bin Muhammad dan Ibn Ja’far keduanya berkata, Syu’bah meriwayatkan, dari Qatadah dari Abbas al-Jusyami dari Abi Hurairah , dari Rasulullah bersabda sesungguhnya dalam alQur’an ada satu surat, mengandung tiga puluh ayat yang dapat memberi bantuan pada seseorang, sehingga ia diampuni oleh Allah swt yaitu surat Tabārak.” Takhrij sanad 1 Hajjaj bin Muhammad al-Masisi al-A’war, Abu Muhammad Maula Sulaiman bin Mujalid. Guru-gurunya Jarir bin Usman, Ibn Juraih, Lais, Syu’bah, Yunus bin Abi Ishaq, Israil bin Yunus, dll. Murid-muridnya Ahmad, Yahya bin Muin, Yahya bin Yahya, Abu Uba’id, dll. Pendapat ulama a Salih bin Ahmad menganggap bahwa beliau adalah seorang yang tsubut b Imam an-Nasâ’i menganggap bahwa Hajjaj bin Muhammad adalah seorang yang tsiqah 26 Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Azim BeirûtDar al-Kutub 36 c Ibn Sa’id menganggap bahwa Hajjaj bin Muhammad adalah seorang yang tsiqah, dan saduq. Beliau juga mengatakan bahwa Hajjaj bin Muhammad wafat pada tahun 206 H, pada bulan Rabi’ul Awal. 27 2. Muhammad bin Ja’far al-Huzali dikenal dengan Gundûr. Guru-gurunya Syu’bah, Asbdullah bin Sa’id bin Abi Hind, Auf al-A’rabi, Ma’mar bin Rasyid, dll. Murid-muridnya Ahmad ibn Hanbal, Yahya bin Mu’in, Abu Bakar, Usman Ibn Abi Syaibah, dll. Pendapat ulama a Ibn Hajar menganggap bahwa Muhammad bin Ja’far adalah tsiqh. 1 b Ibn Abi Hatim menganggap bahwa Muhammad bin Ja’far adalah saduq, dan muadib. c Ibn Sa’d mengatakan bahwa beliau wafat pada tahun 94 H. 28 3. Syu’bah bin Hajjaj bin al-Wardi al-Ataki al-Azdi. Guru-gurunya Aban bin Tuglab, Ibrahim bin Amir bin Mas’ud, Ibrahim bin Muhammad bin al-Muntasyir,dan Ibrahim bin Muslim al-Hijri, dll. Murid-muridnya Ayub, al-A’masy, Sa’d bin Ibrahim, Muhammad bin Ishaq, Jarir bin Hazim, dll. 27 Syihabuddin Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani , Tahzibut Tahzib, BeirutDar al- 28 Syihabuddin Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani , Tahzibut Tahzib, h. 115 Fikr 37 Pendapat ulama a Ibn Sa’ad menganggap bahwa syu’bah adalah tsiqah b Al-Ajali menganggap bahwa beliau adalah tsiqah, dan tsabat dalam hadis. c Abu bakar bin Manjawiyah mengatakan bahwa beliau lahir tahun 82 H, dan beliau wafat tahun 160 H, pada usia 77 tahun. 29 4. Qatadah bin Duamah bin Qatadah bin Aziz bin Amru bin Rabi’ah bin Amru bin Harits bin Sundus. Guru-gurunya Anas bin Malik, Abi Tufail, Shofiah binti Syaibah, Abi Sa’id al-Khudri, dll. Murid-muridnya Sulaiman al-Taimi, Jarir bin Hazim, Syubah, Mis’ar, dl Pendapat ulama a Ibn Sirin menganggap bahwa beliau adalah perawi yang paling hafiz. b Amru bin Ali mengatakan beliau lahir tahun 61 H, dan wafat tahun 117 H. c Ibn Hibban menganggap bahwa beliau mudallas 30 . 5. Abbas al-Jusyami, dikenal dengan nama Ayahnya Abdullah Guru-gurunya usman dan abi hurairah. Murid-muridnya Qatadah dan Sa’id al-Jariri. 29 30 Ibid. jild. 4. h. 96 Ibid. jild . 6. h. 57 38 Pendapat ulama a Ibn Hiban menganggap bahwa beliau adalah tsiqah, menurut Ibn Hibban Beliau hanya meriwayatkan satu hadis saja yaitu hadis yang membicarakan tentang keutamaan surat al-Mulk. 31 b 6 Abu Hurairah ad-Dausi al-Yamani, sahabat Rasulullah saw. Guru-gurunya Nabi Abu Bakar, Umar, Fadl bin Abbas bin Abdul Mutholib, Ubay bin Ka’ab, dan Usamah bin Zaid, dll. Murid-muridnya Ibn Abbas, Ibn Umar, Anas, Jabir, Marwan bin Hakam, Sa’id bin Musayab, dll. Pendapat ulama a Imam Syafi’i menganggap bahwa Abu Hurairah adalah seorang perawi yang paling kuat hafalannya diantara para perawi dimasanya, dan terhindar dari kekeliruannya. 32 7 Salam bin Miskin bin Rabi’ah bin al-Azdi an-Namri. Guru-gurunya Tsabit al-Bunani, Hasan al-Basri, Aqil bin Talhah, Qatadah, Syu’aib bin Habhan, dll. Murid-muridnya Anaknya Qasim, Abdu Samad bin Abdul Warits, Ibn Mahdi, Yahya al-Qatan. 31 32 Ibid. jild 1, h. 26 Ibid. jild 10 h. 78 39 Pendapat ulama a Ishaq bin Mansur dari Ibn Mu’in menganggap bahwa beliau adalah tsiqah salih. b Abu Hatim menganggap bahwa beliau adalah perawi yang saleh dalam bidang hadis. c Imam an-Nasâ’î menganggap bahwa beliau perawi yang tidak cacat. 31 d Al-Bukhari mengatakan bahwa beliau wafat tahun 167 H. 33 Kesimpulan Penulis mendapatkan hadis tersebut telah ditakhrij oleh muhaqiq kitab Tafsir Ibn Katsir yaitu Abdul Qadir al-Arnaûti dengan menyebutkan bahwa derajat hadis tersebut Hasan. 34 karena Ibn Hajar al-Asqalani dalam kitab Tahzibut Tahzib telah mengemukakan bahwa perawi yang bernama Qatadah bin Duamah dalam sanad tersebut di anggap Mudallas. 35 Penjelasan kandungan hadis Pengarang kitab Syarh at-Tirmidzi menyatakan pendapatnya bahwa, Surat yang mulia yang dapat memberikan syafaat bagi yang membacanya adalah surat al-Mulk yang terdiri dari 30 ayat hingga diampuni dosanya. Maksud lafaz syafa’at dalam surat ini adalah bahwa lafaz syafa’at di sini mempunyai hubungan dengan waktu lampau maupun waktu yang akan datang, dalam waktu yang akan datang, 33 Ibid. jild. 4, h. 32 Ibn Katsir, tafsir al-Qur’an al-Azim, BeirutDar al-Kutub 35 Ibn Hajar al-Asqalani , Tahzibut Tahzib, 34 40 Imam Malik dan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa kalimat Bismillah itu tidak termasuk ayat dari al-Fatihah dan tidak pula termasuk ayat dari masing-masing surat, Imam Syafi’i dalam salah satu perkataan beliau mengatakan bahwa kalimat Bismillah itu termasuk salah satu ayat dari al-Fatihah tetapi tidak termasuk salah satu ayat dari masing-masing surat selain al-Fatihah, tetapi keterangan Imam Syafi’i ini bersifat gharib, ada yang berpendapat bahwa kalimat Bismillah di awal tiap-tiap surat itu termasuk salah satu ayat dari surat tersebut, dan ada pula yang berpendapat sebagai ayat tersendiri, tidak termasuk ayat surat. Begitu juga kalimat Bismillah di awal surat al-Fatihah. Ada yang mengatakan termasuk surat al-Fatihah, dan ada pula yang mengatakan tidak. 37 Pada hari kiamat syafa’at sangat diperlukan karena pada hari itulah tidak ada berguna lagi anak-pinak dan harta kekayaan dunia. Yang berguna ialah amal 36 37 Muhammad Abdurrahman, Tuhfatul Ahwazi, BeirutDar al-Fikr Bey Arifin, Samudera al-Fatihah, Surabaya Ilmu, 2003, 41 Inilah surat al-Mulk telah diriwayatkan oleh Nabi saw bahwa beliau bersabda, surat ini disebut al-Munjîah yang menyelamatkan, karena ia dapat menyelamatkan pembacanya dari siksa kubur. Surat ini akan memberikan syafa’at kepada orang yang membaca, menghafal dan mengamalkan tuntunannya, ia akan menolong serta membela pembacanya, maka sudah pasti bagi seorang muslim yang yakin bahwa dia akan kembali kepada rabbnya untuk memperbanyak membaca dan merenungkan surat ini, dengan harapan ia akan bermanfaat pada hari yang penuh huru-hara yang besar dan bencana yang luar biasa. Hadis ini menunjukan adanya tingkatan keutamaan surat-surat al-Qur’an. Keistimewaan sebagian atas yang lain, serta keberkahan bagi pembacanya. a Bahwa amal salih akan memberi syafaat kepada pembacanya. b Bahwa dosa dan kesalahan akan gugur dengan amal baik. 39 38 Yahya, Fadail al-Qur’an, h. 89. Aid bin Abdullah al-Qarni, Hadis Pilihan Mendasari Kehidupan Sehari-Hari, JakartaDarul Haq, 2007 cet,1 hal. 245. 39 42 b. Hadis II ْ‫ﻋﻦ‬ َ ،‫ﻦ‬ ُ ْ‫ﻦ ِﻣﺴْ ِﻜﻴ‬ ُ ْ‫ﺳَﻠﺎ ُم ﺑ‬ َ ‫ﻖ‬ ٍ ْ‫ﻃ ِﺮﻳ‬ َ ْ‫ ِﻣﻦ‬، ْ‫ﺳﻲ‬ ِ ‫ﻀ َﻴﺎ ُء اﻟ َﻤﻘْ ِﺪ‬ ِ ‫ﻆ اﻟ‬ ُ ‫ﺤﺎ ِﻓ‬ َ ‫ﻄﺒْ َﺮ ِﻧﻲْ واﻟ‬ ‫َو َﻗﺪْ َر َوى اﻟ ﱠ‬ ‫ﺖ‬ ُ ْ‫ﺻﻤ‬ َ ‫ن ﺧَﺎ‬ ِ ‫ﻲ َاﻟْ ُﻘﺮْﺁ‬ ِْ ‫ﺳﻮْرَةٌ ﻓ‬ ُ ‫ﷲ ﻋﻠﻴ ِﻪ وﺳﱠﻠ َﻢ‬ ُ ‫ﷲ ﺻﱠﻠﻰ ا‬ ِ ‫لا‬ ُ ْ‫ﺳﻮ‬ ُ ‫ل َر‬ َ ‫ َﻗﺎ‬، ‫ﺲ‬ ٍ ‫ﻋﻦْ َا َﻧ‬ َ ،‫ﺚ‬ ٍ ‫َﺛﺎ ِﺑ‬ . 40 ‫ﻚ‬ ُ ْ‫ك َاﱠﻟ ِﺬيْ ﺑِﻴَﺪِﻩ ِ َاﻟْ ُﻤﻠ‬ َ ‫ ﺗَﺒَﺎ َر‬ ‫ﺠ ﱠﻨ َﺔ‬ َ ْ‫ﺧﻠْ َﺘ ُﻪ َاﻟ‬ َ ْ‫ﻰ َاد‬ ‫ﺣ ِﺒﻬَﺎ ﺣَﺘ ﱠ‬ ِ ‫ﻋﻦْ ﺻَﺎ‬ َ ”Imam At-Tabrani dan al-Hafiz ad-Diya’ al-Maqdisi keduanya meriwayatkan dari jalan Salam bin Miskin dari Tsabit dari Anas, Rasulullah bersabda ada satu surat dalam al-Qur’an yang membela orang yang senantiasa mengamalkannya, sehingga ia dimasukkan surga.” Takhrij sanad 1. Salam Miskin bin Rabi’ah bin al-Azdi an-Namri. Guru-gurunya Tsabit al-Bunani, Hasan al-Basri, Aqil bin Tolhah, Qatadah, Syu’aib bin Habhan, dll. Murid-muridnya Anaknya Qasim, Abdu Samad bin Abdul Warits, Ibn Mahdi, Yahya al-Qatan. Pendapat ulama a Ishaq bin Mansur dari Ibn Mu’in menganggap bahwa beliau adalah tsiqah salih. b Abu Hatim menganggap bahwa beliau adalah perawi yang saleh dalam bidang hadis. c Imam an-Nasâ’î menganggap bahwa beliau perawi yang tidak cacat. d Al-Bukhari mengatakan bahwa beliau wafat tahun 167 H. 41 40 41 Ibn Katsir, tafsir al-Qur’an al-Azim, BeirûtDâr al-Kutub Syihabuddin Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani , Tahzibut Tahzib, jild. 4, h. 77 43 2. Tsabit bin Aslam al-Bunani, Abu Muhammad al-Basri. Guru-gurunya Anas, Ibn Zubair, Ibn Umar, Abdullah bin Mughafal, Umar bin Abi Salamah, dll. Murid-muridnya Syu’bah, Jarir bin Hazim, Ma’mar, Hammam, Abu A’wanah, dll. Pendapat ulama a Al-A’jali menganggap bahwa beliau adalah tsiqah, dan perawi yang salih. b An-Nasâ’î menganggap bahwa beliau adalah tsiqah. c Syu’bah menganggap bahwa beliau adalah tsiqah ma’mun d Yahya al-Qatan menganggap bahwa beliau mukhtalit. e Ibn A’liyah mengatakan bahwa beliau wafat tahun 127 H. 42 3. Anas bin Malik bin Nadar bin Damdam. Guru-gurunya Nabi Abu Bakar, Umar, Usman, Abdullah bin Rahawah, Fatimah az-Zahrah, Tsabit bin Qais bin Syamas dan Abdurrahman bin Auf. Murid-muridnya Hasan, Sulaiman at-Taimi, Abu Qolabah, Abdul Aziz Bin Sahib, dll. Pendapat ulama a Umar ra, menganggap bahwa beliau adalah seorang pemuda yang pandai menulis, dan terkenal ketakwaannya. 42 Ibnu Hajar al-Asqalani , Tahzibut Tahzib, jild. 1, h. 57. 44 b Ibn Sirin menganggap bahwa beliau adalah orang yang paling baik dalam melaksanakan solat, di rumah atau perjalanan. c Hamam bin Qatadah mengatakan bahwa beliau wafat tahun 91 H. 43 Kesimpulan Hadis tersebut telah ditakhrij oleh muhaqiq kitab Tafsir Ibn Katsir yaitu Abdul Qadir al-Arnaûti dengan menyebutkan bahwa derajat hadis tersebut hasan. 44 Karena Ibn Hajar al-Asqalani menyebutkan dalam kitab Tahzibut Tahzib bahwa perawi yang bernama Tsabit bin Salam al-Bunani dalam sanad tersebut dianggap Mukhtalit. 45 c. Hadis III ‫ﻦ‬ ُ ْ‫ﺣ ﱠﺪ َﺛ َﻨﺎ َﻳﺤْ َﻴﻰ ﺑ‬ َ ،‫ب‬ ُ ‫ﺸ َﻮا ِر‬ ‫ﻦ َا ِﺑﻲ اﻟ ﱠ‬ ُ ْ‫ﻚ ﺑ‬ ُ ْ‫ﻋﺒْ ُﺪ اﻟ ُﻤﻠ‬ َ ‫ﻦ‬ ُ ْ‫ﺤ ﱠﻤ ُﺪ ﺑ‬ َ ‫ﺣ ﱠﺪ َﺛ َﻨﺎ ُﻣ‬ َ ‫ي‬ ‫ل اﻟ ﱢﺘﺮْ ِﻣ ِﺬ ﱡ‬ َ ‫َو ﻗَﺎ‬ ‫ب‬ َ ‫ﺿ َﺮ‬ َ ‫ل‬ َ ‫ َﻗﺎ‬، ‫س‬ ٍ ‫ﻋ ﱠﺒﺎ‬ َ ‫ﻦ‬ ِ ْ‫ﻋﻦْ ِاﺑ‬ َ ، ‫ﺠﻮْ َزا ِء‬ َ ‫ﻋﻦْ َا ِﺑﻲ اﻟ‬ َ ، ‫ﻋﻦْ َا ِﺑﻴْ ِﻪ‬ َ ، ‫ﻚ اﻟ ﱡﻨﻜْ ِﺮي‬ ُ ‫ﻦ َﻣ ِﺎﻟ‬ ُ ْ‫ﻋ َﻤ ُﺮو ﺑ‬ ُ ٌ‫ﺐ َاﻧﱠ ُﻪ ﻗَﺒْﺮ‬ ُ ‫ﺴ‬ َ ْ‫ َو ُه َﻮ ﻟَﺎ َﻳﺤ‬، ‫ﻋﻠَﻲ َﻗﺒْ ٍﺮ‬ َ ‫ﺟﺒَﺎ َء ُﻩ‬ ِ ‫ﺳﱠﻠ َﻢ‬ َ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو‬ َ ‫ﷲ‬ ُ ‫ﺻﱠﻠﻰ ا‬ َ ‫ﻲ‬ ‫ب اَﻟ ﱠﻨ ِﺒ ﱢ‬ ِ ‫ﺾ َاﺻْﺤَﺎ‬ َ ْ‫َﺑﻌ‬ ‫ﺳﱠﻠ َﻢ‬ َ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو‬ َ ‫ﷲ‬ ُ ‫ﻰا‬ ‫ﻲ ﺻَﻠ ﱠ‬ ‫ ﻓَﺎﺗَﻰ اﻟ ﱠﻨِﺒ ﱡ‬، ‫ﺧ َﺘ َﻤﻬَﺎ‬ َ ‫ﺣﺘﱠﻰ‬ َ ‫ﻚ‬ ُ ْ‫ﺳﻮْرَةٌ َاﻟْ ُﻤﻠ‬ ُ ‫ َﻓﺎِذَا َﻗ َﺒ َﺮ اِﻧْﺴَﺎنٌ َﻳﻘْ َﺮ ُء‬ ٌ‫ َﻓِﺎذَا اِﻧْﺴَﺎن‬، ٌ‫ﺐ َا َﱠﻧ ُﻪ ﻗَﺒْﺮ‬ ُ ‫ﺴ‬ َ ْ‫ﻻ َاﺣ‬ َ ‫ﻰ َﻗﺒْ ٍﺮ َواَﻧَﺎ‬ َ ‫ﺧﺒَﺎ ِءيْ ﻋَﻠ‬ ِ ‫ﺖ‬ َ ْ‫ﺿ َﺮﺑ‬ َ ،‫ﷲ‬ ُ ‫لا‬ ُ ْ‫ﺳﻮ‬ ُ ‫ ﻳَﺎ َر‬‫ل‬ َ ‫َﻓﻘَﺎ‬ ‫ﺳﱠﻠ َﻢ‬ َ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو‬ َ ‫ﷲ‬ ُ ‫ﺻﻠﱠﻰ ا‬ َ ‫ﷲ‬ ُ ‫لا‬ َ ْ‫ﺳﻮ‬ َ ‫ل َر‬ َ ‫ َﻓﻘَﺎ‬، ‫ﺧ َﺘ َﻤﻬَﺎ‬ َ ‫ﻰ‬ ‫ ﺣَﺘ ﱠ‬، ‫ك‬ َ ‫ﺗَﺒَﺎ َر‬ ‫ﻚ‬ ُ ‫ﺳﻮْرَةٌ َاﻟْ ُﻤُﻠ‬ ُ ‫َﻳﻘْ َﺮ ُء‬ 46 ‫ب َاﻟْ َﻘﺒْ ِﺮ‬ ِ ‫ﻋﺬَا‬ َ ْ‫ﺠﻴْ ِﻪ ِﻣﻦ‬ ِ ْ‫ ُﺗﻨ‬، ‫ﺠ َﻴ ُﺔ‬ ِ ْ‫ﻲ َاﻟْ ُﻤﻨ‬ َ ‫ ِه‬،ُ ‫ﻲ اَﻟﻤََْﺎ ِﻧﻌَﺔ‬ َ ‫ ِه‬ 43 Fikr, 44 Syihabuddin Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqolani , Tahzibut Tahzib BeirutDar al- Ibn Katsir, tafsir al-Qur’an al-Azim, h. 58 Ibnu Hajar al-Asqalani , Tahzibut Tahzib, 46 Ibn Katsir, tafsir al-Qur’an al-Azim, h. 70 45 45 “Imam At-Tirmidzi berkata, Muhammad bin Abdil Mấlik bin Abi Syawarib bercerita kepadaku, ia berkata Yahya bin Umar bin Mấlik anNukri bercerita kepadaku dari ayahnya dari Abul Jauza dari Ibnu Abbas, berkata suatu ketika di antara para sahabat Nabi ada yang memasang tendanya dia atas kuburan, sedang ia tidak tahu kalau itu kuburan. Tiba-tiba di dengar dari kuburan itu seseorang tengah membaca al-Qur’an surat al-Mulk sampai akhir ayat. Kemudian ia datang melapor pada Nabi saw., katanya ya Rasulullah?aku pasang kemahku di di sebuah tanah sedang sangkaanku waktu itu tidak tahu bahwa itu kuburan. Setelah aku sadari tiba-tiba dari dalam situ seseorang sedang membaca surat Tabârak sampai khatam. Jawab Nabi saw. itulah surat pendinding dan penyelamat yang menyelamatkannya dari siksa kubur.” Takhrij sanad 1. Muhammad bin Abdul Mấlik bin Abi Syawarib Guru-gurunya Katsir bin Sấlim al-Madaini, Abdul Aziz bin Mukhtar, Abi A’wanah, Yusuf bin Ya’kub al-Majisyûn, dll. Murid-muridnya Muslim, Tirmidzi, Nasâ’î, Ibn Majah, an-Nasâ’î, Abu Ismail at-Tirmidzi, dll. Pendapat ulama a Salih bin Muhammad al-Asadi menganggap bahwa beliau adalah guru yang baik dan jujur. b An-Nasâ’î menganggap bahwa beliau tidak ada kecacatan. c Usman bin Abi Syaibah menganggap bahwa beliau guru yang jujur dan tidak ada kecacatan. d Ibn Qani’ mengatakan bahwa beliau wafat tahun 244 H. 47 2 Yahya bin Amru bin Mấlik an-Nukri al-Basri. 47 Ibnu Hajar al-Asqalani , Tahzibut Tahzib, jild 5, h. 47. 46 Guru-gurunya AyahnyaA’mru bin Mâlik. Murid-muridnya Anaknya Mâlik, Muhammad bin Sulaiman, Abu Salamah, Muslim Bin Ibrahim, dll. Pendapat ulama a Ibn mu’in, Abu Zar’ah, Abu Daud, an-Nasâ’î, Daulabi, menganggap bahwa beliau da’if. b Ahmad ibn Hanbal menganggap bahwa beliau terdapat kecacatan. c As-saji menganggap bahwa hadisnya Mungkar. 48 3. Amru bin Malik an-Nukri, dikenal dengan Abu Yahya. Guru-gurunya Ayahnya Mâlik an-Nukri, dan Abi Jauza. Murid-muridnya Anaknya Yahya, Nuh bin Qais, Mahdi bin Maimûn, Sa’id, dll. Pendapat ulama a Menyebutkan ibn Hiban dalam tsiqohnya bahwa beliau wafat tahun 129 H. b Ibn Hajar mengatakan bahwa hadisnya telah dii’tibarkan dari selain riwayat anaknya. 49 48 49 Ibnu Hajar al-Asqalani , Tahzibut Tahzib, jild. 9. h. 121. Ibid. h. 88. 47 4. Aus bin Abdillah ar-Roba’iyi, Abu Jauza al-Basri. Guru-gurunya Abi Hurairah, Aisyah, Ibn Abbas, Abdullah bin Amru, Sofwan bin Asal. Murid-muridnya Abu Asyhab, Amru bin Mâlik, Qatadah, dll. Pendapat ulama a Al-A’jali menganggap bahwa beliau adalah tabiin dari Basrah yang tsiqah. b Al-Bukhari menganggap bahwa beliau sanadnya jelas. c Bukhari menceritakan dari Yahya bin Sa’id bahwa beliau terbunuh di Jamajam tahun 83 H. 50 5. Abdullah bin Abbas bin Abdul Mutolib al-Hasyimi., Guru-gurunya Nabi saw, dari ayahnya yaitu Abbas bin Abdul Mutolib, ibunya al-Fadl, saudaranya al-Fadl, Bibinya Maimunah, Abi Bakar, dan Usman. Murid-muridnya AnaknyaAli, Muhammad bin Ali, Katsir bin Abbas, Abdullah bin Ubaidillah bin Abbas. Pendapat ulama a Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah menganggap bahwa tidak ada yang menandinginya dalam ilmu fiqih, ilmu tafsir, bahasa arab, syair, ilmu hitung. 50 Ibid. jild. 1, h. 69. 48 b Abu Nu’aim mengatakan bahwa beliau wafat tahun 68 H. 51 Kesimpulan Hadis ini telah ditakhrij oleh muhaqiq kitab Tafsir Ibn Katsir yaitu Abdul Qadir al-Arnaûti dengan menyebutkan bahwa derajat hadis tersebut ghorib, karena di dalamnya terdapat perawi Yahya bin Umar bin Mâlik an-Nukri dianggap da’if. 52 Penjelasan kandungan hadis Pengarang kitab Syarh at-Tirmidzi menyatakan pendapatnya bahwa, Maksud pendinding dalam hadis ini, yakni dari siksa kubur atau dosa-dosa yang mengharuskan bagi pelakunya terkena azab kubur. Sedangkan maksud penyelamat dalam hadis ini yakni menyelamatkan orang yang selalu membacanya dan mengamalkannya dari siksa kubur. Oleh karena itu surat ini disebut sebagai surat penyelamat dari siksa kubur. 53 d. Hadis IV ،‫ﺟﺎ ِﺑ ٍﺮ‬ َ ْ‫ﻋﻦ‬ َ ، ‫ﻋﻦْ َا ِﺑﻲْ اﻟ ﱡﺰ َﺑﻴْ ِﺮ‬ َ ، ‫ﺳَﻠﻴْ ٍﻢ‬ ُ ْ‫ﻦ َا ِﺑﻲ‬ ُ ْ‫ﺚ ﺑ‬ ُ ْ‫ﻖ َﻟﻴ‬ ٍ ْ‫ﻃ ِﺮﻳ‬ َ ْ‫ﻀﺎ ِﻣﻦ‬ ً ْ‫ي َاﻳ‬ ‫ُﺛ ﱠﻢ َر َوى اﻟ ِﺘﺮْ ِﻣ ِﺬ ﱡ‬ ْ‫ك َاﻟﱠﺬِي‬ َ ‫ َو ﺗَﺒَﺎ َر‬، ٌ‫ﻻ َﻳ َﻨﺎ ُم ﺣَﺘﱠﻰ َﻳﻘْ َﺮ َء َاَﻟﻢْ َﺗﻨْ ِﺰﻳْﻞ‬ َ ‫ن‬ َ ‫ﺳﱠﻠ َﻢ آَﺎ‬ َ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو‬ َ ‫ﺻﻠﱠﻰ‬ َ ‫ﷲ‬ ِ ‫لا‬ َ َْ‫ﺳﻮ‬ ُ ‫ن َر‬ ‫ِا ﱠ‬ . 54‫ﻚ‬ ُ ْ‫ِﺑَﻴ ِﺪ ِﻩ ِاﻟْ ُﻤﻠ‬ 51 Ibnu Hajar al-Asqalani , Tahzibut Tahzib, jild. 7, h. 43. Ibn Katsir, tafsir al-Qur’an al-Azim, hl 72. 53 Muhammad Abdurrahman, Tuhfatul Ahwazi, BeirutDar al-Fikr. H. 48. 54 Ibn Katsir, tafsir al-Qur’an al-Azim, h. 90. 52 49 ”At-Tirmidzi meriwayatkan, dari jalan Lais bin Abi Sulaim, dari Abi Zubair, dari Jabir, sesungguhnya Rasulullah tidak tidur sehingga ia membaca surat as-Sajdah dan al-Mulk.” Takhrij sanad 1. Lais bin Sulaim bin Zunaim al-Qurasyi. Guru-gurunya Tawus, Ata, Ikrimah, Nafi’, Abi Zubair al-Maki, dll. Murid-muridnya Atsauri, Hasan bin Salih, Syaiban bin Abdurrahman, Ya’qub bin Abdullah al-Qami, Syu’bah bin Hajjaj, dll. Pendapat ulama a Abu Daud menganggap bahwa beliau tidak ada kecacatan. b Maimun berkata dari Ibn Mu’in menganggap bahwa Lais melalui jalur Tawus adalah da’if. c Ibn Manjawiyah mengatakan bahwa beliau wafat tahun 143 H. d Ibn Sa’ad mengatakan bahwa beliau adalah laki-laki yang ahli ibadah dan salih. e Usman bin Abi Syaibah mengatakan bahwa Lais dapat dipercaya. 55 bin Muslim bin Tadrus al-Asadi. Guru-gurunya Aisyah, Jabir, Abi Tufail, Sa’id bin Jabir, Ikrimah, Tawus, dan Sofwan bin Abdullah bin Sofwan. Murid-muridnya Ata’, az-Zuhri, Ayub, ibn Aun, al-A’masy, ibn Juraih, Hisyam bin Urwah, dll. 55 Ibnu Hajar al-Asqalani , Tahzibut Tahzib, jild. 4, h. 61. 50 Pendapat ulama a Ibn Abi Khaitsamah dari Ibn Mu’in menganggap bahwa beliau tsiqah. b Ishaq bin Mansur dari Ibn Mu’in menganggap bahwa beliau orang yang salih dalam hadis. c Marrah menganggap bahwa beliau tsiqah. d Umar bin Ali dan Tirmidzi mengatakan bahwa beliau wafat tahun 126 H. 56 3. Jabir bin Abdillah bin Amru bin Haram, dikenal dengan Abu Abdurrahman, dikenal dengan nama Abu Muhammad. Guru-gurunya Nabi saw, Abu Bakar, Umar, Ali, Abi Ubaidah, Talhah, Muaz bin Jabal, Umar bin Yasir, dll. Murid-muridnya Anaknya Abdurahman, Muhammad, Said bin Musayab, Mahmud bin Labid, Abu Zubair, dll. Pendapat ulama a Ibn Sa’ad dan al-Haytsami mengatakan beliau wafat pada tahun 73 H. b Zakaria bin Ishak mengatakan bahwa Jabir bin Abdullah telah mengikuti peperangan bersama Rasulullah sebanyak 19 kali, tetapi jabir tidak mengikuti dalam perang badar dan perang uhud, beliau telah meriwayatkan hadis sebanyak 1540 hadis. 57 56 57 Ibid. jild. 5, h. 128. Ibnu Hajar al-Asqalani , Tahzibut Tahzib, jild. 3, h. 63. 51 Kesimpulan Hadis ini telah ditakhrij oleh muhaqiq kitab Tafsir Ibn Katsir yaitu Abdul Qadir al-Arnauti dengan menyebutkan bahwa derajat hadis tersebut sahih tsiqah, karena Para perawi yang meriwayatkan hadis ini dapat dipercaya. 58 Penjelasan kandungan matan Pengarang kitab Syarh at-Tirmidzi menyatakan pendapatnya bahwa Imam al-Qâri dalam kitab Tuhfatul Ahwazi berkata keutamaan surat Tabârak dan surat as-Sajdah ada tujuh puluh kebaikan daripada tiap-tiap surat lain al-Qur’an. Hal ini tidak berarti meniadakan adanya hadis sahih yang menyebutkan, bahwa surat alBaqarah adalah seutama-utamanya surat al-Qur’an sesudah al-Fatihah. Karena kadang-kadang terjadi kelebihan lain atau kekhususan tersendiri pada yang diutamakan dari pada yang sifatnya sudah utama, disebabkan situasi dan kondisi. 59 e. Hadis V . 60ٌ‫ﺴ َﻨ ُﺔ‬ َ‫ﺣ‬ َ ‫ﻦ‬ َ ْ‫ﺴﺒْ ِﻌﻴ‬ َ ‫ن َِﺑ‬ ِ ‫ﺳﻮْرِةٌ ِﻓﻲْ َاﻟْ ُﻘﺮْﺁ‬ ُ ‫ن ُآﻞﱡ‬ ِ ‫ﻀﻠَﺎ‬ ِ ْ‫ َﻳﻔ‬‫س‬ ٍ ‫ﻃﺎ ُو‬ َ ْ‫ﻋﻦ‬ َ ”Dari Thawus ia berkata kedua sûrat ini surat as-Sajdah dan surat al-Mulk lebih utama tujuh puluh derajat dibandingkan dengan semua surat yang terdapat dalam al-Qur’an.” 58 Nashiruddin al-Albani, Derajat Hadis-Hadis Dalam Tafsir Ibn Katsir, JakartaPustaka Azzam’a, 2008, 59 Muhammad Abdurrahman, Tuhfatul Ahwazi, h. 80. 60 Ibn Katsir, tafsir al-Qur’an al-Azim, BeirutDar al-Kutub 52 Takhrij sanad 1. Tawus bin Kisan al-Yamani Abu Abdirrahman al-Himyari al-Janadi. Guru-gurunya Abi Hurairah, Aisyah, Zaid bin Tsabit, Zaid bin Arkam, Safwan bin Umayah, Abdullah bin Syadad, Jabir, dll. Murid-muridnya Anaknya yaitu Abdullah, Wahab bin Manbah, Sulaiman at-Taimih , Sulaiman al-Ahwal, Abu Zubair, az-Zuhri, Lais bin Abi Sulaim. Pendapat ulama a Ibn Juraih, dari Ata dari Ibn Abbas mengatakan bahwa ibn juraih tidak menyangka bahwa tawus termasuk ahli surga. b Ishak bin Mansur menganggap beliau tsiqah. c Amru bin Ali berkata beliau wafat tahun 106 H 61 . Kesimpulan Hadis ini telah ditakhrij oleh muhaqiq kitab Tuhfatul Ahwazi yaitu Abdurrahman Muhammad Utsman dan menganggap bahwa hadis tersebut adalah hadis yang Maqtu karena hadis tersebut bersandar pada tabi’in. 62 Penjelasan kandungan matan Pengarang kitab Syarh at-Tirmidzi menyatakan pendapatnya bahwa Dalam riwayat lain disebutkan bahwa surat as-Sajdah dan surat Tabârak ini mempunyai kelebihan atas tiap-tiap surat lain yang ada dalam al-Qur’an dengan tujuh puluh 61 62 Ibnu Hajar al-Asqalani , Tahzibut Tahzib. Jild. 6, h. 134. Muhammad Abdurrahman, Tuhfatul Ahwazi. H. 127. 53 derajat kebaikan sebagaimana tertera dalam Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya ia menerangkan bahwa hadis ini bukan berarti meniadakan hadis lain yang menyebutkan keutamaan atas tiap-tiap surat. Tiap surat mempunyai kelebihan masing-masing sesuai dengan keadaannya masing-masing. 63 f. Hadis VI ‫ﻦ‬ ُ ْ‫ﺳَﻠ َﻤ َﺔ ﺑ‬ َ ‫ﺣ ﱠﺪ َﺛ َﻨﺎ‬ َ ،‫ﻲ‬ ‫ﻷﺻْ َﺒﺎ َهﺎﻧْ ﱢ‬ َ‫فا‬ ُ ‫ﻼ‬ َ‫ﻋ‬ َ ‫ﻦ‬ ُ ْ‫ﻦ ُﺑ‬ ُ‫ﺴ‬ َ‫ﺤ‬ َ ‫ﻦ اﻟ‬ ُ ْ‫ﺤ ﱠﻤﺪٌ ﺑ‬ َ ‫ﺣ ﱠﺪ َﺛﻨَﺎ ُﻣ‬ َ ‫ﻲ‬ ‫ﻄﺒْ َﺮا ِﻧ ﱡ‬ َ ‫ل اﻟ‬ َ ‫َو َﻗﺎ‬ ‫ل‬ َ ‫س ﻗَﺎ‬ ٍ ‫ﻋ ﱠﺒﺎ‬ َ ‫ﻦ‬ ِ ْ‫ﻋﻦْ ِاﺑ‬ َ ‫ﻋﻜْ ِﺮ َﻣ َﺔ‬ ِ ْ‫ﻋﻦ‬ َ ، ‫ﻋﻦْ َا ِﺑﻴْ ِﻪ‬ َ ‫ن‬ ُ ‫ﻦ َا َﺑﺎ‬ ُ ْ‫ﺤ َﻜ ُﻢ ﺑ‬ َ ‫ﻦ اﻟ‬ ُ ْ‫ﺣ َﺪ َﺛ َﻨﺎ ِإﺑْ َﺮا ِهﻴْ ُﻢ ﺑ‬ َ ، ٌ‫ﺷ ِﺒﻴْﺐ‬ َ ْ‫ َﻳﻌْ ِﻨﻲ‬. ‫ﻲ‬ ِْ ‫ن ِﻣﻦْ أ ُﻣﱡﺘ‬ ٍ ‫ﺐ ُآﻞﱡ ِإ ﻧْﺴَﺎ‬ ٍ ْ‫ت اَ ﱠﻧﻬَﺎ ِﻓﻲْ َﻗﻠ‬ ُ ْ‫ َﻟ َﻮ َدد‬ ‫ﷲ ﺻﱠﻠﻰ ﻋﻠﻴ ِﻪ وﺳّﻠ َﻢ‬ ِ ‫لا‬ ُ ْ‫ﺳﻮ‬ ُ ‫ل َر‬ َ ‫َﻗﺎ‬ 64 ‫ﻚ‬ ُ ْ‫ك َاﱠﻟ ِﺬيْ ِﺑ َﻴ ِﺪ ِﻩ َﻟ ُﻤْﻠ‬ َ ‫ ﺗَﺒَﺎ َر‬ ”At-Tabrani berkata Muhammad bin Husein bin Allap al-Ashbahani bercerita kepadaku, ia berkata Salamah bin Syabib meriwayatkan, ia berkata Ibrohim bin Hakam telah bercerita kepadaku dari Aban dari bapaknya dari Ikrimah dari Ibnu Abbas berkata Rasulullah bersabda sesungguhnya aku senang jika surat ini berada dalam hati setiap ummatku yaitu surat Tabârak.” Takhrij sanad 1. Muhammad bin Hasan bin Ahmad bin Muhammad dikenal dengan Ibn Abi Ali al-Asbahani Gurunya Abu Bakar al-Khatib. Muridnya Abu Walid ad-Darinki. 63 64 Muhammad Abdurrahman, Tuhfatul Ahwazi, h. 140. Ibn Katsir, tafsir al-Qur’an al-Azim, h. 75. 54 Pendapat ulama a Salam bin Husain ad-Dibas menganggap bahwa tidak ada kecacatan pada dirinya. b Ibn Ahmad al-A’skari dan Muhammad bin Ishak mengatakan bahwa beliau dilahirkan tahun 345 H, dan wafat tahun 480 H. 65 2 Salamah bin Syabib an-Naisaburi, Abu Abdurrahman al-Hajri al-Misma’i. Guru-gurunya Abdurazak, Abi Usamah, Zaid bin Hiban, Abdullah bin Ja’far ar-Raqi, Yazid bin Harun, Abi Mughirah al-Khaulani, Hasan bin Muhammad bin A’yan, dll. Murid-muridnya Abu Zar’ah, Abu Hatim, Ibrahim bin Abi Talib. Pendapat ulama a Abu Hatim menganggap bahwa beliau perawi yang dapat dipercaya. b An-Nasâ’î menganggap bahwa beliau ulama yang tidak ada kecacatan. c Abu Nu’aim menganggap bahwa beliau salah satu ulama yang tsiqah. d Abu Bakar bin Abî Daud mengatakan bahwa beliau wafat tahun 246 H. 66 3. Ibrahim bin Hakam bin Aban. Guru-gurunya Ayahnya yaitu Hakam bin Aban, Ibrahim bin Yahya bin Abi Ya’kub al-Adani. 65 66 Ibnu Hajar al-Asqalani , Tahzibut Tahzib, jild 5, h. 125. Ibid. jild. 3. h. 128. 55 Murid-muridnya Ishak bin Rahawiyah, az-Zahli, Ahmad bin Mansur arRimadi, Salamah bin Syabib. Pendapat ulama a Ibn Mu’in menganggap beliau bukanlah perawi yang tsiqah. b Marrah menganggap beliau da’if. c Abu Zar’ah menganggap beliau da’if. d Ad-Daruqutni menganggap beliau da’if. 67 4. Hakam bin Aban al-Adani, Abu Isa. Guru-gurunya Ikrimah, Tawus, Syahr bin Hausyab, Idris bin Sinan Ibn Binti Wahab. Murid-muridnya Anaknya yaitu Ibrahim, Ibn Uyainah, Ma’mar, Ibn Juraih, Mu’tamar bin Sulaiman, Ibn Aliyah, Yazid bin Abi Hakim Musa bin Abdul Aziz al-Qinbari. Pendapat ulama a Ibn Mu’in dan an-Nasâ’î menganggap beliau tsiqah. b Abu Zar’ah menganggap bahwa beliau perawi yang saleh. c Al-A’jali menganggap beliau tsiqah. d Ahmad mengatakan bahwa beliau wafat tahun 154 H, pada usia 84 tahun. 68 67 Ibnu Hajar al-Asqalani , Tahzibut Tahzib, jild. 1, h. 82. 56 5 Ikrimah al-Barbar, Abu Abdillah al-Madani. Guru-gurunya Ibn Abbas, Ali bin Abi Talib, Hasan bin Ali, Abi Hurairah, Ibn Umar, Ibn Amru, Abi Sa’id, dll. Murid-muridnya Abu Sya’tsa Jabir bin Zaid, Abu Zubair, Qatadah, Samak bin Harb, dll. Pendapat ulama a Al-A’jali menganggap beliau tsiqah. b An-Nasâ’î menganggap beliau tsiqah. c Abu Hatim menganggap beliau tsiqah. d Al-Bukhari dan Ya’kub bin Sufyan dari Ali Ibn al-Madini mengatakan bahwa beliau wafat tahun 104 H. 69 6. Abdullah bin Abbas bin Abdul Mutalib al-Hasyimi., Guru-gurunya Nabi dari ayahnya yaitu Abbas bin Abdul Mutalib, ibunya al-Fadl, saudaranya al-Fadl, bibinya Maimunah, Abi Bakar, dan Usman. Murid-muridnya Anaknya yaitu Ali, Muhammad bin Ali, Katsir bin Abbas, Abdullah bin Ubaidillah bin Abbas. 68 69 Ibid. jild. 2, h. 59. Ibnu Hajar al-Asqalani , Tahzibut Tahzib. Jild 7, h. 126. 57 Pendapat ulama a Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah mengatakan bahwa tidak ada yang menandinginya dalam ilmu fiqih, ilmu tafsir, bahasa arab, syair, ilmu hitung. b Abu Nu’aim mengatakan bahwa beliau wafat tahun 68 H. 70 Kesimpulan Hadis tersebut telah di takhrij oleh muhaqiq kitab Tafsir Ibn Katsir yaitu Abdul Qadir al-Arnaûti dengan menyebutkan bahwa derajat hadis tersebut Ghorib, karena di dalamnya terdapat perawi yang bernama Ibrahim dianggap da’if. 71 Penjelasan kandungan matan Pengarang kitab Syarh at-Tirmidzi menyatakan pendapatnya bahwa Nabi muhammad menyukai jika surat Tabârak ini selalu ada dalam hati setiap umatnya karena surat ini merupakan surat pencegah, penyelamat dari siksa kubur atas sebab itulah Nabi sangat menyukai jika surat ini selalu ada dalam hati setiap umatnya. 72 70 Ibid. jild 7, h. 95. Ibn Katsir, tafsir al-Qur’an al-Azim, h. 152. 72 Muhammad Abdurrahman, Tuhfatul Ahwazi, h. 84. 71 ‫‪58‬‬ ‫‪g. Hadis VII‬‬ ‫ﻦ ِز َﻳﺎ ُد ‪َ ,‬أ ِﺑﻲْ‬ ‫ﻦ َﻧﺼْ ُﺮ ﺑْ ُ‬ ‫ﺟ َﻤ ٍﺔ َأﺣْ َﻤ ُﺪ ﺑْ ُ‬ ‫ﺧﻴْ ِﻪ ‪ِ ,‬ﻓﻲْ َﺗﺮْ َ‬ ‫ﺴﺎ ِآ ُﺮ ِﻓﻲ َﺗﺎ ِر ِ‬ ‫ﻋَ‬ ‫ﻦ َ‬ ‫ﻆ ِاﺑْ ُ‬ ‫ﺤﺎ ِﻓ ُ‬ ‫َو َﻗﺪْ َر َوي اﻟ َ‬ ‫ﻋﻨْ ُﻬﻢْ‬ ‫ي َ‬ ‫ﻦ ُر ِو َ‬ ‫ت اﱠﻟ ِﺬﻳْ َ‬ ‫ﺣ ُﺪ اﻟ ﱢﺜ َﻘﺎ ِ‬ ‫ئ اﻟ ﱠﺰا ِه ُﺪ اﻟ َﻔ ِﻘﻴْ ِﻪ ‪َ ,‬أ َ‬ ‫ﺴﺎ ُﺑﻮْ ِري‪ ,‬اﻟ ُﻤﻘْ ِﺮ ُ‬ ‫ﻲ اﻟ ﱠﻨﻴْ َ‬ ‫ﺷﱡ‬ ‫ﷲ اﻟ ُﻘ َﺮ ِ‬ ‫ﻋﺒْ ُﺪ ا ِ‬ ‫َ‬ ‫ﺧ َﺰﻳْ َﻤ ُﺔ ‪َ ,‬و‬ ‫ﻋﻨْ ُﻪ اﻟ َﺘﺮْ ِﻣ ِﺬي َوِاﺑْﻦ ُ‬ ‫ي َ‬ ‫ﻦ ‪َ ,‬و ُر ِو َ‬ ‫ﺤﻴْ ِ‬ ‫ﺤﻴْ َ‬ ‫ﺻِ‬ ‫ﻏﻴْ ِﺮ َ‬ ‫ﺨﺎ ِري َو ُﻣﺴِْﻠ ُﻢ ‪ً ,‬ﻟ ِﻜﻦْ ِﻓﻲْ َ‬ ‫اﻟ ُﺒ َ‬ ‫ﺣ ِﺪﻳْ ِﺜ ِﻪ‬ ‫ﺴ َﻨ ِﺪ ِﻩ ِﻣﻦْ َ‬ ‫ق ِﺑ َ‬ ‫ﺳﺎ َ‬ ‫ﺳ َﻮا ُهﻢْ ‪َ ,‬‬ ‫ﻖ ِ‬ ‫ﺧَﻠ َ‬ ‫ﺣﺮْ َﺑ ِﻮ ﱠﻳ ُﺔ ‪َ ,‬و َ‬ ‫ﻦ َ‬ ‫ﻋ َﺒﻴْ ِﺪ ﺑْ ِ‬ ‫ﺐ َأ ِﺑﻲ ُ‬ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َﺗ َﻔ َﻘ ُﻪ ِﻓﻲْ َﻣﺬْ َه ِ‬ ‫َ‬ ‫ﷲ ﺻﱠﻠﻰ‬ ‫لا ِ‬ ‫ﺳﻮْ ُ‬ ‫ل َر ُ‬ ‫ل‪َ ‬ﻗﺎ َ‬ ‫ﻚ‪ ,‬ﻗَﺎ َ‬ ‫ﻦ َﻣﺎِﻟ ُ‬ ‫ﺲ ﺑْ ِ‬ ‫ﻋﻦْ ًَأ َﻧ ٍ‬ ‫ﻋﻦْ اﻟ ﱡﺰهْ ِﺮيْ ‪َ ,‬‬ ‫ﺐ‪َ ,‬‬ ‫ﺴﺎ ِﺋ ُ‬ ‫ﻦ اﻟ ﱠ‬ ‫ت ﺑْ ِ‬ ‫ﻦ ُﻓ َﺮا ِ‬ ‫ﻋ ِْ‬ ‫َ‬ ‫ﻻ‬ ‫ﷲ ِإ ﱠ‬ ‫ب ا ِ‬ ‫ﺲ َﻣ َﻌ ُﻪ ﺷَﻲْءٌ ِﻣﻦْ ِآﺘَﺎ ِ‬ ‫ت َو َﻟﻴْ َ‬ ‫ن َﻗﺒَْﻠ ُﻜﻢْ ﻣَﺎ َ‬ ‫ﺟﻠًﺎ ِﻣ ﱠﻤﻦْ آَﺎ َ‬ ‫ن َر ُ‬ ‫ﺳﱠﻠ َﻢ‪ِ ‬إ ﱠ‬ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ‬ ‫َ‬ ‫ﻚ‬ ‫ل ﻟ َﻬَﺎ‪ِ‬إ ﱠﻧ َ‬ ‫ﻚ َﻓﺜَﺎ َرتْ اﻟﺴﱡﻮْ َر ُة ِﻓﻲْ َوﺟْ ِﻬ ِﻪ ‪َ ,‬ﻓﻘَﺎ َ‬ ‫ﺣﻔْ َﺮ ِﺗ ِﻪ َأﺗَﺎ ُﻩ َاﻟْ ُﻤﻠْ ُ‬ ‫ﺿ َﻊ ِﻓﻲْ ُ‬ ‫ك ‪َ ,‬ﻓَﻠﻤﱠﺎ َو َ‬ ‫ َﺗﺒَﺎ َر َ‬ ‫ﺴﻲْ ﺿَﺮًّا َوﻟَﺎ‬ ‫ﻚ وَﻟﺴﺎ َﻟ ُﻪ َوﻟَﺎ ِﻟ َﻨﻔْ ِ‬ ‫ﻚ َﻟ َ‬ ‫ﻚ‪َ ,‬وِإ ﱢﻧﻲْ ﻟَﺎ َأﻣَْﻠ ُ‬ ‫ﷲ ‪َ ,‬وَاﻧَﺎ َاآْ َﺮ ُﻩ َﻣﺴَﺎ َءﺗْ َ‬ ‫با ِ‬ ‫ِﻣﻦْ ِآﺘَﺎ ِ‬ ‫ﻰ‬ ‫ﻖ إِﻟ َ‬ ‫ﻄِﻠ ُ‬ ‫ك َو َﺗﻌَﺎﻟَﻰ ﻓَﺎ ﺷْ َﻔ ِﻌﻲْ َﻟ ُﻪ ‪َ .‬ﻓ َﺘﻨْ َ‬ ‫ب َﺗﺒَﺎ َر َ‬ ‫ﻄَﻠﻘَﻲ ِإﻟَﻰ اﻟ َﺮ ﱢ‬ ‫ت َهﺬَا ِﺑ ِﻪ َﻓِﺎﻧْ َ‬ ‫َﻧﻔْﻌًﺎ ‪َ ,‬ﻓِﺈنْ َأ َردْ ُ‬ ‫ﺖ‬ ‫ﻚ َﻓ َﺘ َﻌﱠﻠ َﻤ ِﻨﻲْ َو َﺗﻠَﺎ ِﻧﻲْ‪َ ,‬ا َﻓ ُﺘﺤْ ِﺮ ُﻗ ُﻪ َاﻧْ َ‬ ‫ﻦ ِآﺘَﺎ ِﺑ َ‬ ‫ﻲ ِﻣﻦْ َﺑﻴْ ِ‬ ‫ﻋ َﻤ ٌﺪ ِإَﻟ ﱠ‬ ‫ن ُﻓﻼَﻧًﺎ َ‬ ‫ب‪ِ ,‬إ ﱠ‬ ‫ل ‪ ‬ﻳَﺎ َر ّ‬ ‫ب َﻓ َﺘ ُﻘﻮْ ُ‬ ‫اﻟ َﺮ ﱢ‬ ‫ﻖ ِﻟﻲْ َأنْ‬ ‫ﺣﱠ‬ ‫ل‪َ ‬و َ‬ ‫ﻀ َﺒﺖْ ؟ َﻓ َﺘ َﻘﻮْ ُ‬ ‫ﻏ َ‬ ‫ك َ‬ ‫ﻻ َأرَا َ‬ ‫ل ‪َ‬أ َ‬ ‫ﺟﻮْ ِﻓ ِﻪ ؟ َﻓ َﺘ ُﻘﻮْ ُ‬ ‫ﺑِﺎاﻟﻨﱠﺎ ِر َو َﺗ َﻌ ﱠﺬ َﺑ ُﻪ وَاَﻧَﺎ ِﻓﻲْ َ‬ ‫ﻚ ‪,‬‬ ‫ج اُﻟﻤﻠْ ُ‬ ‫ﺊ َﻓ َﻴﺨْ ُﺮ ُ‬ ‫ﺠُ‬ ‫ل‪َ ‬ﻓ َﺘ ِ‬ ‫ﻚ ِﻓﻴْ ِﻪ‪َ .‬ﻗﺎ َ‬ ‫ﺷ َﻔﻌْ َﺘ َ‬ ‫ﻚ‪َ ,‬و َ‬ ‫ل ‪ِ‬اذْ َه ِﺒﻲْ ﻓﻘﺪ َو َهﺒْ ُﺘ ُﻪ َﻟ َ‬ ‫ﺐ‪َ .‬ﻓ َﻴ ُﻘﻮْ ُ‬ ‫ﻀ َ‬ ‫َأﻏْ َ‬ ‫ل‪‬‬ ‫ﻋَﻠﻰ ِﻓﻴْ ِﻪ ‪َ ,‬ﻓ َﺘ ُﻘﻮْ ُ‬ ‫ﻀ ُﻊ َﻗﺎ َهﺎ َ‬ ‫ﺊ َﻓ َﺘ َ‬ ‫ﺠُ‬ ‫ل ‪َ ‬ﻓ َﺘ ِ‬ ‫ﺸﻲْ ٍء‪َ .‬ﻗﺎ َ‬ ‫ﺤﻞْ ِﻣﻨْ ُﻪ ِﺑ َ‬ ‫ل ‪َ,‬ﻟﻢْ َﻳ ِ‬ ‫ﻒ اﻟْ َﺒﺎ ِ‬ ‫ﺳ ً‬ ‫ج َآﺎ ِ‬ ‫َﻓ َﻴﺨْ ُﺮ ً‬ ‫ﻦ‬ ‫ﺣ ًﺒﺎ ِﺑ َﻬﺎ َﺗﻴْ ِ‬ ‫ﻋﺎ ِﻧﻲْ‪َ ,‬و َﻣﺮْ َ‬ ‫ﺼﺪْ ِر‪َ ,‬ﻓ ُﺮ َﺑ َﻤﺎ َو َ‬ ‫ﺣ ًﺒﺎ ِﺑ َﻬ َﺬا اﻟ ﱠ‬ ‫ﻼ ِﻧﻲْ‪َ ,‬و َﻣﺮْ َ‬ ‫ﺣ ًﺒﺎ ِﺑ َﻬ َﺬا اﻟْ َﻔ ِﻢ ‪َ ,‬ﻓ ُﺮ َﺑ َﻤﺎ َﺗ َ‬ ‫َﻣﺮْ َ‬ ‫ث ِﺑ َﻬ َﺬا‬ ‫ﺣ َﺪ َ‬ ‫ل ‪َ ‬ﻓَﻠ ﱠﻤﺎ َ‬ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ‪َ .‬ﻗﺎ َ‬ ‫ﺸ ِﺔ َ‬ ‫ﺨﺎ َﻓ َﺔ اﻟ َﻮﺣْ َ‬ ‫ﺴ ُﻪ ِﻓﻲْ َﻗﺒْ ِﺮ ِﻩ َﻣ َ‬ ‫ﻦ ‪َ ,‬ﻓ ُﺮ َﺑ َﻤﺎ َﻗﺎ َﻣ َﺘﺎ ِﺑﻲْ ‪َ ,‬ﺗﺆْ ِﻧ ُ‬ ‫اﻟْ َﻘ َﺪ َﻣﻴْ ِ‬ ‫ﺳ ﱠﻤﺎ َهﺎ‬ ‫ﻻ َﺗﻌِْﻠ ُﻤ َﻬﺎ‪َ ,‬و َ‬ ‫ﻋﺒْ ٍﺪ ِإ ّ‬ ‫ﺣ ﱟﺮ َوَﻟﺎ َ‬ ‫ﻻ َآ ِﺒﻴْﺮٌ َوَﻟﺎ ُ‬ ‫ﺻ ِﻐﻴْﺮٌ َو َ‬ ‫ﺳﱠﻠ َﻢ َﻟﻢْ َﻳ ِﺒﻖْ َ‬ ‫ﷲ ﺻّﻠﻰ ﻋﻠﻴ ِﻪ َو َ‬ ‫لا ِ‬ ‫رﺳﻮ ِ‬ ‫ﺞ‪.73‬‬ ‫ل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ اﻟﻤﻨ َ‬ ‫رﺳﻮ ُ‬ ‫‪“Imam al-Hafiz Ibn Asakir meriwayatkan dalam kitab tarikhnya‬‬ ‫‪saat menceritakan biografi Ahmad bin Nasr bin Ziyad Abu Abdillah al‬‬‫‪Qurasyi an-Naisaburi al-Muqri, seorang ahli zuhud dan faqih salah seorang‬‬ ‫‪Ibn Katsir, tafsir al-Qur’an al-Azim, 99.‬‬ ‫‪73‬‬ 59 tsiqah yang dipakai riwayatnya oleh Imam al-Bukhari dam Muslim namun tidak dalam kitab sohihain, juga meriwayatkan darinya Imam at-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan darinyalah beliau belajar fiqih mazhab abu Ubaid bin Harbawaih beliau meriwayatkan dengan sanadnya, dari Furat bin Sâib dari Zuhri dari Anas bin Malik, ia berkata Rasulullah bersabda dahulu sebelum kalian, ada seorang pria yang meninggal dunia, saat itu tidak ada amal salih yang menyertainya selain sedikit dari kitab Allah swt. yaitu surat tabârak. Ketika jenazahnya di letakkan dalam lobang kubur, maka ia di datangi malaikat. Tiba-tiba surat tersebut berkobar membentengi wajahnya, maka malaikat berkata sungguh engkau adalah termasuk al-Qur’an dan saya tidak ingin untuk menyakitimu, namun saya tidak dapat memberikan mudorot juga manfaat baik bagimu, dia ataupun diri saya sendiri. Kalau engkau ingin menyelamatkannya maka pergilah menghadap Allah swt dan mintakanlah syafa’at baginya. Lalu surat alMulk itupun berangkat menuju Allah swt dan berkata, ”ya Allah, sesungguhnya si fulan sengaja memilihku di antara surat-surat dalam kitabmu, dia mempelajariku dan membacaku. Apakah engkau akan membakarnya dan mengadzabnya dengan api neraka sedangkan saya berada dalam dirinya? Jika engkau melakukan itu, maka hapuslah saya dari kitabmu, maka Allah pun berfirman, ’ apakah engkau ini sedang marah?’ maka surat al-Mulk itu berkata,’ dan memang saya berhak untuk marah.’ Lalu Allah swt berkata,’ pergilah, saya telah berikannya padamu dan menjadikan engkau sebagai syafa’at baginya. Rasulullah saw. kembali melanjutkan”maka datanglah surat tersebut dan keluarlah malaikat dalam keadaan yang jelek karena tidak bisa berbuat apa-apa terhadapnya, lalu surat al-Mulk datang dan meletakkan mulutnya pada mulut orang yang menghafalnya tadi sambil berkata,’ bergembiralah mulut ini, betapa banyak ia telah membacaku. Bergembiralah dada ini, betapa banyak dia telah berdiri membawaku.’ Lalu surat itu menemaninya dalam kuburan di sebabkan kekhawatiran akan kesepian. Tatkala Rasulullah saw menceritakan hadis ini, maka tidak ada seorang pun baik kecil, besar, merdeka atau pun budak kecuali mempelajarinya. Dan Rasulullah saw menamakannya sebagai surat al-Munjiah penyelamat.” Takhrij sanad bin Sâib Abu Sulaiman, dikenal dengan Abu Mu’ala al-Jazri Gurunya Maimun bin Mihran. Muridnya Husain bin Hamd al-Marwazi. 60 Pendapat ulama a Abu Hatim menganggap beliau adalah perawi hadis yang da’if dan Munkar. b An-Nasâ’î menganggap bahwa hadisnya Matruk. 74 1. Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Abdillah bin Syihab bin Abdillah bin Haris bin Zuhrah bin Kilab bin Marah al-Qurasyi az-Zuhri al-Faqih. Guru-gurunya Abdullah bin Umar bin Khatab, Abdullah bin Ja’far, Rabi’ah bin Ibad, Abdurrahman bin Azhar, Abdullah bin Amir bin Rabi’ah, Sahl Sa’ad, Anas, Jabir, dll. Murid-muridnya Ata bin Abi Rabah, Abi Zubair al-Maki, Umar bin Abdul Aziz, Umar bin Dinar, Salih bin Kisan, dll. Pendapat ulama a Lais bin Sa’ad mengatakan bahwa Lais belum pernah melihat orang alim yang lebih sempurna dari az-Zuhri. b Ibn Sa’ad menganggap bahwa az-Zuhri adalah orang yang paling dapat dipercaya, banyak memiliki hadis, ilmuwan, perawi dan ahli hukum yang mumpuni. c Abu Daud dari Ahmad bin Salih mengatakan bahwa beliau lahir pada tahun 50 H. d Ibn Yunus mengatakan bahwa beliau wafat tahun 125 H. 75 74 Ibnu Hajar al-Asqalani , Tahzibut Tahzib, h. 161. 61 2. Anas bin Mâlik bin Nadar bin Domdom. Guru-gurunya Nabi Abu Bakar, Umar, Usman, Abdullah bin Rahawah, Fatimah az-Zahrah, Tsabit bin Qais bin Syamas dan Abdurrahman bin Auf. Murid-muridnya Hasan, Sulaiman at-Taimi, Abu Qalabah, Abdul Aziz bin Sahib, dll. Pendapat ulama a Umar ra, menganggap bahwa Anas bin Mâlik adalah seorang pemuda yang pandai menulis, yang terkenal ketakwaannya. b Ibn Sirin menganggap bahwa Anas bin Mâlik adalah orang yang paling baik dalam melaksanakan solat, di rumah atau perjalanan. c Hammam bin Qatadah mengatakan bahwa beliau wafat tahun 91 H. 76 Kesimpulan Hadis tersebut telah ditakhrij oleh muhaqiq kitab Tafsir Ibn Katsir yaitu Abdul Qadir al-Arnaûti dengan menyebutkan bahwa derajat hadis tersebut mungkar karena di antara periwayatnya ada yang lemah yaitu Furat bin Sâib. 77 Penjelasan kandungan matan Kata syafaat berarti perantaraan. Dalam hal ini syafaat merupakan perantaraan dalam kaitannya dengan pertolongan. Misalnya di masa Nabi masih hidup di tengah umatnya ada seorang sahabat yang memohon kepada Nabi. 75 Ibnu Hajar al-Asqalani , Tahzibut Tahzib, h. 118 Ibid. jild 1. h. 63. 77 Ibn Katsir, tafsir al-Qur’an al-Azim, h. 132. 76 62 Sahabat itu meminta Nabi berdoa kepada Tuhan agar dirinya diberikan kekayaan harta benda oleh Tuhan ternyata doa Nabi itu terkabulkan oleh Tuhan sehingga sahabat menjadi kaya. Oleh karena syafaat juga diartikan sebagai pertolongan dari Nabi, Rasul, Wali atau orang-orang suci dinamakan orang yang menerima syafaat. Tentu semua syafaat itu berasal dari Tuhan dengan demikian syafaat itu kepunyaan Tuhan, hanya Tuhan sejatinya yang memiliki syafaat 3944, ayat tersebut menyatakan bahwa syafaat itu kepunyaan Allah karena kekuasaan langit dan bumi ada pada dia tak seorang pun yang dapat memberikan syafaat kepada orang kecuali mendapat izin darinya 2255, syafaat tidak sama dengan istidraj. Syafaat berupa pertolongan yang diberikan para Nabi, Rasul, utusan, atau orang-orang suci. Syafaat sama seperti mukjizat, karomah maupun maunah yaitu sama-sama tidak diupayakan. Semuanya merupakan anugrah Allah semata. Tetapi, syafaat dapat diberikan secara sadar kepada orang yang meminta pertolongan, misalnya seseorang dianugrahi syafa’at oleh Allah, lalu seseorang itu melihat orang yang tertimpa bencana. Seketika saat mendengar teriakan orang itu meminta tolong, maka seseorang itu secara sadar membebaskan orang itu dari bahaya yang menimpanya, tetapi kita sendiri tidak memiliki pengetahuan bagaimana caranya menolong orang itu. Malaikat pun menjadi alat untuk menyalurkan syafaat kepada mereka yang dikehendaki dan diridoi Allah 5326, 2128 artinya orang yang dijadikan sebagai penyalur syafaat pun tidak dapat bertindak sewenang-wenang, orang yang memberikan syafaat itu bekerja sesuai dengan petunjuk Tuhan itulah sebabnya syafaat tidak dapat dilakukan seperti istidroj, meski syafaat itu 63 bertujuan baik yaitu menolong, tetapi pertolongan itu hanya ditujukan kepada mereka yang diridhoi Allah. Mengapa hanya para Nabi, Rasul dan orang suci yang dapat memberikan syafaat, karena mereka merupakan orang yang mampu menyaksikan yang al-Haqq, yang Maha besar! Seperti dalam firman Allah dalam sûrat al-Zukhruf 4386. 78 Terdapat perbedaan dalam berbagai kelompok mengenai pemberian syafa’at, kaum khawarij dan mu’tazilah membantah akan adanya pemberian syafa’at untuk melindungi orang-orang yang bersalah karena melakukan dosadosa besar dan telah diperintahkan untuk di masukkan ke dalam neraka karena dosa-dosanya itu, atau untuk mengeluarkan orang-orang yang telah di masukkan ke dalam neraka. Al-qurtubi berkata,” pemberian syafa’at itu dibantah oleh golongan Khawarij dan Mu’tazilah. Bantahan mereka itu didasarkan pada apa yang mereka anggap sebagai pemikiran rasional. Menurut pendapat golongan khawarij dan mu’tazilah yang ekstrem tersebut, orang-orang yang melakukan dosa besar tidak akan pernah keluar dari neraka, dan syafaat yang diberikan oleh para nabi tidak akan ada manfaatnya bagi mereka. Sebaliknya, kelompok murji’ah yang pendapatnya bertentangan sekali dengan kelompok Khawarij dan Mu’tazilah, mengatakan bahwa tidak seorang pun yang bersalah karena telah melakukan dosa-dosa besar perlu masuk neraka. Kaum Murjiah percaya bahwa orang-orang ini akan masuk surga tanpa di hukum sama sekali. Kedua pihak juga berlawanan pendapat mengenai hadis mutawatir yang terkenal dan mengenai konsensus kaum salaf dan para imam dari 78 Ahmad Chodjim, al-Ikhlas. Jakarta Serambi, 2005 cet, 1 64 umat Nabi muhammad ini. Pendapat yang benar dalam masalah ini adalah pendapat ahlusunnah waljamaah yang telah mendapat bimbingan dan petunjuk Allah swt. Ahlusunnah Waljamaah percaya bahwa orang-orang yang bersalah karena berbuat dosa-dosa besar bergantung kepada Allah swt. Jika ia menghendaki, ia akan memaafkan mereka, dan jika ia menghendaki, ia akan menghukum mereka karena dosa-dosa tersebut dan setelah itu, dengan rahmatnya, memasukkan mereka ke surga. 79 Orang beriman yang di hukum di neraka dan tidak ada seorang pun yang memberinya syafaat akan di keluarkan berkat rahmat Allah. Tak ada seorang beriman pun yang akan disiksa di neraka selama-lamanya. Siapa saja yang memiliki keyakinan atau iman dalam hatinya meski seberat biji sawi, pada akhirnya ia akan di keluarkan dari neraka. Ada beberapa simpul penting berkenaan dengan syafaat yang dapat kita tarik dari ayat-ayat al-Qur’an, di antaranya 1. Syafa’at tidak berlaku bagi orang-orang kafir [2] 254. 2. Syafa’at ditetapkan secara mutlak sebagai milik Allah swt [39] 43-44. 3. Syafa’at diperbolehkan secara umum bagi selain Allah sesuai dengan izin Allah swt al-Baqarah [2] 255. 79 hal. 393 Umar Sulaiman al-Asyqar, Ensiklopedia kiamat, JakartaSerambi ilmu semesta, 2002 65 4. Al-Qur’an menjelaskan bahwa syafaat secara khusus diizinkan bagi para malaikat atas orang-orang yang diridai Allah swt Al-Anbiya [21] 25-28. 5. Syafa’at secara tegas dinisbahkan kepada Nabi saw pada masa hidupnya Ali’ Imran [3] 159 6. Syafa’at disebutkan merujuk kepada Nabi saw di akhirat al-Isra [17] 79 7. Syafa’at dapat diberikan oleh para nabi dan kaum beriman secara umum di akhirat Ali’ Imran [3] 18 Selain dimasa hidupnya para ulama bersepakat bahwa Nabi saw akan memberikan syafaat kelak di hari kiamat. Prinsip ini telah menjadi bagian dari akidah Islam seperti yang dijelaskan sebelumnya. Kaum murtad Mu’tazilah menolaknya karena mereka berpendapat bahwa orang yang masuk neraka akan kekal di dalamnya. Selain Nabi Muhammad saw, para Nabi kaum beriman pun dikatakan dapat memberi syafaat. Semua syafaat mereka tetap mengikuti prinsip utama bahwa syafaat hanya milik Allah dan orang yang dapat memberikannya hanyalah yang mendapat izin dan rida Allah. Para nabi dapat memberikan syafaat karena mereka telah mengadakan perjanjian dengan Allah 337, Ali’Imran 381 dan benar-benar telah menjadi saksi atas kebenaran. Selain para nabi orang-orang tertentu dari kalangan kaum 66 beriman pun dapat memberikan syafaat sesuai dengan izin dan rida Allah 318 Allah, para malaikat, orang yang berilmu 80 . 2. Hikmah Adanya Fada’il Kata fadl merupakan kata dasar yang memiliki dua wazan timbangan yaitu fad ala- yaf dulu dan fadila-yafdalu. Di dalam al-Qur’an kata al-fadl dengan berbagai bentuk turunnya disebut sebanyak 104 kali, arti asal kata al-fadl adalah az-ziyadah wa al-khoir kelebihan dan kebaikan, yang kemudian berkembang menjadi Baqiya sisa/akhir, Zad/ziyadah lebih, Galb menang/unggul/utama. Di dalam bahasa indonesia kata al-fadl sering diterjemahkan dengan ”karunia”, kemurahan, kebaikan, keutamaan, kemuliaan”, dan keunggulan”. Kata al-Asfahani menyatakan bahwa fadl berarti ”lebih” atau ”kelebihan” yang mencakup kebaikan dan keburukan. Sedangkan al-Tabatba’i mengatakan bahwa yang dimaksud dengan fadl makna konotasinya ialah suatu pemberian yang bersifat suka rela yang merupakan kelebihan dari kebutuhan. Kata al-fadl, demikian Tabataba’i digunakan untuk menyatakan kelebihan, keunggulan, kebaikan, kemurahan dan keutamaan dalam hal yang positif, sedangkan untuk hal yang negatif digunakan kata al-fudul. Namun demikian dalam al-Qur’an tidak ditemukan kata al-fadl yang berarti kelebihan atau keuggulan di bidang yang negatif sebagaimana tidak ditemukannya kata al-fudul. Sementara itu Ibn Mansur 80 Muhammad Hisyam Kabbani, Syafaat Tawasul dan Tabaruk, Jakartapt. Serambi Ilmu Alam Semesta, 2007 67 menyebutkan al-fadilah diartikan sebagai kedudukan yang tinggi dalam hal yang tetapi kata al-fadilah tidak di temukan dalam al-Qur’an. Kata fadl, yang digunakan untuk menyatakan kelebihan yang dimiliki oleh sesuatu yang lain , umumnya menyangkut tiga segi pertama, dari segi jenis, seperti hewan memiliki kelebihan dibanding dengan tumbuh-tumbuhan. Kedua, dari segi nau’ kategori, yaitu suatu pembagian di bawah level jenis, seperti manusia mempunyai kelebihan, dalam hal-hal tertentu, dibanding dengan binatang sekalipun keduanya sama-sama jenis hewan. Kata al-fadl yang mempunyai arti semacam ini dapat dilihat di dalam surat al-Isra 1770. Ketiga, dari segi esensi dzat, seperti Ahmad memiliki kelebihan,dalam suatu segi, dibanding Mahmud. Pemakaian kata fadl dengan pengertian ini dapat ditemukan dalam al-Qur’an pada surat al-Nahl 1671. Kelebihan atau keunggulan yang termasuk kategori pertama dan kedua merupakan anugerah semata-mata dari Allah swt tanpa didahului usaha dari yang menyandang kelebihan atau keunggulan yang dimaksud. Sedangkan kelebihan atau keunggulan dalam kategori ketiga kadangkadang merupakan anugerah semata-mata dari Allah swt dan kadang-kadang juga merupakan hasil dari usaha oleh yang bersangkutan. Kata fadl di dalam al-Qur’an tidak hanya khusus untuk persoalanpersoalan yang menyangkut keakhiratan, tetapi juga berkaitan dengan persoalanpersoalan yang bersifat keduniaan. Banyak di temukan kata fadl yang di rangkaikan dengan kata Allah atau kata yang bermakna Tuhan atau kata gantinya terdapat beberapa cara. Pertama secara langsung merangkaikan antara keduanya, seperti fadl Allah swt yang diulang sebanyak enam belas kali, satu kali dengan 68 rangkaian fadl rabbi an-Naml, 2740, sedangkan dalam rangkaian fadlah/fadlih di temukan sebanyak 29 kali. Kedua, dengan cara menggunakan kata penghubung berupa kata yang berarti ”memiliki” atau ”mempunyai”.kata penghubung dimaksud ialah dzu yang mengandung arti as-sahib, ”yang memiliki” sebagai contoh dalam QS Ali’Imran, 3174. rangkaian dalam bentuk ini ditemukan sebanyak empat belas kali. Kemu’jizatan al-Qur’an terdapat dalam masing-masing surat yang ada dalam al-Qur’an, masing-masing surat mempunyai keutamaan dan keutamaan tersebut bagi orang yang mengamalkan dari keutamaan tersebut dapat mempengaruhi dalam jiwa seseorang, diantaranya yaitu 1 Dapat menguatkan iman dan memantapkannya. 2 Ia menjadi sebab selalu bertambahnya iman. 3 Dapat mendekatkan dari surga dan menjauhkan dari neraka. 4 Mengangkatkan derajat, menambah kebaikan yang bermanfaat di hari yang mana harta dan keturunan tidak berguna kecuali orang yang datang kepada Allah swt dengan hati yang salim dan tidak mungkin iman bisa tetap sempurna apabila seorang muslim melalaikan fada’il. 5 Membentuk manusia memiliki akhlak yang baik, terutama apabila disertai dengan meninggalkan kehinaan. 58 58 .Fachruddin hs, Ensiklopedi al-Qur’an, Jakarta Rineka Cipta,1992 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis mengadakan penelitian mengenai hadis-hadis yang berkaitan dengan keutamaan surat al-Mulk yang terdapat dalam tafsir “al-Qur’an al-Azim” yang terdiri dari 7 hadis, dapat ditarik kesimpulan bahwa hadis-hadis tersebut berkualitas, sebagai berikut 1. Hadis 1 dan 2 berkualitas hasan. 2. hadis 3 dan 6 berkualitas hasan. 3. hadis 4 dan 5 berkualitas sahih. 4. hadis 7 berkualitas da’if karena ada seorang perawi yang dinilai munkar yaitu furat bin Sâib. Maka dapat disimpulkan bahwa hadis-hadis mengenai keutamaan surat alMulk yang dipercaya oleh masyarakat yang salah satu keutamaannya adalah dapat memberikan syafa’at pada untuk orang yang sudah meninggal dapat diamalkan karena dominan hasan dan sahih. B. Saran-saran Mengingat betapa pentingnya Membaca al-Qur’an adalah kewajiban semua orang islam, maka penulis memberikan saran kepada saudara-saudara muslim bahwa a-Qur’an banyak memberikan keuntungan bagi orang-orang yang melazimkan 69 70 membaca al-Qur’an dan mengamalkan apa yang ada di dalam al-Qur’an karena hanya al-Qur’an yang dapat memberikan pertolongan di hari kiamat maupun di alam kubur. Dan hendaklah umat Islam mencintai al-Qur’an karena dengan mencintai al-Qur’an iman seseorang telah sempurna namun bukan hanya membacanya saja tentulah harus dipahami makna yang terdapat dalam al-Qur’an tersebut. Umat Islam harus menyadari bahwa seluruh surat-surat yang ada dalam alQur’an masing-masing mempunyai keunggulan dan masing-masing juga mempunyai keberkahan. Ketika semua Umat Islam sudah meninggal dan tiba saatnya nanti pada hari kiamat maka semua orang tak terkecuali orang non islam pun meminta syafa’at kepada Allah dan Allah hanya akan memberikan syafaat kepada Umat Islam yang mencintai al-Qur’an dan mengamalkannya dan tentulah itu semua atas seizin dari Allah swt. 71 DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Muhammad. Tuhfatul Ahwazi. BeirutDar al-Fikr. Ahmad bin Hanbal. Musnad Ahmad bin Hanbal. BeirutDar al-Fikr. Ahmad, Syihabuddin. Tahzibut Tahzib. BeirutDar al-Fikr Al-Albani, Nashiruddin. Derajat Hadis-Hadis JakartaPustaka Azzam, 2008 Dalam Tafsir Ibn Katsir. Ali, Nuruddin. Majma az-Zawaid. BeirutDar al-Fikr. Arifin, Bey. Samudera al-Fatihah. Surabaya Ilmu, 2003 Ali, Sayuthi. Metodologi Penelitian Agama. JakartaRajawali Pers, 2002. Cet, 1. Al-Asyqar, Umar Sulaiman. Ensiklopedia Kiamat. JakartaSerambi Ilmu Semesta, 2002 Ath-Thobroni, Sulaiman bin Ahmad bin Ayub. Mu’jam as-Shogir. BeirutDar al-Fikr. ……………. Mu’jam al-Awsath. Kairo Dar al-Hadis Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian. YogyakartaPustaka Pelajar, 1999 Hal,6. Al-Badri, Yusuf. Surat Tabaarak Pendinding Dari Siksa Kubur. SurabayaPt. Bungkul Indah, 1994 cet. 1, Al-Baihaqi, Abu Bakar Ahmad bin Husain. Dalail al-Nubuwwah. BeirutDar alKitab. Baidan, Nasiruddin. Metodologi Penafsiran al-Qur’an. YogyakartaPustaka Pelajar, 2000 Chodjim, Ahmad. al-Ikhlas. Jakarta Serambi, 2005 cet. 1 Dahlan, Abd Rahman. Kaidah-kaidah Penafsiran al-Qur’an. Bandung Mizan, 1998. Abu Daud Sulaiman bin Asy’ast. Sunan Abu Daud. KairoDar al-Hadis. 71 72 Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam. Ensiklopedia Islam. Jakarta Pt Ichtiar Van Hoeve, 1994 Fachruddin hs. Ensiklopedi al-Qur’an. JakartaRineka Cipta,1992 Al-Farmawi, Abd al-Hayy. Metode Tafsir al-Mawdhu’iy. Penterjemah suryana. Jamrah. Jakarta Rajawali pers, 1994 Haeri, Fadhlullah. Pelita al-Qur’an. Jakarta Ilmu Semesta, 2001 hal. 172 al-Hakim, Abdullah. al-Mustadrok. BeirutDar al-Kitab. Hasan, Muhammad Ali Umar. Amalan Murah Rezeqi Kekayaan. Kuala Lumpur Darul Nu’man, 1996. Hidayat, Rahmat Taufiq. Khazanah Istilah al-Qur’ Mizan,1999 h,176. Hisyam, Muhammad Kabbani. Syafaat Tawasul dan pt. Serambi Ilmu Alam Semesta, 2007 Ibn Katsir. Al-Bidayah Wa al-Nihayah. Beirut Dar al-Fikr jilid XIV, ................ Tafsir al-Qur’an al-Adzim. BeirutDar al-Fikr, 1997 jilid 1, Ibn Majah. Sunan Ibn Majah. BeirutDar al-Ihya al-Turast Abi Isa Muhammad bin Isa. Sunan at-Tirmidzi. BeirutDar al-Fikr. al-Maghribi, Ali bin Muhammad. Fadha’il A’mal. JakartaDarul Haq, 2007. Maswan, Nur Faizin. Kajian Deskriptif Tafsir Ibn Katsir. Yogyakarata Menara Kudus, 2002 an-Nasa’i. Nasa’i Fi al-Kubro. BeirutDar al-Fikr. Nasiruddin, Muhammad. Dho’if Sunan Islami.. al-Qorni, Aidh bin Abdullah. Hadis Pilihan Mendasari Kehidupan Sehari-Hari. JakartaDarul Haq, 2007 Quthub, Sayyid. Tafsir Zhilalil Qur’an. JakartaGema Insani, 2004 hal. 220. 73 Selamat, Muhammad Isa. Penawar Jiwa dan Pikiran. JakartaKalam Mulia, 2001 Shihab, muhammad Quraisy. Tafsir al-Misbah. Jakarta Lentera Hati, 2002 As-Suyuti, Abdurrahman Jalaluddin. Tafsir ad-Durr al-Mansur. BeirutDar al-Fikr. As-Suyuthi, Jalaluddin. Asrar Tartibil Qur’an. JakartaPustaka Amani,1996 cet. 1, Yahya, Harun. Memilih al-Qur’an Sebagai Pembimbing. Surabaya Risalah Gusti2004 Yahya, Fadhoil al-Qur’an. ‫‪74‬‬ ‫‪Skema Hadis I‬‬ ‫ﻼ‬ ‫ن َﺛ َ‬ ‫ﻰ َاﻟْ ُﻘﺮْﺁ ِ‬ ‫ﺳﻮْ َر ًة ﻓ ِ‬ ‫ن ُ‬ ‫ل ‪ِ ‬ا ﱠ‬ ‫ﺳﱠﻠ َﻢ ‪َ ،‬ﻗﺎ َ‬ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ‬ ‫ﷲ َ‬ ‫ﷲ ﺻﱠﻠﻰ ا ُ‬ ‫ﺳﻮْ ِ‬ ‫ﻋﻦْ َر ُ‬ ‫َ‬ ‫ﻚ‬ ‫ك َاﱠﻟِﺬيْ ِﺑ َﻴ ِﺪ ِﻩ اَﻟ ُﻤﻠْ ُ‬ ‫ﻏ ِﻔ َﺮ َﻟ ُﻪ ‪َ ‬ﺗﺒَﺎ َر َ‬ ‫ﻰ ُ‬ ‫ﺣ ِﺒﻬَﺎ ﺣَﺘ ﱠ‬ ‫ﺷ َﻔ َﻌﺖْ ِﻟﺼَﺎ ِ‬ ‫ﻦ ﺁ َﻳ ًﺔ َ‬ ‫ِﺛﻴْ َ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫َا ِﺑﻰْ ُه َﺮﻳْ َﺮ َة‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﺸ ِﻤﻲ‬ ‫ﺠﱠ‬ ‫س اﻟ ُ‬ ‫ﻋ ﱠﺒﺎ ٍ‬ ‫َ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫َﻗ َﺘﺎ َد ٍة‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﺷﻌْﺒَﺔٌ‬ ‫ُ‬ ‫ﺣﺪﺛﻦ‬ ‫ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺟﻌﻔﺮ‬ ‫ﺤ َﻤ ٍﺪ‬ ‫ج ِﺑﻦْ ُﻣ َ‬ ‫ﺣﺠَﺎ ُ‬ ‫َ‬ ‫ﺣﺪﺛﻦ‬ ‫اﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﺣﻨﺒﻞ‬ ‫‪74‬‬ ‫‪75‬‬ ‫‪Skema Hadis II‬‬ ‫ن‬ ‫ﻲ َاﻟْ ُﻘﺮْﺁ ِ‬ ‫ﺳﻮْرَةٌ ﻓ ِْ‬ ‫ﷲ ﻋﻠﻴ ِﻪ وﺳﱠﻠ َﻢ ‪ُ ‬‬ ‫ﷲ ﺻﱠﻠﻰ ا ُ‬ ‫لا ِ‬ ‫ﺳﻮْ ُ‬ ‫ل َر ُ‬ ‫َﻗﺎ َ‬ ‫ك َاﱠﻟ ِﺬيْ‬ ‫ﺠ ﱠﻨ َﺔ ‪ ‬ﺗَﺒَﺎ َر َ‬ ‫ﺧﻠْ َﺘ ُﻪ َاﻟْ َ‬ ‫ﻰ َادْ َ‬ ‫ﻋﻦْ ﺻَﺎﺣِﺒِﻬَﺎ ﺣَﺘ ﱠ‬ ‫ﺖ َ‬ ‫ﺻﻤْ ُ‬ ‫ﺧَﺎ َ‬ ‫ﻚ‬ ‫ﺑِ َﻴﺪِﻩ ِ َاﻟْ ُﻤﻠْ ُ‬ ‫ﻗﺎل‬ ‫ﺲ‬ ‫َا َﻧ ٍ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﺚ‬ ‫َﺛﺎ ِﺑ ٍ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻦ ِﻣﺴْ ِﻜﻴْ ُ‬ ‫ﺳَﻠﺎ ُم ﺑْ ُ‬ ‫َ‬ ‫روي‬ ‫ﻄﺒْ َﺮ ِﻧﻲْ‬ ‫اﻟ ﱠ‬ ‫‪76‬‬ ‫‪Skema Hadis III‬‬ ‫ﻋﻠَﻲ َﻗﺒْ ٍﺮ‬ ‫ﺟ َﺒﺎ َء ُﻩ َ‬ ‫ﺳﱠﻠ َﻢ ِ‬ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ‬ ‫ﷲ َ‬ ‫ﺻﱠﻠﻰ ا ُ‬ ‫ﻲ َ‬ ‫ب اَﻟ ﱠﻨ ِﺒ ﱢ‬ ‫ﺾ َاﺻْﺤَﺎ ِ‬ ‫ب َﺑﻌْ َ‬ ‫ﺿ َﺮ َ‬ ‫ل َ‬ ‫َﻗﺎ َ‬ ‫ﻚ ﺣَﺘﱠﻰ‬ ‫ﺳﻮْرَةٌ َاﻟْ ُﻤﻠْ ُ‬ ‫ﺐ َاﻧﱠ ُﻪ ﻗَﺒْﺮٌ َﻓﺎِذَا َﻗ َﺒ َﺮ ِاﻧْﺴَﺎنٌ َﻳﻘْ َﺮ ُء ُ‬ ‫ﺴ ُ‬ ‫‪َ ،‬و ُه َﻮ ﻟَﺎ َﻳﺤْ َ‬ ‫ﷲ ‪،‬‬ ‫ل ا ُ‬ ‫ﺳﻮْ ُ‬ ‫ل‪ ‬ﻳَﺎ َر ُ‬ ‫ﺳﱠﻠ َﻢ َﻓﻘَﺎ َ‬ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ‬ ‫ﷲ َ‬ ‫ﻰ ا ُ‬ ‫ﻲ ﺻَﻠ ﱠ‬ ‫ﺧ َﺘ َﻤﻬَﺎ ‪ ،‬ﻓَﺎﺗَﻰ اﻟ ﱠﻨِﺒ ﱡ‬ ‫َ‬ ‫ﺐ َا َﱠﻧ ُﻪ ﻗَﺒْﺮٌ ‪َ ،‬ﻓِﺎذَا ِاﻧْﺴَﺎنٌ َﻳﻘْ َﺮ ُء‬ ‫ﺴ ُ‬ ‫ﻻ َاﺣْ َ‬ ‫ﻰ َﻗﺒْ ٍﺮ َواَﻧَﺎ َ‬ ‫ﺧﺒَﺎ ِءيْ ﻋَﻠ َ‬ ‫ﺖ ِ‬ ‫ﺿ َﺮﺑْ َ‬ ‫َ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ ا ُ‬ ‫ﷲ َ‬ ‫لا ُ‬ ‫ﺳﻮْ َ‬ ‫ل َر َ‬ ‫ﺧ َﺘ َﻤﻬَﺎ ‪َ ،‬ﻓﻘَﺎ َ‬ ‫ﻰ َ‬ ‫ك ‪ ،‬ﺣَﺘ ﱠ‬ ‫ﻚ ‪‬ﺗَﺒَﺎ َر َ‬ ‫ﺳﻮْرَةٌ َاﻟْ ُﻤُﻠ ُ‬ ‫ُ‬ ‫ب َاﻟْ َﻘﺐْ‬ ‫ﻋﺬَا ِ‬ ‫ﺠﻴْ ِﻪ ِﻣﻦْ َ‬ ‫ﺠ َﻴ ُﺔ ‪ُ ،‬ﺗﻨْ ِ‬ ‫ﻲ َاﻟْ ُﻤﻨْ ِ‬ ‫ﻲ اَﻟﻤََْﺎ ِﻧﻌَﺔ ُ‪ِ ،‬ه َ‬ ‫ﺳﱠﻠ َﻢ ‪ِ ‬ه َ‬ ‫ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ‬ ‫َ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫س‬ ‫ﻋ ﱠﺒﺎ ٍ‬ ‫ﻦ َ‬ ‫ِاﺑْ ِ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﺠﻮْ َزا ِء‬ ‫َا ِﺑﻲ اﻟ َ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫َا ِﺑﻴْ ِﻪ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻋ َﻤ ُﺮو ﺑْ ُ‬ ‫ﻦ ُ‬ ‫َﻳﺤْ َﻴﻰ ﺑْ ُ‬ ‫ﻚ اﻟ ﱡﻨﻜْ ِﺮي‬ ‫َﻣِﺎﻟ ُ‬ ‫ﺣﺪﺛﻦ‬ ‫ﻚُ‬ ‫ﻋﺒْ ُﺪ اﻟ ُﻤﻠْ ُ‬ ‫ﻦ َ‬ ‫ﺤ ﱠﻤ ُﺪ ﺑْ ُ‬ ‫ُﻣ َ‬ ‫ﺣﺪﺛﻦ‬ ‫ي‬ ‫اﻟ ﱢﺘﺮْ ِﻣ ِﺬ ﱡ‬ ‫‪77‬‬ ‫‪Skema Hadis IV‬‬ ‫ﺣﺘﱠﻰ َﻳﻘْ َﺮ َء َاَﻟﻢْ‬ ‫ﻻ َﻳﻨَﺎ ُم َ‬ ‫ن َ‬ ‫ﺳﱠﻠ َﻢ آَﺎ َ‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﻋَﻠﻴْ ِﻪ َو َ‬ ‫ﷲ َ‬ ‫لا ِ‬ ‫ﺳﻮَْ َ‬ ‫ن َر ُ‬ ‫‪ِ ،‬ا ﱠ‬ ‫ﻚ‬ ‫ك َاﱠﻟ ِﺬيْ ِﺑَﻴ ِﺪ ِﻩ ِاﻟْ ُﻤﻠْ ُ‬ ‫َﺗﻨْ ِﺰﻳْﻞٌ‪َ ،‬و َﺗﺒَﺎ َر َ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﺟﺎ ِﺑ ٍﺮ‬ ‫َ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫َا ِﺑﻲْ اﻟ ﱡﺰ َﺑﻴْ ِﺮ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﺳَﻠﻴﻢ‬ ‫ﻦ َا ِﺑﻲْ ُ‬ ‫ﺚ ﺑْ ُ‬ ‫َﻟﻴْ ُ‬ ‫روي‬ ‫ي‬ ‫اﻟ ِﺘﺮْ ِﻣ ِﺬ ﱡ‬ ‫‪78‬‬ ‫‪ِSkema Hadis v‬‬ ‫ﻦ ﺣَﺴَﻨَﺔ‬ ‫ﺴﺒْ ِﻌﻴْ َ‬ ‫ن َِﺑ َ‬ ‫ﺳﻮْرِةٌ ِﻓﻲْ َاﻟْ ُﻘﺮْﺁ ِ‬ ‫ن ُآﻞﱡ ُ‬ ‫ﻀﻠَﺎ ِ‬ ‫َﻳﻔْ ِ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫س‬ ‫ﻃﺎ ُو ٍ‬ ‫َ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﺳَﻠﻴﻢ‬ ‫ﻦ َا ِﺑﻲْ ُ‬ ‫ﺚ ﺑْ ُ‬ ‫َﻟﻴْ ُ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ض‬ ‫ﻋﻴَﺎ ُ‬ ‫ﻦ ِ‬ ‫ﻞ ﺑْ ُ‬ ‫ﻀﻴْ ُ‬ ‫ُﻓ َ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﻦ ِﻣﺴْﻌَﺎ ٍر‬ ‫ُه َﺮﻳْ ُﻢ ﺑْ ُ‬ ‫ﺣﺪﺛﻦ‬ ‫ي‬ ‫اﻟ ِﺘﺮْ ِﻣ ِﺬ ﱡ‬ ‫‪79‬‬ ‫‪Skema Hadis VI‬‬ ‫س‬ ‫ﻋ ﱠﺒﺎ ٍ‬ ‫ﻦ َ‬ ‫ِاﺑْ ِ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﺣﺪﺛﻦ‬ ‫ﺣﺪﺛﻦ‬ ‫ﻄﺒْ َﺮ ِﻧﻲْ‬ ‫اﻟ ﱠ‬ ‫‪80‬‬ ‫‪Skema Hadis VII‬‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﻚ‬ ‫ﻦ َﻣﺎِﻟ ُ‬ ‫ﺲ ﺑْ ِ‬ ‫ًَأ َﻧ ٍ‬ ‫اﻟ ﱡﺰهْ ِﺮيْ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﺐ‬ ‫ﺴﺎ ِﺋ ُ‬ ‫ﻦ اﻟ ﱠ‬ ‫ت ﺑْ ِ‬ ‫ُﻓ َﺮا ِ‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﺗﺮﻳﺦ اﺑﻦ ﻋﺴﺎآﺮ‬
Berikutini pengertian bersyukur, manfaat, bentuk, dan contoh. Bersyukur adalah mengungkapkan rasa terima kasih kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan. Berkat rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang agar kamu beristirahat pada malam hari, agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari), dan agar kamu bersyukur kepada
Rahmat dan Karunia Terbesar Itu Bernama al-Qur’an يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ﴿٥٧﴾ قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ ﴿٥٨﴾ “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan“. Qs. Yunus [10]57-58. Ketika kaum Muslimin berhasil membuka negeri Iraq pada masa pemerintahan Amirul Mu’minin Umar bin Khathab radhiyallahu anhu, mereka memperoleh berbagai ghanimah rampasan perang. Ketika kharaj Iraq diserahkan kepada Umar bin Khatab radhiyallahu anhu sebagai Khalifah, beliau keluar bersama budaknya untuk menerima Kharaj tersebut. Beliau mulai menghitung Onta hasil rampasan perang yang dipimpin oleh Sa’ad bin Abi Waqqash ini ternyata jumlahnya sangat banyak, sembari menghitung beliau terus menggumamkan puji dan syukur pada Allah. “Alhamdulillah Lillahi Ta’ala”, ucapnya. Menyambut sikap ini budak beliau mengatakan, “Ini adalah fadhl karunia Allah dan rahmat-Nya”. “kamu berdusta”, sambut Umar. “Bukan ini”, lanjutnya. Karunia dan rahmat Allah yang sesungguhnya adalah yang dikatakan oleh Allah, “katakan! Dengan karunia Allah dan rahmat-Nyalah hendakanya mereka bergembira, ia lebih lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” Yunus [10]58. *** Fragmen di atas dikutip oleh Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya Tafsir al-Qur’an al-Adzim ketika menjelaskan tafsir ayat 57-58 surat Yunus yang dibahas dalam tulisan ini. Melalui penggalan kisah ini pula Amirul Mu’minin mengajari kita bagaimana menempatkan perbandingan antara kekayaan materi duniawi dengan karunia Allah berupa ni’mat Al-Qur’an pada posisi yang adil. Bahwa nikmat al-Qur’an lebih baik dari berbagai sisi dibanding seluruh perbendaharaan dunia dengan segala pernak-perniknya yang fana dan akan hilang. Senada dengan Amirul Mukminin sahabat Abu Sa’id al Khudri radhiyallahu anhu dan turjumanul Qur’an, Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma juga memaknai karunia Allah fadhlu[i]llah dalam ayat di atas dengan al-Qur’an. Sehingga makna ’qul bifadhillahi wa bihamatihi . . . “, hingga ujung ayat bermakna, “Sampaikanlah –wahai Rasul kami- kepada mereka semua dan perintahkanlah mereka untuk bergembira dengan Islam dan syariatnya dan bergembiralah dengan al-Qur’an dan ilmu-ilmunya”. Aisarut Tafasir, 3/569. Oleh sebab itu Allah menyuruh Nabi-Nya agar memerintahkan kepada manusia untuk bergembira dengan karunia al-Qur’an tersebut, sebab ia mengandung unsur penting yang dibutuhkan manusia dalam menjalani kehidupan dunia ini, yaitu 1 mau’idzah nasehat dan pengajaran, 2 syifa penawar dan penyembuh berbagai penyakit dalam dada, 3 huda[n] petunjuk, dan 4 rahmat. Ma’idzah Nasehat dan pelajaran Inilah unsur dan sifat pertama yang dikandung oleh al Qur’an yang disebutkan pada ayat di atas. Secara harfiah mau’idzah berarti nasehat dan pelajaran. Penulis Kitab At-Tafsir al-Wajiz menyebutnya sebagai nasehat yang mendalam dan menyentuh serta mengandung wasiat pesan untuk melakukan kebaikan dan mengikuti kebenaran serta menjauhi keburukan dan kebatilan. Menurut Imam Ibnu Katsir, makna Qur’an sebagai nasehat dan pelajaran adalah, “zajir anil fawahisy; melarang dari perbuatan keji”. Tafsir Al-Qur’an al-Adzim, 3/1380. Syekh As Sa’di menambahkan penjelasan yang lebih rinci tentang makna mau’idzah yang diperankan oleh al-Qur’an, yakni menasehati dan memperingatkan dari berbagai amal perbuatan yang mengundang murka Allah dan berkonsekuensi pada turunnya adzab-Nya dengan disertai penejelasan akan dampak buruk dan mafsadat dari perbuatan tersebut”. Lih, Tafsir As Sa’di, hlm. 213-214. Sebagai kalamullah atau kitab suci yang bersumber dari Allah Rabbul alamin, metode Al-Qur’an dalam menasehati dan mengajari manusia untuk melakukan kebaikan, mengikuti kebenaran, serta meninggalkan perbuatan buruk dan keji yang mengundang murka, siksa dan adzab Allah adalah metode yang sesuai dengat tabiat dan kecenderungan jiwa manusia. Yakni melalui tadzkir peringatan, targhib motifasi, dan tarhib ancaman, sebagaimana dikatakan oleh para Ahli Tafsir diantaranya Imam Ath-Thabari, Asy-Syaukani, Az Zuhali, dan yang lainnya. Selain dalam ayat ini, fungsi dan peran al-Qur’an sebagai mau’idzah diterangkan pula dalam ayat lain diantaranya surat Ali Imran ayat 138 dan An-Nur ayat 34; هَٰذَا بَيَانٌ لِّلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِّلْمُتَّقِينَ ﴿١٣٨﴾ Al Quran ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Qs. Ali Imran[3] 138. وَلَقَدْ أَنزَلْنَا إِلَيْكُمْ آيَاتٍ مُّبَيِّنَاتٍ وَمَثَلًا مِّنَ الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلِكُمْ وَمَوْعِظَةً لِّلْمُتَّقِينَ ﴿٣٤﴾ Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penerangan, dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Qs. An-Nur[24]34. Syifa’ ; Penawar dan Penyembuh Sifat al-Qur’an berikutnya yang disebutkan dalam ayat di atas adalah asy-Syifa. Penawar atau penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam dada. Menurut para Mufassir bahwa makna dada dalam ayat ini adalah hati. Sehingga mereka menafsirkan bahwa fungsi dan peran Al-Qur’an sebagai syifa’ penawar dan penyembuh adalah, “obat penyembuh dari penyakit syubhat dan keragu-raguan”. Tafsir Ibn Katsir,3/1380. Artinya, “Al-Qur’an menghilangkan berbagai kotoran rijs dan daki yang ada di dalamnya”. Senada dengan Ibnu Katsir, Syekh As Sa’di juga mengatakan bahwa, “Al-Qur’an ini merupakan penawar bagi penyakit yang ada di dalam dada hati berupa penyakit-penyakit syahwat yang menghalangi ketundukan pada Syariat dan penyembuh dari penyakit syubhat yang menggerogoti ilmu dan keyakinan. Karena di dalam al-Qur’an ini terdapat mau’idzah nasehat dan pelajaran, targhib wat tarhibmotifasi dan gertakan, wa’d wal wa’id janji dan ancaman yang kesemua itu membuat seorang hamba memiliki sikap raghbah dan rahbah. Tafsir As Sa’diy, hlm. 367. Jadi syifa yang dikandung oleh Al-Qur’an meliputi kesembuhan bagi penyakit hati berupa syubhat, jahalah kebodohan, pendapat atau pandangan yang keliru al-ara al-fasidah, penyimpangan yang buruk, serta maksud dan tujuan yang jelek. Al-Qur’an adalah obat semua penyakit hati tersebut. “Karena Al-Qur’an mengandung ilmu yang meyakinkan yang menghapuskan setiap kerancuan syubhat dan kebodohan jahalah. Selain itu al-Qur’an juga mengandung nasehat dan peringatan yang menghapuskan setiap syahwat yang menyelisihi perintah Allah”. Dari penjelasan Ibn Katsir dan Syekh As Sa’di di atas disimpulkan, kata ’syifa lima fis Shudur” mencakup makna bahwa al-Qur’an adalah penyembuh bagi apa yang ada di dalam hati dan jiwa manusia berupa penyakit syahwat dan syubhat yang merupakan bibit utama penyakit hati. Buya Hamka mengistilahkannya dengan, “Sesuatu kumpulan dari resep-resep rohani”, Tafsir Al-Azhar, 11/237 . Meskipun demikian tak dapat dinafikan pula bahwa fungsi Al-Qur’an sebagai penyembuh juga mencakup penyakit fisik atau badan, sebagaimana dikandung oleh keumuman kata syifa dalam ayat lain yang juga menyebukan fungsi al-Qur’an sebagai syifa. Selain ayat ini ada beberapa ayat lain yang menyebut al-Qur’an sebagai syifa’ yaitu; surah Al-Isra ayat 82 dan Fushilat ayat 44. Syekh As-Sa’di ketika menafsirkan kata Syifa pada kalimat, “katakan, bagi orang beriman al-Qur’an itu adalah huda petunjuk dan syifa penyembuh” mengisyaratkan bahwa kesembuhan melalui al-Qur’an mencakup penyakit badan amradh badaniyah dan penyakit hati amradh badaniyah. Proses dan cara penyembuhan penyakit badan dengan al-Qur’an disebut dengan ruqyah. Mengobati suatu penyakit dengan bacaan al-Qur’an bukan sesuatu yang baru. Sebab para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah meruqyah seorang yang keracunan hewan berbisa dengan bacaan surat Al-Fatihah. Penunjuk dan Pemandu Jalan Dalam ayat ini al-Qur’an disebut juga sebagai huda[n] yang berarti petunjuk. Al-Qur’an adalah pemandu atau pelopor, untuk menempuh semak belukar kehidupan ini , supaya kita jangan tersesat. Sebab baru sekali ini kita datang ke dunia ini . Jangan sesat dalam i’tikad dan kepercayaan , jangan salah dalam amal dan ibadat. tafsir Al-Azhar, 11/239. Menurut Syekh As Sa’di makna hudan adalah mengetahui kebenaran dan mengamalkannya. Artinya al-Qur’an sebagaimana dikatakan oleh Buya Hamka adalah panduan, pedoman, petunjuk untuk mengenali kebenaran sekaligus panduan dan tuntunan dalam mengamalkan kebenaran tersebut. Sebab Al-Qur’an menuntun ke jalan yang lurus dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat sehingga mereka yang berpedoman dengan al-Qur’an memperoleh hidayah sempurna dari Allah Ta’ala. Bila kita amati ayat-ayat yang menyebutkan al-Qur’an sebagai hudan petunjuk kita temukan bahwa bahwa al-Qur’an kadang disebut sebagai hudan Lin Nas petunjuk bagi manusia, atau petunjuk bagi orang-orang beriman, atau hudan Lil Muttaqin petunjuk bagi orang bertakwa. Karena meman pada asalnya al-Qur’an merupakan petunjuk bagi seluruh manusia, akan tetapi orang-orang kafir tidak mengindahkan petunjuk al-Qur’an sehingga mereka tidak memperoleh sama sekali manfaat al-Qur’an. Bahkan bagi orang kafir al-Qur’an justru menambah kerugian mereka karena sikap durhaka mereka terhadap al-Qur’an. Rahmat Fungsi keempat bagi al-Qur’an adalah sebagai rahmat, yaitu karunia berupa kasih sayang, kebaikan, dan pahala di dunia dan akhirat. Menurut Buaya Hamka ini hasil dari urutan tiga pertama mau’idzah, syifa’, dan hudan. Menurutnya bila ajaran Allah dipegag teguh, al-Qur’an dijadikan sebagai obat hati penawar dada, dan dijadikan petunjuk dalam perjalanan hidup, pasti akan merasakan rahmat Ilahi bagi diri, rumah tangga, dan masyarakat. Semakna dengan pendapat Buya Hamka di atas Syekh As Sa’di juga mengatakan bahwa bila seseorang memperoleh hidayah, maka ia berhak mendapat rahmat yang berasal dari hidayah tersebut. Sehingga ia meraih kebahagiaan saa’dah kesuksesan falah, keberuntungan ribh, keselamatan najah, kesenangan farh, dan kegembiraan surur. Akan tetapi karunia Allah berupa hidayah dan rahmat kasih sayang Allah sebagai bagian dari fungsi al-Qur’an hanya diperuntukan bagi orang-orang beriman. Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Katsir, “Hal itu hidayah dan rahmat hanya berlaku bagi orang-orang beriman yang mengimani, mempercayai, dan meyakini al-Qur’an beserta isi kandungan yang terdapat di dalamnya” Tafsir Ibn Katsri, 3/1380. Oleh karena itu untuk mempeoleh pelajaran, kesembuhan, petunjuk, dan rahmat dari al-Qur’an hendaknya kita mengimani, mempelajari, mengamalkan, dan mendakwahkan al-Qur’an. Semoga Allah merahmati kita dengan al-Qur’an, menjadikannya sebagai imam, cahaya, dan rahmat bagi kita. Allahumma bil qur’an, waj’alhu lana imama[an], wa nura[n], wa huda[n], wa rahmah. [Cikempong, 22/11/2016.
Berikutpengertian perilaku konsumen menurut American Marketing Association: "Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis dari pengaruh, kesadaran, perilaku, dan lingkungan di mana seseorang melakukan pertukaran aspek kehidupan." Baca juga: Perilaku Konsumen: Pengertian dan Manfaat Mempelajarinya.
Pengertian Rahmat dan Karunia Allah dalam Al-Qur'an - Rahmat terdiri dari tiga huruf râ’, hâ’, dan mîm. Menurut Ibnu Faris dalam Maqâyîs al-Lughah setiap kata Arab yang berakar dari tiga huruf râ’, hâ’, dan mîm memiliki arti dasar kelembutan, kehalusan dan kasih sayang’. Sedangkan menurut al-Ashfihani dalam Mufradât Alfâdzh al-Qur’an, kata rahmat berarti kelembutan yang menuntut berbuat baik kepada yang disayangi’. Terkadang rahmat hanya khusus berarti kelembutan’. Kadang juga hanya berarti berbuat baik’. Pada dasarnya rahmat kasih sayang itu berasal dari Tuhan Maha Pengasih Penyayang al-Rahmân al-Rahim. Allah Swt. adalah sumber rahmat kasih sayang yang tersebar di alam semesta ini. Allah Swt mewajibkan bagi diri-Nya sendiri sifat rahmat kasih sayang QS al-Anʻam [6] 12. Dalam Shahîh al-Bukhârî melalui jalur Abu Hurairah ra, Nabi Besar Muhammad Saw. pernah menyatakan, pada hari penciptaannya, Allah swt menciptakan 100 seratus rahmat kasih sayang. 99 rahmat kasih sayang masih dipegang oleh Allah swt untuk disimpan. Hanya satu rahmat saja yang disebarkan oleh Allah Swt. bagi seluruh makhluknya. Sementara menurut Shahîh Muslim dari Salman al-Farisi, satu rahmat itu disebar di muka bumi sehingga cukup bagi seorang ibu menyayangi anaknya dan semua makhluk baik manusia, burung, semua jenis hewan dan jin dapat mengasihi satu sama lain. Lalu 99 rahmat sengaja ditahan oleh Allah Swt. untuk memberi rahmat bagi seluruh hamba-Nya pada hari kiamat. Sebagaimana umumnya sejumlah kata-kata yang termuat al-Quran mempunyai makna lebih dari satu atau sering disebut dalam ilmu tafsir dan al-Quran sebagi musytarak lafdzhî. Dalam al-Quran, kata rahmat disebutkan sebanyak 145 kali. Kesemuanya mempunyai beragam makna sesuai dengan konteks pembicaraannya. Setidaknya tidak kurang dari 14 makna bagi rahmat. Diantaranya sebagai berikut Pertama, rahmat bermakna agama Islam. Makna ini bisa kita dapati dalam QS al-Insan [76] 31, QS al-Syura [42] 8, QS al-Fath [48] 25, QS al-Baqarah [2] 105, dan QS Ali Imran [3] 74. Arti pertama ini secara langsung menyiratkan sebuah pesan bahwa agama Islam itu ada untuk rahmat kasih sayang’ terhadap alam semesta. Sehingga tidaklah heran jika kita sering mendengarkan jargon Islâm Rahmatan lil ʻÂlamîn. Menariknya kata rahmat yang berarti Islam ini pasti bersandar pada kata ganti orang ketiga yang kembali kepada Allah swt, sehingga pasti berarti rahmat-Nya. Jadi agama Islam adalah salah satu bentuk kasih sayang-Nya swt. Kedua, rahmat bermakna surga. Salah satu kasih sayang rahmat Allah Swt. adalah surga. Bahkan secara jelas dalam riwayat Ahmad dari Jabir dan Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw menegaskan bahwa penduduk surga dapat masuk surga semata-mata hanya karena rahmat-Nya. Kata rahmat dalam al-Quran yang berarti surga bisa kita jumpai dalam QS Ali Imran [3] 107, QS al-Nisa’ [4] 175, QS al-Jatsiyah [45] 30, QS al-Baqarah [2] 218 dan QS al-ʻAnkabut [29] 23. Ketiga, rahmat berarti hujan. Barangkali sering mendengar ungkapan hujan merupakan rahmat Tuhan. Bisa jadi itu benar adanya, sebab dalam berbagai riwayat sangat dianjurkan untuk banyak berdoa saat hujan turun. Saat turun hujan merupakan salah satu waktu mudah untuk dikabulkannya doa. Tentu keterkaitan antara rahmat dengan terkabulnya sangatlah erat. Selain itu hujan adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah swt bagi sebagian besar makhluknya mulai tanah, manusia, tumbuhan hingga hewan. Keberlangsungan kehidupan mereka semua bergantung pada air yang diturunkan oleh-Nya. Kata rahmat yang berarti hujan dalam al-Quran antara lain QS al-A’raf [7] 57, QS al-Furqan [25] 48, QS al-Syura [42] 28, QS al-Rum [30] 50, dan QS al-Rum [30] 46. Keempat, rahmat berarti kenabian. Keberadaan seorang nabi menjadi kebutuhan umat manusia dalam lintas masa. Kedatangan nabi menjadi sebuah rahmat bagi alam semesta khususnya manusia untuk keluar dari kegelapan hati dan akal. Ada dua kata rahmat yang berarti nabi yakni QS Shad [38] 9, QS al-Zukhruf [43] 32. Kelima, rahmat bermakna nikmat. Senada dengan keterangan al-Ashfihani, jika rahmat disandarkan pada Allah swt maka berarti nikmat dan karunia-Nya. Sedangkan jika disandarkan pada manusia dan makhluk berarti kelembutan dan kasih sayang. QS Maryam [19] 2, QS al-Kahf [18] 65. Keenam, rahmat berarti al-Quran. Sebagaimana keberadaan nabi membawa rahmat, al-Quran turun membawa rahmat bagi semua terkhusus bagi umat Mukmin yang takwa. Seperti dalam QS al-Isra’ [17] 82, Kami turunkan dari al-Quran sesuatu yang dapat menyembuhkan dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Sama halnya dalam QS Yunus [10] 58, dan QS Yusuf [12] 111. Ketujuh, rahmat bermakna rezeki. Seperti dalam QS al-Isra’ [17] 100, Katakanlah jikalau kalian memiliki simpanan rezeki Tuhanku. Begitu halnya dalam QS Fathir [35] 2, QS al-Isra’ [17] 28, QS al-Kahf [18] 16 dan QS al-Kahf [18] 10. Kedelapan, rahmat berarti pertolongan dan kemenangan. Seperti dalam QS al-Ahzab [33] 17, Katakanlah apakah ada yang mampu menjaga kalian dari ketentuan Allah, jika Dia menghendaki keburukan kekalahan bagi kalian atau menghendaki rahmat pertolongan dan kemenangan. Kesembilan, rahmat bermakna sehat & afiyat. Seperti dalam QS al-Zumar [39] 38, Jika Allah menghendaki bagiku kesehatan rahmat apakah ada yang dapat menghalangi kesehatan rahmat dari-Nya. Kesepuluh, rahmat berarti cinta. Seperti dalam QS al-Hadid [57] 27, Kami telah menjadikan belas kasih dan cinta rahmat dalam hati-hati orang-orang yang mengikutinya. Begitu juga dalam QS al-Fath [48] 29. Kesebelas, rahmat bermakna keimanan. Contohnya dalam QS Hud [11] 28, Dia mendatangkan bagiku keimanan rahmat dari sisi-Nya. Sama halnya dalam QS Hud [11] 63. Kedua belas, rahmat berarti taufik pertolongan untuk amal kebaikan. Seperti dalam QS al-Baqarah [2] 64, Kalau bukan karena karunia dan rahmat taufik Allah swt, kalian akan menjadi orang-orang merugi. Begitu juga dalam QS al-Nisa’ [4] 83, QS al-Nur [24] 10, QS al-Nur [24] 14, QS al-Nur [24] 20 dan QS al-Nur [24] 21. Ketiga belas, rahmat berarti Nabi Isa as. Ini dalam firman Allah Swt. QS Maryam [19] 21, Agar kami menjadi penciptaannya sebagai tanda-tanda bagi manusia dan rahmat dari kami. Keempat belas, rahmat bermakna Nabi Besar Muhammad saw. Seperti firman Allah swt QS al-Anbiya’ [21] 107, Tidaklah kami mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi semesta alam.[ Pencarian terkait orang yang mendapat rahmat allah contoh rahmat allah dan cara memperolehnya macam macam rahmat allah contoh rahmat allah kepada manusia hadits tentang rahmat allah 100 rahmat allah swt jelaskan cara agar kita dapat memperoleh ridha dari allah swt rahmat allah ada 100

MenurutAl-Junaid Al-Bagdadi (Pemadi, 2004), tasawuf adalah membersihkan hati dari sifat yang menyamai binatang dan melepaskan akhlak yang fitri, menekan sifat basyariah (kemanusiaan), menjauhi hawa nafsu, memberikan tempat bagi kerohanian, berpegang pada ilmu kebenaran, mengamalkan sesuatu yang lebih utama atas dasar keabadianNya, memberi nasihat kepada umat, benar-benar menepati janji

Pengertian Rahmat dan Karunia Allah dalam Al-Qur’an Islam Itu Indah - TERMINOLOGI ISTILAH RAHMAT DALAM AL QUR’AN Rahmat merupakan salah satu istilah yang banyak disebut dalam Al-Qur’an dan tergolong kedalam lafadz musytarak memiliki arti dan makna yang beragam diantaranya BERGEMBIRALAH DENGAN KARUNIA DAN RAHMAT ALLAH - Nasihat Sahabat Rahmat dan Karunia Terbesar Itu Bernama al-Qur’an - Wahdah Islamiyah Pengertian Rahmat dan Karunia Allah dalam Al-Qur’an Bergembira Sebab Karunia dan Rahmat Allah Yunus 58 - 14 Makna Rahmat dalam Alquran – Doa Memohon Rahmat dan Karunia Allah Swt. - Abu Syuja PERBEDAAN NIKMAT RAHMAT BERKAH KARUNIA Ustadz Dr. Musthafa Umar, Lc. MA - YouTube Bicara Hidayah - APA YANG DIMAKSUD DENGAN RAHMAT ALLAH Kata “rahmat” memiliki makna yang luas. Setiap pemberian Allah di alam ini, berupa materi atau non-materi disebut sebagai rahmat. Allah berfirman, مَا يَفْتَحِ APA BEDA “RAHMAT” DAN “KARUNIA”? - Ustadz Dr. Musthafa Umar, Lc. MA - YouTube Macam-Macam Arti Kata Rahmat Dalam Al-Qur’an 14 Makna Rahmat dalam Al-Qur’an Nur Karim – 4 Arti Kata Rahmah dalam Al-Qur’an, Bukan Cuma Kasih Sayang Bergembira Sebab Karunia dan Rahmat Allah Yunus 58 - Apakah Rahmat Allah Makna Rahmat dalam Al-Qur’an Al-Karim - PENASANTRI Keluasan Rahmat dan Kemurahan Allah dalam Khazanah Tasawuf Islam NU Online Mad Tamkin Arti, Hukum Bacaan dan Contohnya - 𝗔𝗠𝗔𝗟 𝗦𝗛𝗢𝗟𝗘𝗛 𝗔𝗧𝗔𝗨 𝗥𝗔𝗛𝗠𝗔𝗧 𝗔𝗟𝗟𝗔𝗛 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗠𝗘𝗡𝗬𝗘𝗕𝗔𝗕𝗞𝗔𝗡 𝗠𝗔𝗡𝗨𝗦𝗜𝗔 𝗠𝗔𝗦𝗨𝗞 𝗦𝗨𝗥𝗚𝗔? - Syaichona Memahami Arti Rahman dan Rahmat Allah Republika Online Makna Rahmat dalam Al-Qur’an Al-Karim - Untitled Mengenal Arti Alhamdulillah dan Penjelasannya, Ungkapan Syukur Atas Karunia Allah Jost Kokoh on Twitter “KARUNIA PENGERTIAN understanding Karunia ini membuka hati & budi akan kedalaman pengertian Kitab Suci, rahmat, pertumbuhan & kejelasan tujuan akhir, yaitu SURGA Dgn karunia ini, kita terdorong trs sayhafiz AL-QURAN - Besarnya karunia Allah pada manusia 116 ayat Pengertian Malam Nisfu Sya’ban Keutamaan dan Tata Cara Amalannya - Surat Ali Imran Ayat 132 Masuk Surga karena Rahmat Allah SWT atau karena Amal? - Islami[dot]co AL-QUR’AN a. Pengertian Al-Qur’an b. Pungsi Dan Peranan Al-Qur’an - ppt download Kasih Karunia, Rahmat, dan Damai Sejahtera 7 Cara Mendapat Rahmat Allah - Inilah Koran Surat Al Qashash ayat 73 Keutamaan Allah SWT Menjadikan Siang dan Malam makalah Manajemen Pengertian Fungsi dan Tujuh karunia Roh Kudus yang menuntun manusia ke Surga – Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir. Kata Pengantar Pengertian Uang PDF BERGEMBIRALAH DENGAN KARUNIA ALLOH DAN RAHMATNYA ! – Khilafah Islamiyah Tafsir Al-Qur’an Tematik Taufiq, Hidayah dan Inayah - DIALOG ILMU Berbahagia dengan Rahmat dan Karunia Allah Agama Makalah Final - [DOCX Document] Agama Makalah Final Pengertian Rahmat Allah Makalah konservasi - Hifha Rae — apa perbedaan Nikmat, karunia, dan Rahmat dari… SLHD Tahun 2012 Tangerang Al Wahhab Artinya Pengertian, Makna, Dalil dan Penjelasan Arti Asmaul Husna Al-Wahhab & Al-Azim Makna serta Teladannya Tetap Bersyukur di Masa Pandemi - Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam sambutan menteri agama pada peresmian balai latihan kerja Contoh kata pengantar Apa perbedaan dari berkah, karunia, pahala, rezeki, dan rahmat? - Quora Inayani DiMi — Waktu adalah nikmat, rahmat dan karunia Allah…. WSBM-Ekosistem Laut Kasus Hambalang - [PDF Document] KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh Puji dan syukur kita panjatkan kepada All i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat Rahmat dan Karunia Makalah hukum tata negara 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas tersele RAHMAT DAN NIKMAT DALAM AL-QURAN MENURUT HAMKA DALAM TAFSIF AL-AZHAR Contoh Kata Pengantar Islamologi Dendam تويتر \ Jost Kokoh على تويتر “HARI PERTAMA NOVENA ROH KUDUS 2020 JumatBerkah 22/5/2020 Datanglah, ya Roh Pencipta hati kami kunjungilah. Penuhi dengan rahmat-Mu jiwa kami ciptaan-Mu. Kau digelari Penghibur, karunia Allah Arti Al Wahhab Berikut Makna Mengamalkan Asmaul Husna, 3 Doa Memohon Ampunan dan Karunia Allah - Halaman all - Makalah ekologi pengertian-surat-undangan Blog Informasi Terkini Breaking Your Criminal Minds - Buku Motivasi Oleh Adnan Iskandar Shopee Indonesia Makna Rahmat dalam Al-Qur’an Al-Karim - PENASANTRI Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan Gembira dengan Karunia Allah dan RahmatNya – Nahimunkar Memahami Arti Rahman dan Rahmat Allah Republika Online modul-Flip eBook Pages 1 - 23 AnyFlip AnyFlip APA BEDA “RAHMAT” DAN “KARUNIA”? - Ustadz Dr. Musthafa Umar, Lc. MA - YouTube 4 Arti Kata Rahmat di Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI di DOC Iklan ony alek - Jelaskan maksud bahwa kemerdekaan Indonesia adalah rahmat Tuhan Yang Mahakuasa ! Jawabannya Kaidah Pertama Istiqamah Adalah Anugerah dan Karunia dari Allah - Belajar Islam KARUNIA ROH KUDUS MELALUI BAPTISAN - Cahaya Pengharapan Ministries Rahmat dan Ridho Allah SWT Sekolah Mutiara Bali Kata Pengantar Pengertian, Unsur, Cara Membuat dan Contoh Lengkap! PENGARUH FRAKSI VOLUME TERHADAP SIFAT MEKANIK CHOPPED FIBER COMPOSITE SERAT BEMBAN Donax Canniformis SKRIPSI PROGRAM STUDI S1 - Komkat SAKRAMEN Tanda Rahmat Allah Garuda - Garba Rujukan Digital Makalah Sepak Bola Kata Pengantar - Contoh Surat Inspire Group - DOA MOHON TUJUH KARUNIA ROH KUDUS oleh St. Bonaventura Kami mohon kepada Allah Bapa yang penuh belas kasih melalui Engkau, Putra Tunggal-Nya yang menjadi manusia demi keselamatan kami, yang Kata Pengantar Skripsi Ilmu Komunikasi – SKRIPSI Pencak Silat - [DOCX Document] Memahami Konsep Islam Rahmatan Lil’alamin - Selamat Datang di Website Resmi Pemerintah Daerah Kota Cimahi Apakah Rahmat Allah Realitas Rahmat Allah – Memohon Rahmat dan Karunia Allah Surat Al Kausar Bacaan Latin, Arti dan Keutamaannya Sholawat Nabi Memahami Isi dan Maknanya Lewat Bacaan Sholawat KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas terselesaik SISTEM PENDETEKSI KANTUK DENGAN DETEKSI SUARA MENGUAP MENGGUNAKAN METODE MEL FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENTS-VECTOR QUANTIZATION Soal Dan Jawaban Ekonomi Kelas 10 Koperasi - Kumpulan Contoh Surat dan Soal Terlengkap Pengertian Berkah atau Barokah Risalah Islam KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR - Direktorat Jenderal KPI Berkat vs Kutuk Halaman 1 - Apakah yang di maksud rahmat allah? Kemukakan tiga contoh rahmat allah swt itu dan jelaskan - Tolong dijawab ya kak please jangan asal asalan yg gk bisa jawab jangan jawab Rasulullahmenjawab, "Dan aku pun tidak, kecuali Allah melimpahkan rahmat-Nya." Lalu Imam Ash-Shawi menjawab, "Bahwasanya amal yang tersebut dalam ayat Al-Qur'an itu ialah amal yang disertai dengan fadhal (karunia Allah), sedangkan amal yang dimaksud dalam hadis Nabi itu ialah amal yang tidak disertai karunia Allah."(Tafsir Shawi II:75) Rahmatadalah karunia Allah yang dapat mendatangkan manfaat dan nikmat. Manusia akan mendapat rahmat dan nikmat dari bumi, laut, langit, dan segala isinya apabila manusia mau berusaha untuk memanfaatkan serta menggali manfaat-manfaat tersebut. Fungsi, Ciri, Klasifikasi dan Contohnya; Pengertian Kingdom Monera : Ciri, Klasifikasi Jenis
YaituAl Qurâ an. Ada pula yang mengartikan karunia dalam ayat tersebut dengan Al Qurâ an, sedangkan rahmat maksudnya adalah agama dan keimanan, serta beribadah kepada Allah, mencintai-Nya dan mengenali-Nya. Berupa perhiasan dunia dan kesenangannya. Berdasarkan ayat ini, maka nikmat Islam dan Al Qurâ an merupakan nikmat paling besar.
Wjj4.
  • trof7ojaa3.pages.dev/325
  • trof7ojaa3.pages.dev/173
  • trof7ojaa3.pages.dev/208
  • trof7ojaa3.pages.dev/391
  • trof7ojaa3.pages.dev/225
  • trof7ojaa3.pages.dev/19
  • trof7ojaa3.pages.dev/199
  • trof7ojaa3.pages.dev/351
  • trof7ojaa3.pages.dev/35
  • pengertian rahmat dan karunia